He Is Jimin (3)

294 37 21
                                    

Stuck!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Stuck!

----------

Patah hati padahal tidak punya kekasih adalah hal terkonyol yang pernah Yeri rasakan. Ia sakit hati bahkan sebelum merasakan apa itu cinta. Yeri merasa semuanya selesai bahkan sebelum ia sempat memulainya. Miris.

Setelah pertemuan terakhirnya dengan Jimin di dorm Seokjin kemarin, Yeri tidak lagi menghiraukan Jimin. Semua pesan juga teleponnya Yeri abaikan. Apa yang Yeri lihat kemarin cukup membuatnya bertekad untuk tidak lagi terpancing oleh semua sikap manis Jimin. Karena nyatanya Jimin bersikap manis pada semua wanita.

"Tidak mau ikut?" Seokjin memakai jaketnya lalu menyisir rambutnya dengan jari-jari panjangnya. "Ada Jungkook, Yoongi, juga Jimin disana. Kau kan sudah kenal mereka." Seokjin masih terus merapikan penampilannya sambil melirik Yeri yang tertidur malas di ranjangnya.

Yeri mendadak menarik napas panjang ketika mendengar satu nama yang nyatanya hanya mendengarnya saja masih membuat jantungnya berdetak tidak karuan.

"Berapa hari kak?" tanya Yeri dengan kurang minat.

Seokjin duduk di tepi ranjang sambil merapikan ujung celananya. "Tiga malam. Kami menginap selama tiga malam. Ikut tidak?" Yeri menggeleng namun terlihat begitu ragu. "Ayo. Aku sudah memintakan ijin pada ayah dan ibu. Lagipula ayah dan ibu tidak akan pulang dalam satu minggu ke depan. Mereka mengerjakan proyek di Tiongkok."

"Tidak apa-apa aku akan di rumah sendiri. Atau aku akan mengajak Yoona saja," jawaban Yeri membuat Seokjin tersenyum. "Baiklah, ajak gadis itu kesini untuk menemanimu."

Seokjin berdiri di depan cermin besarnya. Kembali menilik penampilannya dari ujung kepala hingga ujung kakinya yang sudah berkaos kaki. "Aku cocok pakai yang ini atau yang ini?" Seokjin menenteng dua pasang sepatu di tangan kanan dan kirinya dengan dua warna berbeda.

"Eum ... Biru lebih cocok untuk outfitmu hari ini kak," jawab Yeri dengan yakin. Yeri terkekeh geli ketika Seokjin mengangguk setelah mengedipkan sebelah matanya. 

"Kakakku memang yang paling tampan." Yeri memberikan dua jempolnya untuk Seokjin yang kali ini direspon dengan satu kecupan hangat di keningnya. 

"Aku pergi ya? Kau hati-hati di rumah. Kalau mau menyusul, hubungi aku. Karena disana rumahnya besar dan banyak kamar." Yeri mengangguk dengan cepat.

"Iya kaaakk ... Hati-hati ya? Salam untuk teman-temanmu," Yeri mendorong punggung Seokjin hingga sampai depan rumah. 

"Aku menjemput anak-anak di dorm. Bye!" Seokjin melambaikan tangan kirinya hingga sampai di perbatasan gerbang rumah. Sampai Yeri kembali masuk ke dalam rumah dan menutup pintunya.

Hari masih siang untuk Yeri melakukan kegiatan. Jadi ia menuju ke taman belakang setelah menyiapkan satu porsi makanan ringan juga satu gelas minuman dingin. Yeri duduk di pinggiran kolam dengan kedua kaki telanjangnya ia masukkan ke dalam air. Membiarkan dua kakinya basah sampai hampir di batas lutut.

LIMERENCE [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang