Setelah pulang sekolah tadi Aziel langsung diseret oleh Candra menuju parkiran. Candra, waketos itu memasangkan helm pada Aziel. Tersenyum manis pada anak itu.
"Emang mau kemana kak?" Tanya Aziel yang kini sudah duduk dijok belakang motor Candra.
"Kencan pertama kita." Jawab Candra.
Motor Candra mulai melaju pelan, keluar dari area sekolah. Sejujur nya ini bukan lah ide Candra melaikan ide Ezio. Anak itu merekomendasikan sebuah restoran mewah tapi Candra lebih memilih mengajak Aziel keliling pasar.
Hari juga sudah mulai sore, sangat pas jika Jalan-jalan kepasar malam. Aziel memeluk erat perut Candra saat orang itu makin melajukan motor nya.
"KAK PELAN-PELAN! GUE TAKUT!" Teriak Aziel yang membuat Candra dengan iseng semakin mencepatkan laju motor nya.
Setelah hampir setengah jam dijalan akhir nya mereka sampai diarea pasar. Para pedagang mulai menyiap-nyiapkan barang dagangan mereka untuk dijual.
Candra menggandeng tangan Aziel, mengitari area pasar yang mulai rame. Aziel mengelus perut nya yang datar, menarik ujung baju Candra.
"Kak, laper." Adu Aziel membuat Candra terkekeh geli.
"Ayo makan dulu."
Candra menarik Aziel kesebuah warung yang ada dipasar malam, duduk bersebelahan.
"Mau makan apa?" Tanya Candra.
"Apa aja yang penting makan."
Candra mengangguk kemudian memesan dua porsi ayam panggang dengan nasi putih. Setelah makanan datang, Aziel makan dengan lahap. Aziel tersenyum manis saat merasa sudah kenyang.
Melihat Aziel tersenyum membuat Candra juga ikut tersenyum. Senyum Aziel semanis gula.
"Mau main?" Tanya Candra.
"Gak tau." Jawab Aziel, ia menatap bintang malam dengan mata sayu.
"Lo suka bintang?" Tanya Candra yang dijawab anggukan oleh Aziel.
"Mau liat bintang? Nanti naik bianglala biar lebih bagus." Usul Candra.
"Gue takut ketinggian kak." Jawab Aziel kikuk.
Candra menarik tangan Aziel, melewati kerumbunan pasar malam yang mulai ramai pengunjung. Candra membawa Aziel ketempat sepi dibelakang pasar. Membaringkan tubuh nya di rerumputan dan menatap bintang malam. Aziel ikut berbaring dengan posisi yang berlawanan.
"Indah." Tangan Aziel terangkat, seakan bisa menggapai bintang yang jauh diatas sana.
"Kenapa suka bintang, El?" Tanya Candra.
"Gue suka semua benda yang ada dilangit. Gue suka bulan, gue suka bintang, suka awan, andai matahari bisa dilihat dengan mata telanjang. Mungkin gue juga suka." Jawab Aziel.
"Selain itu, apalagi yang lo suka?"
"Gue suka kesunyian, gue suka malam, karena suasana malam itu menenangkan. Selain itu," Aziel menjeda ucapan nya sebentar lalu menatap Candra yang kini juga menatap nya.
[Ilustrasi. Anggap aja itu waktu malam, dan mereka masih pake seragam sekolah]
"Gue juga suka lo, kak."
Motor Candra terhenti di sebuah rumah kecil, Aziel turun dari motor dan menyerahkan helm nya pada Candra.
"Kenapa lo kesini?" Tanya Candra heran.
"Pulang lah, terus apa?"
"Perasaan waktu itu rumah lo gak sekecil ini El."
"Rumah yang waktu itu punya Mama, ini rumah gue sendiri." Aziel menjawab dengan tersenyum tipis.
"Lah? Kenapa gitu?" Candra semakin bingung dibuat nya.
"Gak usah dipikirin. Lo mau mampir?" Tawar Aziel.
"Maaf El, kayaknya gak bisa. Gue ada urusan sama Adnan." Candra mengeles leher nya dengan kikuk.
"Gapapa kak gue paham. Thanks yah."
Aziel masuk kedalam rumah dan menutup pintu, menatap rumah yang sepi. Lagi, dirinya sendirian. Sedangkan diluar sana Candra bergegas pergi.
Aziel berjalan kekamar, merebahkan dirinya dikasur yang bisa dibilang cukup empuk. Matanya menatap langit-langit kamar milik nya. Pikiran nya pergi menjelajah jauh entah kemana.
Aziel berpikir, bagaimana jika Candra tahu jika kehidupan nya sangat jauh dari yang semua orang bayangkan? Hidup nya berantakan setelah semua kejadian dimasa lalu. Kejadian yang tidak mungkin Aziel lupakan seumur hidup.
Gak tau, nulis crt Aziel tuh perlu mikir bngt, kn g bagus kalau alur nya g nyambung.
Jangan lupa vote, komen and share, kali aja temen kau² pada ada yg minat😇
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Aziel untuk Candra [B×B | END]
De TodoKisah mereka tidak lengkap dan tidak memiliki alur yang bisa dipikir kan. "Kak Andra gue suka sama lo." "Gue bukan homo, pergi lo bocil!" "Nanti gue bikin lo jadi homo." •••••• "El, jadi pacar gue yah?" "Kakak kan gak homo." "Gue homo gara-gara...