Of My Heart

332 35 34
                                    

(part of my ex)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(part of my ex)



🥀🥀🥀

Jimin terus memandangi wanita cantik yang sedang memunguti pakaiannya satu persatu dan mengenakannya dengan buru-buru. Rambut Yeri bahkan masih setengah basah. Biasanya Yeri akan sedikit bersantai sambil menunggu rambutnya kering. Tapi tidak dengan hari ini.

"Sayang biar aku keringkan dulu rambutmu," Jimin sudah akan menekan tombol on pada alat pengering rambutnya tapi urung karena Yeri menepis kedua tangannya. Hari ini tidak ada percakapan manis seperti biasa. Jimin juga kehabisan cara untuk menahan kepergian Yeri siang ini.

Seperti biasa, Jimin yang masih berada di Korea menjemput Yeri sepulang sekolah. Kemudian keduanya menuju rumah Jimin. Persis seperti sebelum-sebelumnya keduanya selalu bertemu setiap Jimin mneyempatkan diri untuk datang ke negara asalnya. Tapi ada yang berbeda. Yeri tidak seperti kemarin. Tidak ada Yeri yang banyak bicara dan ceria.

"Sayang ..." Jimin pusing melihat Yeri yang sejak kegiatan panas mereka selesai tidak memberikan reaksi apapun padanya. Yeri benar-benar bungkam setelah menyampaikan keinginannya.

"Tolong pikirkan lagi ..." Jimin terpaksa harus menahan tangan Yeri yang hendak melewatinya begitu saja. "Sayang!"

Langkah Yeri terpaksa berhenti. Ia menunduk beberapa saat dan melihat tangannya yang Jimin genggam dengan sepenuh hati.

"Say—"

"Jimin!" Yeri menyela lebih dulu. Ia memejam untuk beberapa saat, menarik nafasnya dalam-dalam kemudian menghelanya perlahan.

"Kita sudah sepakat kan? Ini yang terakhir," kata Yeri. Nafasnya tercekat hingga ia kesulitan menelan ludahnya sendiri.

Dengan sedikit keberanian, Yeri menyambut tatapan Jimin yang hangat. Manik cokelat favoritnya kini bukan miliknya lagi. "Kita sudah sepakat kan?" Yeri mengulang pertanyaannya.

"Aku tidak bisa." Jimin menggeleng lemah. Kedua matanya memerah serta berkaca-kaca. "Sejak awal kau adalah kekasihku Yeri. Sampai kapanpun—"

"Cukup!" sahut Yeri dengan suaranya yang sedikit bergetar. Wanita itu menahan air matanya yang sudah menggenang di pelupuk mata. Sorot kesedihan terlihat di kedua matanya yang cantik.

Jimin masih belum berniat melepaskan genggamannya pada tangan Yeri. Sekali lagi jemarinya mengusap punggung tangan Yeri. Genggamannya mengerat sampai akhirnya Yeri sendiri yang menarik tangannya.

Lepasnya tangan rapuh itu bersamaan dengan jatuhnya air mata dari kedua sudut mata Jimin. Sebagai penanda bahwa hubungan keduanya benar-benar berakhir. Wanita cantik kesayangan Jimin itu benar-benar pergi.

LIMERENCE [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang