Bodyguard (1)

454 38 11
                                    

Karenamu ...
Aku ingin menjadi egois
.
.
.

 Aku ingin menjadi egois

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

———

"Yeri, kau harus segera kembali ke dalam." Seorang pria dengan raut khawatir berusaha membujuk si nona muda agar berhenti bermain di bawah guyuran salju.

Yeri melirik tajam, "Aku pergi ke Swiss memang untuk melihat salju. Lalu kalau kau menyuruhku masuk ke dalam rumah, apa gunanya aku pergi kemari? Huh!" Yeri menghentakkan satu kakinya dengan kesal namun tetap menurut. "Kenapa juga ayahku menyuruhmu mengikutiku. Ini salah pria tua itu!"

"Yeri ... Kau tidak boleh bicara seperti itu," sahutnya penuh dengan kelembutan. "Kau sudah terlalu lama di luar, kau bisa —"

"Iya-iya aku bisa sakit, bisa flu, demam, dan merepotkan banyak orang! Ck!" Yeri memotong ucapannya dengan cepat. Meskipun terpaksa dan penuh kekesalan, namun Yeri selalu menjadi anak yang patuh. Dia tidak akan pernah membantah jika itu perintah sang ayah. Dia selalu menunjukkan kepatuhannya lewat asisten pribadi yang ayahnya kirimkan untuknya, yaitu Park Jimin.

Han Yeri, 

Gadis muda yang sehat dan ceria. Gadis cantik dan pintar yang merupakan satu-satunya keturunan tuan dan nyonya Han, konglomerat di negeri gingseng. Hidup menjadi Yeri tidaklah mudah. Tidak bisa bermanja-manja setiap saat dengan ayah dan ibunya yang memiliki segudang kesibukan. Tidak bisa pergi kesana kemari sesuka hati tanpa seseorang yang harus mengikutinya.

Park Jimin, satu-satunya pria yang mendapatkan kepercayaan penuh dari kedua orang tua Yeri untuk menjaga putri semata wayang mereka. Sejak Yeri berusia sembilan belas tahun, Jimin sudah menjadi pengawal yang setia menemani Yeri kemanapun gadis itu pergi.

"Jimin, aku ingin burger dengan tiga tumpuk daging juga tiga lembar keju." Kata Yeri di suatu malam saat Jimin baru saja menutup pintu besar villa milik ayah Yeri tempat mereka berlibur saat ini. Jimin menatapnya seraya menghela nafasnya panjang. "Kau sudah memakannya kemarin, jadi tidak untuk hari ini."

Jimin kembali memeriksa keadaan villa sebelum akhirnya menuju satu kamar di ujung lorong tempatnya beristirahat. Sedangkan Yeri, gadis itu merengut dan menunjukkan wajah kesalnya. Yeri masih berdiri terpaku di tengah ruangan, tidak mau masuk ke dalam kamarnya. Yeri mencoba melewatkan jam tidur malamnya sebagai bentuk protesnya pada Jimin.

Begitu pria itu kembali dan hendak berbelok ke dalam kamar, dirinya dibuat terkejut dengan keberadaan Yeri di tengah sna sembari menatapnya dengan tajam. "Ye ... ada apa?" Jimin berjalan mendekat, mencoba meraih pergelangan tangan gadis itu untuk dibawanya ke dalam kamar Yeri. "Tidak!" Yeri menarik tangannya lebih dulu sebelum Jimin berhasil menggapainya. "Aku ingin burger Jim ... Please ..."

LIMERENCE [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang