bab 14

662 64 5
                                        

"Tumben pake mobil." Ujar Ganira sedetik setelah duduk di sebelah Faris yang mulai menjalankan mobil suv di balik kemudi.

"Malem ini nginep di rumah orang tua gue. Jadi berapa barang lo, gue bawa."

"Hah?" Mulut Ganira terbuka, meyakinkan dirinya bahwa tidak salah dengar.

"Cuma sehari doang, besok malem kita balik." Lanjut Faris memperjelas, perempuan itu pun seketika sadar bahwasanya kupingnya masih berfungsi.

Ganira lantas menepuk kepalanya tak habis pikir, "Kok mendadak sih? kenapa gak bilang dari tadi. Mana gue belum siap-siap, mandi belum, dandan apa lagi. Masa udah mau ketemu orang tua lo aja. Yang ada mereka malah gak setuju lo pacaran sama gue!" lalu Bibir gadis itu mencabik kesal sebab penampilan kucelnya membuat dia tak siap bila bertemu orang tua Faris.

"Maksudnya pacar pura-pura." Koreksi Ganira saat melirik Faris yang malah menyeringai. Mulut sialan, kan malu jadinya.

"Beneran juga gak apa-apa."

Ganira hanya berdecih menutupi rasa salah tingkahnya.

Lalu Faris kembali berucap, "Siap-siapnya di apartemen gue."

Mata Ganira membola lalu menatap Faris lurus-lurus, "Apartemen? lo juga punya apartemen sendiri!?"

Faris mengangguk tipis lalu mengakat alisnya, "Kenapa kaget gitu sih?"

Perempuan itu menghela nafas, " Lo sekaya apa sih Ris? mobil ada, apartemen ada. Curiga banget pasti rumah orang tua lo gede udah kaya istana kerajaan." Keluh Ganira dramatis.

"Rumahnya biasa aja sih. Lagian aset gue cuma 5 sisanya punya orang tua gue."

Mata Ganira menyipit, "Beneran biasa aja? awas ya kalo bohong lo harus ajak gue jalan-jalan pokoknya."

Faris yang menangkap kode tersebut terkekeh, "Bilang aja kalau mau ngedate sama gue."

"Apaan! orang gue minta jalan-jalan bukan ngedate."

"Staycation mau?"

"Heh! enak aja, gak boleh staycation sembarangan apalagi cuma berduaan."Cibir Ganira sinis. Melupakan apa yang terjadi beberapa hari ini.

"Terus apa bedanya sama gue yang tinggal di rumah lo?"

Gadis itu menggigit bibir lalu menggaruk kepalanya, "Lah, iya juga ya? oke, kalo boleh gue mau jalan-jalan ke Raja Ampat." Memang terkesan matre dan gak tau diri. Bukan siapa-siapa tapi banyak maunya. Ganira hanya memanfaatkan situasi, kapan lagi kan bisa jalan-jalan gratis ketempat impian kalo bukan karena Faris.

"Boleh. Tapi tunggu lo libur sekolah dulu."

Ganira tersenyum cerah, "Besok senen udah mulai ujian kok. berarti liburannya tinggal beberapa minggu lagi!"

"Hmm, udah tau ujian kok gak belajar?" Tanya Faris yang malah lebih fokus ke kata ujian.

"I-itu... gue belajar kok." Jawab Ganira ragu sendiri.

"Gue gak masalah kalo lo butuh bantuan gue buat ngajarin lo. Emang gak pinter-pinter banget sih, tapi lo bisa tanya ke gue soal MTK, fisika, sama kimia."

Ganira tak kuasa geleng-geleng, "Pantes orang tua lo ngebet jodohin lo. Udah ganteng, pinter udah pasti banyak yang mau sama lo!"

"Gue terima pujiannya."

Lalu Ganira mulai merebahkan tubuhnya kala obrolan ringan mereka terus berlanjut. "Kalo gue jadi lo, gue pasti lebih milih cewek yang lebih-lebih dari gue. Aneh aja, dari sekian banyak cewek cakep, bisa-bisanya gituloh lo malah dapetin gue."

Thanks ExpressionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang