06:00
Pagi-pagi sekali seorang anak laki-laki memakai seragam sekolah kini sudah ada didepan gerbang SMA Langit. Wajah nya tersenyum manis dengan paperbag di tangannya.
Sang penjaga gerbang tersenyum saat melihat anak itu sudah ada berdiri didepan gerbang. Aziel Agaskar namanya, murid SMA Langit yang kini duduk di bangku kelas 11, wajah nya manis, sifat nya penyayang namun sayang tak banyak orang yang menyayangi nya.
Ritual nya pagi ini tetap sama seperti biasanya, datang pagi sebelum gerbang sekolah buka dan menaruh paperbag berisi susu kotak dan sarapan untuk sang pujaan hati.
"Udah sarapan El?" Tanya penjaga gerbang sekolah, Pak Anto.
"El udah sarapan pak." Anak itu menjawab dengan nada riang serta senyum yang manis.
"Bagus, belajar yang rajin yah."
Aziel berjalan memasuki ruangan kelas 12. Pagi-pagi seperti ini hanya ada beberapa siswa, mungkin bisa dibilang hanya Aziel yang datang sepagi ini.
Aziel menaruh paperbag tadi, dirinya tersenyum sambil memandang bangku orang yang biasanya duduk disitu.
"Moga bekal kali ini lo makan kak." Gumam nya pelan lalu pergi dari kelas tersebut.
Setelah melakukan ritual pagi nya, Aziel kembali ke kelas nya dan duduk tenang dikursi dengan kedua telinga yang sudah terpasang earphone.
Aziel meliapat tangannya dimeja kemudian menenggelamkan wajah nya di sela-sela tangan nya tersebut. Lagu selalu membuat nya mengantuk.
Brak!
Suara gebrakan meja itu membuat Aziel langsung mengangkat kepalanya kaget. Dirinya menatap linglung guru yang saat ini ada di depan nya.
"Kamu sekolah niat belajar atau tidur!?" Tanya sang guru dengan marah.
"Belajar bu." Jawab Aziel dengan sopan.
"Tapi kenapa kamu tidur saat jam pelajaran?" Sang guru kembali melemparkan pertanyaan kepada Aziel.
Aziel melirik seluruh murid yang ada dikelas. Diam, mereka semua hanya diam tanpa membuka suara. Aziel baru sadar, siapa yang ingin membangunkan nya? Tidak ada.
"Maaf Bu." Ucap nya meminta maaf dengan kepala yang menunduk.
"Kamu keluar dari kelas saya, berdiri dilapangan sampai jam saya selesai."
Aziel berdiri dengan setengah hati. Mapel Fisika tiga jam dan Aziel disuruh berdiri dilapangan sampai mapel tersebut selesai? Gila.
Sesampainya dilapangan, murid kelas 12 IPA 1 sedang jam olahraga. Aziel berdiri ditengah lapangan dengan diam. Dirinya sesekali melirik kearah seorang laki-laki yang sedang duduk di rerumputan dengan teman temannya.
Candra Abintara seorang lelaki tampan yang saat ini menjabat sebagai waketos sekaligus kapten futsal SMA Langit.
Disaat Candra menatap kearah Aziel, bukannya mengalihkan pandangan, Aziel justru malah dengan tenang menatap mata kakak kelas nya tersebut.
Mata yang selalu Aziel pandang itu kini berbalik menatap nya walau dengan tatapan datar serta jijik.
Siapa yang tidak jijik dengan laki-laki homo seperti Aziel? Bahkan orang tua nya sendiri menatap nya hina. Iya, Aziel seorang biseksual. Entah sejak kapan anak imut itu tertarik dengan seorang Candra Abintara.
Bugh
Sebuah bola basket tepat mengenai kepala Aziel membuat anak itu sedikit linglung. Dirinya menatap polos kearah bola tersebut.
"Woy homo, ngapain disitu? Gak izinin masuk yah gara-gara lo homo?" Ejekan seperti ini sudah sering didengar bahkan menjadi makanan sehari-hari oleh Aziel.
Dirinya kembali berdiri tegak tanpa memperdulikan ejekan murid lain. Toh tidak ada untung nya bagi Aziel. Terkecuali ejekan tersebut bisa membuat Candra menyukai Aziel barulah dia peduli.
Bertepatan dengan istirahat pertama, hukuman Aziel selesai membuat dirinya kembali ke kelas. Aziel duduk di kursi nya sambil meneguk air putih yang memang sedari awal dirinya bawa dari rumah.
Brak
Sebuah gebrakan meja serta lemparan kotak bekal itu membuat Aziel menatap seorang lelaki yang kini juga menatap kearah nya.
"Berapa kali gue bilang jangan naruh sampah begitu dimeja gue!" Ucap Candra dengan nada marah. Iya Candra, Candra Abintara.
"Itu makanan kak, bukan sampah." Ucap Aziel dengan tenang. Ia menatap sedih kearah nasi yang kini berhamburan dilantai. Mubazir, pikir nya,
"Gue gak peduli itu apa. Pokok nya jangan pernah naruh apapun lagi dimeja gue!" Ucap Candra penuh penekanan.
"Kenapa?" Tanya Aziel sambil menatap kearah Candra. Wajah kakak kelas nya itu tampan, sangat tampan.
"Karena gue gak suka!"
"Tapi gue suka sama lo kak." Ucapan Aziel membuat Candra menatap jijik kearahnya.
"Najis, gue bukan homo kayak lo."
"Nanti gue bikin lo homo." Candra menatap marah kearah Aziel, sedangkan anak itu masih menatap wajah Candra dengan tatapan yang tenang.
"Dalam mimpi lo." Ucap Candra lalu pergi begitu saja meninggal kan Aziel yang menatap punggung nya.
"Suatu saat kak, lo bakal suka sama gue."
Karena bnyk nya yng request cerita bl dengan alur serta konflik, kita bikin lah crt ini. Doa in aja moga alur nya nyambung dan bisa sampe tamatVote and komen nya jgn lupa❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Aziel untuk Candra [B×B | END]
RandomKisah mereka tidak lengkap dan tidak memiliki alur yang bisa dipikir kan. "Kak Andra gue suka sama lo." "Gue bukan homo, pergi lo bocil!" "Nanti gue bikin lo jadi homo." •••••• "El, jadi pacar gue yah?" "Kakak kan gak homo." "Gue homo gara-gara...