#36

3K 147 1
                                    

Sebelum baca wajib vote dulu!!
-
-
-
Happy reading
___

Diruang kerja alpha, kini Elin sedang bercakap dengan kevin, begitu membosankan baginya di istana yang begitu besar ini, tak ada bunda kevin yang menemaninya, karna dia sedang pergi mengunjungi bluemoon pack.

Jadi karna dia sendiri tak ada kerjaan lebih baik mengikuti kemana langkah kevin pergi.

Begitupun dengan kevin yang menyadari jika seorang wanita hamil tidak boleh terlalu banyak kelelahan, jadi dia lebih baik mengutus bawahanya untuk melakukan perkerjaannya di luar sana sedangkan ia membereskan berkas di ruanganya. Ia tak tega melihat elin juga ikut lelah karna pekerjaanya, jadi lebih baik ia memilih berada diruang kerjanya.

"alpha" sahut elin, terkadang elin lebih memilih sebutan alpha dari pada sayang.

"hm"dehem kevin.

"menurutmu apa anak kita laki-laki atau perempuan?" tanya elin.

"pasti laki-laki" jawab kevin mantap.

"tapi jika nanti aku melahirkan anak perempuan bagaimana?" Tanyanya lagi.

"aku akan tetap menyayanginya"

"hah" ia membuang napasnya kasar sembari bersandar pada dada bidang kevin, mengingat ia sedang dipangkuan kevin.

"kenapa hm? Apa yg mengganggu pikiranmu" tanya kevin memegangi perut elin yang makin membesar.

"apa aku menganggu pekerjaanmu?"

"tidak, aku tau kau bosan dan lelah, tapi kenapa?"

"aku takut" ucapnya dengan nada mulai gelisah.

"tidak akan terjadi apa-apa, ingat yang kau pikirkan itu mate! Kau wanita yang kuat" ucap kevin menekankan ucapanya.

"baiklah" ujarnya sambil mendengkus kasar

sekarang elin juga ikut ikut mngusap-usap perut buncitnya.

"ah sth!" desahnya.

"ada apa?" tanya kevin panik seketika.

"pe-perutku ah st! sa-sakit ahk!" ucapnya mulai terbata-bata, karena menahan sakit.

"apakah dia akan keluar?" tanya kevin memastikan.

"ehem sakit! Hiks " teriak elin dengan gusar.

"sekarang mari kita ke kamar dulu" ucap kevin mulai mengendong elin.

Saat elin mulai berdiri cairan mulai keluar dari balik gaunya, langsung saat itu juga kevin meleset membawa elin ke kamar dan memberi pesan kepada betanya untuk membawa dokter istana kekamarnya.

Dari luar kamar kevin terlihat gelisah, mondar mandir tak jelas, karna sedari tadi ia hanya bisa mendengar elin mengejan, dan dokter istana tak mengizinkan dirinya masuk.

Sekarang ia panik, lelaki itu berpikir bahwa apa nanti anak dan istrinya selamat atau tidak, yang mana pada sebelumnya pria itulah yang menyemangati istrinya itu di ruang kerjanya tadi, dan sekarang malah sebaliknya.

Suara tangisan bayi mulai memekakkan gendang telinganya, lelaki itu mulai merasa lega, tapi belum sepenuhnya lega, ia mendengar elin mulai mengejan kembali, hah apa anaknya kembar.

"beta apa anakku kemabar?" tanyanya pada glen memastikan.

"tentu alpha" jawab glen ikut bahagia mendengar.

_________________¥_____

Setelah melalui proses yang panjang kini kevin bisa melihat kedua buah hatinya, tak terkecuali istri tercintanya.

"hay queen!" sapanya mencium kening elin terlebih dahulu, yang mana elin tidak sadar karena ia tertidur.

Mata kevin berbinar ketika melihat di samping elin tidur terdapat sepasang bayi yang juga tertidur dengan pulasnya, satu ibu dan kedua anaknya sama saja khikhi.

"terimakasih sayang kau sudah banyak memberiku kebahagiaan" ucapnya mengusap surai elin.

Elin terusik dengan kevin menciumi seluruh permukaan wajahnya.

"hmph" erangnya.

"apa aku menganggumu sayang?"

"tidak, tapi aku sangat lelah"

"jika kau lelah tidurlah kembali, aku hanya sekedar melihat kau dan bayi-bayi kita"

"liatlah mereka tidur dengan lelapnya, bayi yang begitu tampan sepertimu dan cantik spertiku"

"kita sangat beruntung mendapatkan mereka bedua sayang" ucap Kevin penuh syukur.

"hmm, apa lagi mereka pria dan wanita, jadi kita tidak perlu memberikan mereka adik lagi hahahah" elin tertawa kecil ketika kevin membelalakkan matanya, saat elin melontarkan ucapan itu.

Saat mereka sedang bercanda gurau salah satu dari sibayi menangis kuat sampai bayi satu lagi ikut menangis, tetapi kedua orang tersebut bisa menanganinya.

Setelah kedua bayi itu tenang elin mulai berbicara lagi" siapa nama yang kita berikan kepada mereka sayang?" tanyan elin.

"jika kau bilang seperti itu, aku sudah mempersiapkanya dijauh hari"

"kau tidak adil, kau tidak mengajakku saat pemilihan nama mereka" racau elin tak terima.

"karna aku tak mau kau ambil pusing lagi sayang, biarlah perkara nama menjadi beban untuk daddynya, selama ini kau terus membawa mereka kemana-mana, menurutku terlalu letih bagi seorang ibu kuat sepertimu.

"lalu apa nama yang kau beri untuk anak-anak kita"

"Abyasa adelio kevin untukmu pangeran kecil, dan Yuri bryana kevin untukmu putri kecil" jawabnya sambil mengelus lembut kedua anaknya.

"nama yang bagus sayang" puji elin.

"pangeran yasa dan putri yuri"

"panggilan yang serasi, tapi bagaimana kau sudah mempersiapkan nama untuk anak kembar, sebelumnya kita tidak tau akan memiliki anak kembar.

"untuk berjaga-jaga jadi aku mempersiapkan beberapa nama anak"

"ehm" angguk elin.

"sekarang letakkanlah mereka, biarkan dirimu makan dulu sayang, kau lapar bukan, dan nanti kau akan menyusui mereka"

"baiklah"

Begitulah si Kevin lebih perhatian setelah debay keluar

-
-
-
-
-
-
-
-
-
---
NEXT

Sampai sini dulu, gimana part ini seru gak, semoga suka ya, jangan lupa vote, komen sherenya di kencangin
 

08/10/2023

About You My Mate [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang