Cheating

1.9K 67 20
                                    

🔞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🔞

"Sayang ...." seseorang berbisik tepat di telinga Yeri.

Wanita cantik itu tersenyum. Tangannya yang sedang memotong buah sempat berhenti ketika sebuah kecupan singkat menyapa leher jenjangnya.

Tubuh rampingnya menegang saat sebuah tangan melingkar di atas perutnya yang rata dan tangan yang lain meremas pelan dadanya.

"Jimiinh...." kedua mata Yeri memejam merasakan sensasi geli yang diberikan pria bermata sipit di belakangnya. "Stopph—"

"Aku tidak bisa berhenti sayang," bisiknya dengan suara yang semakin berat. "Letakkan dulu pisaumu." Jimin memberikan gigitan kecil pada cuping telinga Yeri. Membuat rambut-rambut halus di tubuh Yeri semakin meremang.

"Hanya sebentar...." ucapnya penuh gairah. "Aku janji."

"Kau tidak akan bisa sebentar. Lepas Jiiimm," Yeri berusaha menjauhkan kedua tangan Jimin yang mulai meraba seluruh titik tubuhnya.

"Cuma sebentar aku janji," Jimin menggigit kecil pundak Yeri yang hanya tertutup tali kecil.

"Eunghh...." Yeri meloloskan satu desahan saat Jimin mencubit ujung dadanya yang sudah mengeras. Dan itu berhasil membuat Jimin menyeringai nakal.

"Kita lakukan disini ya," pinta Jimin.

Dengan cepat Yeri menggeleng. "Tidak. Jangan!" Yeri mengiba.

Tapi Jimin adalah pria tampan yang keras kepala. Dia tidak akan mau mengalah dengan mudah. Jadi ketika Yeri berusaha keras melepaskan tubuhnya dari dekapan Jimin, pria itu juga berusaha lebih keras untuk menyentuh semua bagian tubuh Yeri yang mulai bereaksi.

"Aku ingin disini sayang...." lidahnya sudah bermain di telinga Yeri. Membuat Yeri mati-matian menahan desahan yang memaksa keluar dari bibir merahnya.

Tali kecil di pundak mulus Yeripun sudah melorot dari tempatnya.

"Kau tidak memakai bra? Nakal sekali."

Kedua tangan Jimin meremas dada polos tanpa penutup itu bergantian. Bahkan dress yang tadi menempel pada tubuh Yeri sudah ikut melorot ke bawah tanpa sempat Yeri tahan.

Yeri menyandarkan tubuhnya pada dada bidang Jimin. Kepalanya menengadah. Membuat leher jenjangnya menjadi santapan  yang bisa Jimin nikmati dengan bebas. Jimin tak berhenti mengecup dan menyesap lembut leher putih yang tersaji di depannya hingga membuatnya basah penuh dengan saliva yang tertinggal.

Kedua tangan Jimin sudah bergerak ke bawah meraba perut bawah Yeri. Gerakan lembut jari-jari Jimin yang penuh cincin membuat Yeri harus menggigit bibirnya.

"Wajahmu seksi sekali menahan nikmat seperti itu sayang," Jimin tersenyum senang.

Yeri yang sudah pasrah, menyerah pada Jimin sepenuhnya. Tubuhnya bahkan kini sudah polos tanpa sehelai kain. Panty tipisnya sudah tergeletak di lantai karena Jimin baru saja melepasnya.

LIMERENCE [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang