bab 5

579 65 1
                                    

"Gue cuma ngingetin aja sih."

Ganira memukul-mukul bantal dengan penuh emosi, dirinya kesal. Kenapa selama ini tidak menyadari kemiripan keduanya.

Apalagi tentang ucapan Faris tadi? Dia pasti sengaja mengatakan kejelekan adiknya sendiri agar Ganira berhenti suka pada Raden. Mana mungkin karena peduli padanya.

"Guwhh cuma ngingetin aja sihhhh." Ganira menirukan gaya bicara Faris tadi dengan mulut seperti ikan koi. Lalu berdecak sebal.

"Bodo amat ah! lagian gue kan cuma ngagumin Raden. Gak berharap lebih."

Seperti itulah perempuan, mereka akan tetap ngeyel untuk menyukai seseorang dan menulikan telinga tentang keburukan orang yang mereka sukai. Kecuali mereka melihat dengan mata kepala sendiri dan merasakan sebegitu buruknya orang itu barulah mereka menyesal, lalu menjahui dan berakhir ilfil.

Oleh sebab itu, sebelum Fase ilfill terjadi. Ganira dengan gencar membuat momen-momen kecil kepada Raden. Seperti menatapnya, lalu berharap di tatap balik. Setelah itu saling melihat story media sosial masing-masing, atau yang lebih baik lagi, chattingan.

Jujur saja, Ganira memang menyukai Raden. Hanya sebatas kagum, entahlah semenjak melihat senyuman Raden di parkiran beberapa waktu lalu bisa membuatnya terpesona.

Dari pada di jadikan pacar, Ganira malah hanya ingin dekat dengannya. Sebagi teman, atau mungkin sahabat dekat. Main bareng, ngobrol bareng dan kemana-mana bareng. Tapi hanya sebatas itu, teman. Tidak lebih.

Karena Ganira sadar diri saja sih, Sekelas Raden mana mau pacaran dengannya. Sebagai teman pun, rasa-rasa nya tidak mungkin.

Apalagi Fakta, Faris adalah saudara Raden. Seperti Ganira harus bertanya mereka saudara kandung apa bukan. Walaupun kalau di lihat sekilas saja harusnya orang tau mereka layaknya anak kembar.

Lalu apa Raden tau, kakaknya tinggal di rumah Ganira? bahkan sampai-sampai membiayai semua keuangannya. Ganira memijit pelipisnya sendiri, bahkan gadis itu tidak tahu, bagaimana kabar orang tua Faris. Entah mereka tau atau tidak.

Namun sempat terfikir di benaknya, bahwasanya, Faris kabur dari rumah.

Ingin bertanya langsung dengan Faris, tapi selalu di jawab oleh kemesumannya. Membuat Ganira harus berfikir beberapa kali untuk bertanya.

Sudahlah dari pada memikirkan itu, mending Ganira melakukan hal lain.

Dia pun membuka ponselnya, "Sebelum itu, gue harus satu kontak dulu sama Raden."

Gadis itu pun menekan nomor Raden yang masih belum dia simpan, yang dia dapat dari temannya. Lalu mengetik pesan dengan cepat.

Raden

p
sv ganira

Ganira langsung jungkir balik di atas kasur, setelah sekian lama akhirnya dia berani untuk chat duluan. Hingga hampir setengah jam menunggu balasan dari Raden, notifikasi berbunyi.

ganira siapa?

Perempuan itu menggigit telunjuknya, "Gara-gara gue ngecrusin dia, berasa kek saling kenal. Padahal aslinya mah enggak." Lalu menghela nafas.

anak merdeka kencana

kelas?


Ganira pun langsung keluar dari aplikasi tanpa membuka roomchat Raden terlebih dahulu, apalagi membalasnya. Dirinya terlanjur tak bertenaga lagi untuk membalas.

Sambil mengigit bibir bawahnya, "Udah deh, kapan-kapan aja balesnya. Nunggu mental gue penuh lagi."

****

Thanks ExpressionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang