Pengantin Pengganti [2]

263 41 12
                                    

[Jimin Pov]

Aku berjalan mondar mandir di dalam kamarku. Ruang pribadi yang dipenuhi oleh foto Yena. Ponsel yang sejak tadi aku genggam belum juga berbunyi memberikan kabar tentang wanita yang sudah menghancurkan hatiku itu. Wanita yang dengan beraninya meninggalkan acara pernikahan kami yang tinggal menunggu jam.

"Bangsat!!" aku kembali mengumpat yang kesekian kalinya ketika kakiku tersandung kaki ranjang. Lantas aku duduk seraya menekan kepalaku dengan kedua tangan, meremas kasar rambutku yang tersisir rapih.

Manikku yang tajam kembali menatap barisan bingkai berwarna putih di dinding kamar. Bingkai yang berisikan foto wanita cantik yang anggun, tipe ideal seorang Jimin. Rambut panjang yang terawat, kulit yang putih bersih, serta tubuh yang ramping dan semampai.

Beberapa waktu lalu, wanita itu masih menempati tempat tertinggi di hatiku. Menjadi wanita satu-satunya yang ada di hatiku. Wanita yang selalu mendapat fasilitas kemewahan dariku. Tapi tidak lagi untuk sekarang.

Sejak dia menghilang di hari pernikahan kami, cinta itu hilang begitu saja. Yang tersisa hanya rasa benci dan muak. Mengingat begitu banyak pengorbanan yang aku lakukan untuk Yena dahulu. 

Lima tahun kami bersama hingga akhirnya aku memutuskan untuk menikahi gadis itu. Tapi siapa sangka lima tahun itu justru Yena gunakan hanya untuk menikmati kemewahan dariku saja. Yena tidak benar-benar mencintaiku. 

Pandanganku lantas terpaku pada setumpuk kain yang ada di sudut kaki ranjang. Kain sprei bekas penyatuanku dengan Yeri kemarin malam. Gadis yang dengan sengaja kupilih untuk menggantikan Yena sebagai pengantinku.

Gumpalan kain itu menjadi saksi akulah pria pertama yang memasuki Yeri. Aku pria pertama yang memecah kesuciannya. Dan aku bangga.

Yeri, adik perempuan Yena satu-satunya. Kini justru menanggung semua perbuatan kakaknya. Aku benar-benar melampiaskan kemarahanku pada gadis itu.

"Jim, ini adikku Yeri."

Di hari pertama Yena mengenalkan Yeri padaku aku tau gadis itu menyukaiku. Sikapnya yang selalu lembut denganku, selalu menurut jika aku meminta sesuatu. Yeri selalu menjadi yang nomor satu jika itu tentangku. Dia selalu bersedia melakukan apapun untukku. 

Sejak kecil kami selalu bersama. Hingga kami tumbuh dewasa dan aku menyadari ada perasaan yang berbeda saat bersama Yena. Aku jatuh cinta pada Yena bukan Yeri yang selalu memberikan perhatiannya padaku.

Gadis itu begitu terluka ketika menyaksikan sendiri bagaimana aku menyatakan perasaanku pada Yena. Bahkan ketika memintanya untuk menjadi kekasihku, aku tau Yeri mengalami kesakitan yang luar biasa. Tapi aku tidak peduli.

Semua kebaikan Yeri sejak kami kecil kuanggap hanya bentuk perhatian pada seorang teman. Tidak lebih. Walaupun aku tau gadis itu menyimpan perasaan untukku, tapi aku dengan sengaja mengabaikannya.

Tanpa sadar aku meremas ponsel yang sejak tadi kugenggam hingga menimbulkan kebas pada tangan kananku.

Detik berikutnya ponselku bergetar ketika ponsel itu hendak kulempar.

"Bagaimana? Bersama siapa dia?"

"Nona Yena berada di Makau bersama ..."

"Bersama siapa????" tanyaku tak sabaran.

Dan begitu terkejutnya aku ketika Hyun Ji, —staffku menyebutkan satu nama yang begitu ku kenal.

"Beraninya mereka bersenang-senang menggunakan hartaku. Urus semuanya. Tarik semua fasilitas milik Jihyun dan jangan tinggalkan satu koinpun untuknya.

Aku tersenyum puas setelah berhasil memiskinkan satu-satunya saudaraku. Adik kandungku, Jihyun.

"Aku ingin tau, setelah adikku miskin kau akan pergi kemana Yena!" Gumamku seraya melepas satu persatu pakaian yang melekat.

LIMERENCE [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang