Forbidden Love

395 40 13
                                    

Jika kau tidak mau melakukannya,
maka aku yang akan melakukannya.
Mempertahankan milikku.

.
.
.

"Pa, tapi aku ingin mengunjungi kekasihku terlebih dahulu," kata Jimin tak sabaran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pa, tapi aku ingin mengunjungi kekasihku terlebih dahulu," kata Jimin tak sabaran. Kakinya baru saja melangkah keluar dari pesawat ketika ponselnya berdering dan menampilkan nama ayahnya. "Kau bisa mengenalkan istrimu nanti. Aku akan bawa kekasihku juga ke rumah mengenalkannya padamu."

Park Jimin,

Laki-laki berusia dua puluh delapan tahun itu baru saja kembali ke negara kelahirannya setelah menempuh sekolah dan menjalankan bisnis keluarganya di Kanada selama dua tahun. Harini ia pulang dan berniat untuk melamar gadis yang sudah menjadi kekasihnya selama tujuh tahun.

Gurat kesal sangat terlihat di wajah Jimin ketika melihat beberapa orang sedang berdiri dan bersiap menjemputnya. Artinya, ia harus menuruti perintah sang ayah dan terpaksa harus menahan rindunya beberapa saat lagi.

"Baiklah, ayo kita pulang ke rumah."

"Jimin!" Yeri menjerit ketakutan saat Jimin mulai berjalan mendekatinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jimin!" Yeri menjerit ketakutan saat Jimin mulai berjalan mendekatinya. Tubuhnya sudah menabrak dinding. Keringat terus mengalir dari balik kemeja putih besar yang sedang Yeri pakai. Keringat itu bahkan berhasil membuat kain itu menempel dan mencetak jelas lekuk tubuhnya.

Sedangkan Jimin masih terus mendekat dengan pandangan yang tak putus. Tatapan yang tajam dan dalam. Manik coklatnya memancarkan sorot kekecewaan juga amarah. "Jangan menangis sayang ..."

"Jimin, berhenti!" bisik Yeri dengan wajahnya yang sudah basah penuh air mata. Tubuhnya menegang saat Jimin sudah berada pada jarak yang sangat dekat.

Nafas Yeri tercekat ketika Jimin mencoba meraih pinggang rampingnya. "Ini tidak benar Jim ..." ucap Yeri lirih. Yeri berusaha menolak wajah Jimin yang semakin mendekat dengan kedua tangannya. Yeri tau apa yang akan Jimin lakukan sekarang. Dengan sekuat tenaga Yeri berusaha menjauhkan wajah Jimin. "Jangan ..."

LIMERENCE [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang