16. Sedikit pertengkaran

4.7K 422 43
                                    

Aziel duduk tenang di perpustakaan dengan telinga yang bersumbat earphone

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aziel duduk tenang di perpustakaan dengan telinga yang bersumbat earphone. Sudah dua hari semenjak kejadian dirinya dan Candra yang kepergok waktu itu. Rasanya sampai saat ini Aziel masih malu.

Dan sekarang dirinya ragu untuk melanjutkan hubungannya dengan Candra. Dari awal Aziel memang tidak pantas untuk Candra. Sebenarnya, jika Aziel menjauh dan membiarkan Candra menjalani hidup normal seperti dulu, Aziel tidak apa-apa. Setidaknya dia pernah bersama Candra walau hanya sebentar.

Aziel membereskan beberapa buku dan mengembalikan nya ke rak. Bel pulang sudah berbunyi, menandakan pelajaran pada hari ini selesai. Aziel tidak lagi tinggal diapart Candra karena menjauhi kejadian yang tidak diinginkan.

Seharian ini dia sengaja menghindari Candra dan memilih menyendiri. Dari awal Aziel memang menyukai kesendirian. Dia introvert, hampir tidak pernah terlihat jika Aziel berteman atau berkenalan dengan seseorang.

Aziel berjalan sendiri, telinga nya masih tersumpal earphone. Dirinya beberapa kali ditabrak oleh siswa maupun siswi yang berlari keluar pagar. Aziel lebih suka seperti ini daripada harus menjadi sorotan banyak orang.

Tepukan dibahunya membuat Aziel menoleh dan mendapati Candra yang berdiri dibelakang nya dengan tatapan datar. Apakah lelaki itu marah? Pikir Aziel.

Candra menarik pergelangan tangan Aziel, membawanya ke tempat sepi agar lebih mudah berbicara. Candra membawa Aziel kebawah pohon yang tak jauh dari parkiran.

"Gue gak ada liat lo seharian ini, bahkan telpon sama chat gue gak lo bales. Ada masalah?" Tanya Candra, dirinya berusaha tidak marah agar Aziel tidak takut.

"Gue gak ada buka hp dari kemarin." Jawab Aziel kembali menggunakan kata 'gue'.

"Terus kenapa lo gak ada dikelas hari ini?" Tanya Candra lagi.

"Gue diperpus seharian." Jawab Aziel dengan jujur. Niat belajar nya sirna begitu saja setelah sampai sekolah.

"Ck! Bilang aja sih lo ngehindarin gue! Iyakan?" Tuduh Candra. Dirinya mencari anak itu dari kemarin, menelpon nya beberapa kali tapi tidak pernah diangkat. Bahkan saat tadi pagi bertanya pada teman sekelas Aziel, mereka bilang Aziel tidak masuk sekolah.

"Gue gak ada jauhin lo kak, cuma lagi pengen sendiri."

"Sendiri, sendiri, sendiri! Kenapa lo suka banget sendiri!?" Kesal Candra. Hari ini dia sangat kacau dan sikap Aziel yang seakan menjauhinya membuat Candra semakin frustasi.

"Iya, sendiri itu enak."

"Yaudah sendiri aja sana selamanya!"

Aziel kembali kerumah kecilnya, meletakan tas nya disofa dan pergi kedapur untuk mengambil minum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aziel kembali kerumah kecilnya, meletakan tas nya disofa dan pergi kedapur untuk mengambil minum. Sungguh hari yang melelahkan, pikirnya.

Aziel memasuki kamarnya, menatap foto sang Ibu yang tersenyum bahagia. Ibunya cantik, dan Aziel bangga mempunyai ibu seperti dia. Hari ini jadwal Ibu nya periksa kesehatan, sebenarnya Aziel ingin kesana tapi takut hanya membuat Ibu nya mengamuk saja.

Ketukan pintu membuat Aziel tersenyum gembira, ia tahu siapa seseorang yang mengetuk pintu rumah nya. Dengan semangat Aziel keluar Kamar dan membukakan pintu untuk orang itu.

"Baby boy, lama gak ketemu."

"Nevran! El kangen!"

Aziel memeluk lelaki bernama Nevran itu dengan erat. Satu bulan tidak bertemu membuat Aziel begitu merindukan sosok ini.

"Gimana kabar bocil kesayangan Nevran?" Tanya Nevran saat Aziel mempersilahkan nya masuk.

"El baik, Evan sendiri?"

"Gue baik Cil. Liat, gue bawa makanan kesukaan lo." Nevran membuka bawaannya yang mana menampilkan berbagai macam makanan.

"Gak usah repot-repot ish, tau aja El pengen ngemil." Ucap Aziel cengengesan.

"Gimana perkembangan nya?" Tanya Nevran pada Aziel yang saat ini tengah sibuk membuka bungkus makanan.

"Kayak biasa, gak ada perubahan." Jawab Aziel dengan acuh.

"Kenapa lo gak mau ikut gue ke Amerika buat lakuin hal 'itu? " Tanya Nevran.

"Gak mau ah, El males. Gini aja, lagian gak ada gunanya nya jugakan."

Siapkan hati untuk konflik sesungguhnya (tertawa jahat)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siapkan hati untuk konflik sesungguhnya (tertawa jahat)

Gk mood, masa vote nya menurun. Jgn jdi silent readers atuh, vote juga. Vote gk byr kok kak/bang. Kn kalau vote komen nya banyak, aku nya juga mkin semangat ngetik dan update.

Spam komen blh gk sih? 30 komen? Kalau kurang gk update dh. Hehehe mksa.

Oh ya, jgn lupa ikut PO Kahfi meet Om Duda yh, tenang PO nya smpe 25 maret jdi msih ada waktu buat ngumpulin duit.

Dadah, jgn lupa vote komen nya oke

30 komen untuk next→

Cinta Aziel untuk Candra [B×B | END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang