Entah apa yang terjadi, pagi ini Aziel datang kesekolah jam 07:00. Biasanya anak itu jam segini sudah berada dikelas. Tadi malam grub sekolah heboh akan gosip Aziel dan Candra yang menjalin hubungan.
Ada yang bilang Aziel memaksa Candra untuk berciuman dengan nya. Ada juga yang bilang bahwa Aziel menggunakan dukun untuk membuat Candra suka padanya. Jika ingin, Aziel sudah melakukan nya dari dulu.
Baru saja memasuki kelas, Aziel sudah mendapatkan tatapan jijik serta bisik-bisikan yang masih bisa didengar oleh nya.
Aziel duduk dibangku, memasang aerphone berusaha tidak memperdulikan tatapan semua murid yang ada dikelas. Dirinya mengeluarkan buku nya untuk belajar.
Byur!
Wajah Aziel basah karena guyuran air tersebut. Dia mendongak, menatap Aninda yang saat ini juga menatap marah kearahnya.
"Lo apain Candra sampe dia mau ciuman sama lo!?" Aninda memperlihatkan foto dimana Aziel dan Candra berciuman kemarin.
"Lo mau gue keluarin dari sekolah hah?!" Aninda menendang bangku Aziel hingga sang empu terjatuh.
Aziel berdiri dan menatap datar kearah Aninda, satu tamparan melayang mengenai pipi Aninda yang membuat sang empu semakin marah. Sedangkan murid yang ada dikelas menatap Aziel dengan tidak percaya.
"LO GILA?!" Marah Aninda mendorong bahu Aziel, sedangkan sang empu masih menatap datar kearah Aninda.
Disaat Aninda ingin menampar Aziel, sebuah tangan lebih dulu menahan nya. Candra, menatap datar kearah Aninda dan menghempaskan tangan perempuan itu dengan kasar.
"Gak usah sok berkuasa, sekolah ini bisa gue beli sekarang juga." Ucap Candra dengan serius dan terselip sedikit nada sombong didalam perkataannya.
Aninda pergi dengan perasaan marah meninggalkan Aziel dan Candra yang saat ini menjadi pusat perhatiaan murid dikelas.
"Menunduk!" Perintah Candra yang langsung membuat seluruh murid dikelas menundukan kepala mereka.
Candra menggenggam tangan Aziel namun lebih dulu ditepis oleh sang empu. Tanpa sepatah kata pun Aziel pergi meninggalkan Candra yang menatap bingung kepergian nya.
Candra menyusuri area sekolah guna mencari keberadaan Aziel. Kenapa dirinya jadi mengkhawatirkan anak itu? Persetan dengan itu yang Candra pikirkan saat ini hanyalah Aziel.
Sedangkan yang dicari kini tengah duduk ditoilet laki-laki dengan tangan yang kini lecet akibat diri nya yang memukul dinding toilet.
Aziel menatap kosong kearah dinding toilet tadi dirinya pukul. Lagi, Aziel melampiaskan emosinya dengan cara memukul dinding dan berakhir tangan nya yang lecet.
Aziel menunduk, memikirkan apa yang akan dia lakukan nanti. Bukan, bukan tentang gosip yang saat ini menyebar dikalangan para murid. Tapi bagaimana nasib dirinya kedepan?
Argh, sialan. Hal itu membuat nya bingung sendiri.
Ceklek
Pintu toilet terbuka menampakan Candra yang bernafas lega melihat Aziel. Candra mendekat dan menepuk pelan bagian belakang Aziel.
"Lo gakpapa?" Tanya Candra.
Aziel mendongkak, menatap Candra dengan datar. Mungkin memang benar, mencintai Candra adalah hal yang salah.
Aziel berdiri dan melangkah pergi, namun tangan nya lebih dulu ditahan oleh Candra.
"Mau kemana?" Tanyanya.
"Pulang." Jawab Aziel dan menarik tangan nya.
Candra dengan cepat menghalangi Aziel, menatap aneh kearah anak itu.
"Lo kenapa sih?" Tanya Candra kesal.
"Harusnya gue yang nanya gitu. Lo kenapa kak? Kenapa baru sekarang ngasih feedback disaat gue udah gak tertarik sama lo?" Bohong jika Aziel bilang dirinya tidak lagi tertarik pada Candra.
"Ya karena gue mau lah." Jawab Candra dengan asal.
Aziel tersenyum miris dan pergi begitu saja meninggalkan Candra yang bingung. Apakah jawaban nya tadi salah?
Aziel membuka pintu rumah dengan pelan agar tidak menimbulkan suara. Dirinya berjalan dengan pelan. Sepi, rumah ini selalu pergi sejak sang Ayah dan Ibu nya berpisah.
Tidak ada lagi canda tawa serta sapaan hangat yang Aziel dapat. Hanya ada teriakan menyakitkan dari Ibu nya. Setelah perpisahan nya dengan Ayah nya, Ibu Aziel selalu marah-marah tidak jelas dan berakhir seperti sekarang.
Aziel melepas sepatu nya, berjalan tanpa alas kaki. Ia membuka pintu kamar sang ibu dengan pelan. Gelap, keadaan kamar itu selalu gelap karena jendela nya yang tidak pernah dibuka oleh sang Ibu.
"Shhhh." Baru saja melangkah masuk, kaki Aziel menginjak pecahan kaca. Pasti tadi ibu nya kembali mengamuk.
"Mama." Panggil Aziel pelan, berharap mendapatkan jawaban.
Diujung ruangan terdapat Ibu nya yang sedang meringkuk ketakutan dengan keadaan yang bisa dibilang tidak baik.
Aziel ingin mendekat dan memeluk sang Ibu tapi lebih dulu ditahan oleh Bi Ijah.
"Jangan masuk dulu Den, bahaya buat Aden. Nanti biar bibi yang tenangin nyonya." Larang Bi Ijah membuat Aziel mengangguk.
Aziel keluar dari kamar sang ibu dan kembali kekamar nya sendiri. Menutup mata nya saat sudah berbaring dikasur.
Hari ini cukup melelahkan.
Hayooo siapa yang kangen diriku?
Mwehehehe, aing sibuk dikit.
Jgn lupa vote and komen♡´・ᴗ・'♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Aziel untuk Candra [B×B | END]
AcakKisah mereka tidak lengkap dan tidak memiliki alur yang bisa dipikir kan. "Kak Andra gue suka sama lo." "Gue bukan homo, pergi lo bocil!" "Nanti gue bikin lo jadi homo." •••••• "El, jadi pacar gue yah?" "Kakak kan gak homo." "Gue homo gara-gara...