Tiga meter adalah jarak terdekat selama aku berada dalam satu tempat yang sama dengan dia. Biasanya aku akan duduk atau berdiri dengan jarak yang sangat jauh. Tapi hari ini rasanya seperti mimpi. Bahkan aroma tubuhnya tercium hingga kesini.Aku sampai kesulitan mengendalikan diriku. Kedua manik coklatku tidak bisa berhenti mencuri pandang ke arahnya. Hingga akhirnya wajahnya tersorot kamera besar dan terlihat di layar besar di atas panggung.
Tampan.
Jimin memang setampan itu. Pesonanya begitu kuat. Member Bangtan yang satu itu sudah mencuri hatiku sejak aku menjadi trainee. Meskipun kami dalam satu manajemen yang sama, tapi aku sangat jarang bertemu dengan dia. Mungkin karena Bangtan adalah grup idol yang sudah terkenal jadi mereka sangat sibuk hingga jarang sekali berada di kantor.
"Kau masih mengidolakan pria itu?" Alice berbisik padaku dengan wajahnya yang menyebalkan.
Kami sedang berjalan di lorong menuju ruang ganti. "Siapa?" Micha yang berjalan di belakang kami berdua kini ikutan berbisik. Kedua tangannya merangkul bahu kiriku dan bahu kanan Alice. "Jimin ya?"
"Ssstt!" Alice mengisyaratkan kami untuk diam. Dan aku mengikuti arah pandang Alice.
Tujuh pria tampan itu berjalan ke arah yang berlawanan dengan kami. Hingga jarak kami tersisa dua meter Alice, Micha, dan Hani serentak membungkuk. Kemudian aku yang gugup karena baru saja saling tatap dengan Jimin ikut membungkuk.
Meskipun hanya sekilas tapi aku benar-benar yakin kalau Jimin baru saja tersenyum padaku. Iya! Dia tersenyum padaku. Senyumnya yang membuatku melupakan ketiga temanku.
"Yeri!" pekik Alice dengan suaranya yang setengah berbisik karena jarak kami dengan Bangtan belum terlalu jauh. Aku mengibaskan tangan kananku di udara tepat di depan wajahku. Pesona Jimin benar-benar mengalihkan duniaku.
Tapi tidak dengan tiga temanku. Mereka kebalikan dariku. Mereka tidak terlalu menyukai Jimin. Kata Alice, Jimin adalah playboy. Suka mempermainkan wanita. Selalu berganti-ganti pasangan. Tapi tidak pernaha da buktinya. Aku tidak pernah sekalipun melihat Jimin bersama seorang wanita.
"Kalau jatuh cinta jangan bodoh-bodoh," kata Micha. Kalau teman-temanku sudah berkata begitu, aku hanya diam tidak meresponnya sama sekali. Karena kalau direspon mereka bertiga bisa tambah-tambah bicaranya.
Aku berjalan di lorong apartemen menuju dorm. Sepulang dari latihan tadi sore aku meminta ijin untuk kembali ke dorm karena tubuhku benar-benar lelah. Sedangkan Micha, Alice, dan Hani pergi makan malam bersama staff.
Aku menatap angka-angka di atas pintu lift. Tinggal satu lantai lagi aku akan segera sampai di dorm. Sudah tidak sabar rasanya untuk mandi dan berbaring di atas ranjang sambil menonton drama favoritku. Aku menghela nafasku lelah ketika pintu lift yang kunaiki berhenti di lantai delapan belas.
Aku sudah tidak berminat menyapa orang lain, jadi kutundukkan wajahku. Aku lebih memilih menatap ujung sepatuku.
"Hai ..."
KAMU SEDANG MEMBACA
LIMERENCE [M]
FanfictionShort Story Collection 🍻 Genre : mature, romantic. By : Moonimee --------------------- Kumpulan cerita pendek dengan berbagai macam judul cerita. Let's join and enjoy the story Jangan lupa berikan vote dan tinggalkan komen. ...