Saat ini Aziel duduk dikursi ruang osis. Iya, dirinya mencalon kan diri jadi anggota osis.
"Lo ngapain nerima dia Nan?" Kesal Candra, dirinya menatap Aziel penuh permusuhan.
"Dia pinter tau Ndra, gak rugi juga kalau kita terima dia jadi anggota osis." Jawab Adnan dengan lembut.
"Lo cantik juga yah ternyata." Ezio sedari tadi menopang dagu menatap kagum kearah Aziel.
"Lucu banget! Lo beneran Ndra nolak cowok seimut nih anak?" Ezio menatap tidak percaya kearah Candra. Selama ini dirinya tidak pernah melihat bagaimana wajah asli Aziel.
Kata Candra wajah Aziel tidak tampan dan banyak jerawatnya. Tapi kenapa yang Ezio lihat malah sebaliknya? Wajah Aziel mulus tanpa jerawat atau bintikan yang Candra maksud.
"Gue Ezio." Ezio mengulurkan tangannya berniat menjabat tangan Aziel.
"Aziel." Aziel menjawab seadanya tanpa menyambut uluran tangan Ezio.
"Ck!" Candra keluar dari ruang osis.
"Sabar yah, Candra asli nya baik kok cuma belum dekat aja mungkin agak cuek."
Setelah resmi diterima sebagai anggota osis, Aziel saat ini duduk tenang diruangan osis sambil mengerjakan tugas sekolahnya.
Bel pulang sekolah sudah berbunyi 1 menit yang lalu, tapi Aziel masih betah duduk diruang osis dengan setumpuk tugas.
Ceklek
Pintu ruangan terbuka menampilkan sosok Candra yang masuk keruangan. Candra menatap heran kearah Aziel yang saat ini juga menatap kearahnya.
"Kenapa lo natap gue?" Tanya Candra.
"Gue kan punya mata Kak." Aziel membereskan buku-buku nya bersiap untuk pulang.
Candra yang melihat Aziel mebereskan buku pun mendekat kearah sofa, namun kaki nya tidak sengaja terkena kaki meja membuat nya nyungsep kedepan.
Aziel yang tidak sempat menghindar pun kini malah tertimpa tubuh Candra. Namun bukan itu yang membuat mereka berdua terdiam bagai patung.
Sebuah benda kenyal serta lembut itu membuat otak Candra terhenti. Sedangkan Aziel dengan cepat mendorong tubuh Candra.
Aziel dengan cepat mengambil buku nya dan bergegas pergi meninggalkan Candra yang masih memproses semua ini.
Manis. Itulah yang Candra pikirkan saat ini, kenapa bibir anak itu manis? Candra dengan cepat menggelengkan kepalanya. Jangan sampai dirinya belok. Tapi kenapa dirinya ingin merasakan bibir Aziel lebih dari sekedar menempel seperti tadi?
"Gue pasti udah gila."
Aziel merebahkan badan nya dikasur sederhana miliknya. Menatap atap-atap kosan yang sudah lumayan lusuh. Tangan kanan nya terangkat guna menyentuh bibir nya sendiri.
Dirinya tidak mimpi kan jika tadi siang Candra secara tidak sengaja mencium nya? Aziel tersenyum malu lalu kemudian meraih bantal dan menutupi wajah nya.
Rasanya jika dilihat secara nyata, anak itu sangat manis jika sedang tersenyum.
"Tuhkan! Jadi makin suka!" Gerutu Aziel pada dirinya sendiri. Hari ini dirinya sangat senang.
Sedangkan disisi lain, dilain tempat, Candra saat ini sedang duduk bersama kedua teman nya dengan wajah yang melamun.
"Woy Ndra! Mikirin apa sih?" Teguran Ezio membuat Candra kaget, dirinya menatap datar kearah Ezio.
"Apasih bacot banget." Candra meraih tas nya dan pergi meninggal kedua temannya.
Candra berjalan ditrotoar dengan pikiran kelain tempat. Dirinya tanpa sadar menabrak seseorang.
"Maaf, maaf." Candra membantu mengambil belanjaan orang tersebut yang berserakan dijalan.
"Kak Candra?" Kaget Aziel saat melihat Candra yang dia tabrak.
"Lo?" Candra langsung mundur sedikit saat tahu jika yang didepan nya saat ini adalah Aziel.
Candra berdecak sebal ketika ingatan tadi siang kembali berputar diotaknya. Dirinya langsung berlari membuat Aziel menatap heran kearah Candra yang mulai menjauh.
"Dia kenapa?" Bingung Aziel. Aziel mengidikan bahu nya acuh kemudian kembali melanjutkan langkah nya.
Sedangkan Candra berhenti disebuah taman dengan napas yang ngos-ngosan. Dirinya menampar pelan pipi nya sendiri.
"Gak! Gak! Gak! Gue gak boleh belok!"
Ceritanya slow update soalnya namatin Akbar juga
Thank you yg udh bca crt Iel
Seribu cinta dari Iel untuk kalian
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Aziel untuk Candra [B×B | END]
RandomKisah mereka tidak lengkap dan tidak memiliki alur yang bisa dipikir kan. "Kak Andra gue suka sama lo." "Gue bukan homo, pergi lo bocil!" "Nanti gue bikin lo jadi homo." •••••• "El, jadi pacar gue yah?" "Kakak kan gak homo." "Gue homo gara-gara...