Trouble Maker (Nana's Series)

327 33 9
                                    

Jimin & Nana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jimin & Nana


"Sedang apa istriku?" Jimin memijat pelipisnya. Jimin baru saja saja hendak menelan cairan hitam yang disediakan sekretarisnya lantas menyembur cairan itu dengan kuat.

"APA???"

"Nyonya baru saja membeli kedai es krim tuan."

Sekretaris yang meja kerjanya tepat berada di depan ruangan Jimin lantas berlari. "Ada apa tuan? Astaga!!!" Hana, sekretaris Jimin memekik dengan kedua tangan menutup mulutnya yang terbuka.

"Bersihkan mejaku Hana. Oouh!!" Jimin mematikan sambungan teleponnya membiarkan pegawainya disana melongo karena tuannya memutus panggilan tanpa aba-aba.

"Siapkan pakaian gantiku Hana. Aku harus berganti," Jimin berdari sambil menunduk memperhatikan kemeja putihnya yang tampak menyedihkan.

"Ambilkan pakaianku Hana!" perintah Jimin. Jimin sudah mengerang kesal sambil menatap geli ke arah pakaiannya. Tapi Hana justru diam memaku di tempatnya. Dua tangannya saling bertaut, jari-jarinya bergerak gelisah. Kepalanya menunduk tidak berani menatap bosnya yang sekarang malah menatapnya dengan tajam.

"Kenapa? Ada apa Hana?" Jimin berkacak pinggang memainkan lidahnya di dalam mulut. "Kemana pakaianku Hana?" Jimin sudah menarik napasnya dalam-dalam sebelum menaikkan suaranya satu tingkat.

"DIMANA PAKAI-"

"D-di dibawa-"

"Dibawa siapa Hana!! Jangan memancing emosiku!!"

"D-di dibawa nyonya," napas Hana sudah putus putus. Rasanya seperti dicekik dengan kedua tangan besar Jimin yang uratnya menonjol dimana-mana.

"NANAAAAAAAA!!!!!"




🐥

Jimin mengendarai sedan hitamnya dengan raut wajah yang tegang. Tangannya mencengkeram kemudi dengan begitu erat hingga membuat buku-buku jarinya terlihat putih.

"Dimana istriku Joe?" Jimin menghela napas panjang ketika telepon dengan pegawainya sudah tersambung.

"Kami perjalanan pulang tuan."

"Bagus!! Segera bawa istriku pulang sebelum aku sampai di rumah lebih dulu. Atau aku akan memotong hidungmu!"

"T-tapi tuan-"

Tuut!

Sambungan telepon terputus begitu saja. Jimin malas mendengar laporan-laporan yang bisa membuat jantungnya pindah tempat.

LIMERENCE [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang