"Yakin mau berangkat? Emang kuat?" Tanya Abian pada Aziel yang kini sibuk bersiap-siap menuju perbikahan Candra dan Hanni.
Hubungan Abian dan Aziel kini semakin dekat, Abian bahkan kadang menenamni Ibu Aziel cek kesehatan. Aziel juga kadang memanggil Abian dengan sebutan 'Abang'. Ibu Abian? Kata Abian sendiri Ibu nya ada namun sedang ada dibandung.
"Bacot ish, ayo nanti ketinggalan acaranya." Aziel menarik tangan Abian keluar rumah.
"Yakin dek?" Tanya Abian sekali lagi.
"BACOT!" Aziel berteriak keras membuat Abian kaget. Mata anak itu terlihat berkaca-kaca menatap kearah Abian. Dengan panik Abian memeluk Aziel dan memenangkan nya.
"Oke, oke, oke. Maaf yah? Kan cuma mastiin, gue takut lo gak kuat disana nanti." Ucap Abian mengelus lembut pucuk kepala Aziel.
Mereka berdua memasuki mobil. Abian menatap sekali lagi kearah Aziel kemudian menjalankan mobil nya dengan sedang. Entah apa alasan nya, Aziel memaksa untuk tetap hadir pada acara pernikahan Candra. Padahal tadi malam anak itu menangis tersedu-sedu.
Setelah menempuh perjalanan yang lumayan jauh, akhirnya kedua nya sampai pada sebuah gedung mewah tempat Candra melakukan acara pernikahan. Abian menggandeng tangan Aziel, melempar senyum manis pada sang Adik.
"Nanti kalau butuh sesuatu bilang gue yah?" Pesan Abian pada Aziel dan dibalas anggukan oleh sang empu.
Aziel memegang erat tangan Abian, berusaha menguatkan diri untuk melihat acara hari ini. Abian berjalan, matanya melirik tangan Aziel yang menggenggam tangan nya erat. Tangan anak itu terasa sangat dingin.
"Gugup yah?" Tanya Abian, ia merangkul pundak Aziel.
Baru saja memasuki ruangan, Aziel lebih dulu disambut dengan pengucapan sakral yang keluar dari mulut Candra.
"Saya terima nikah dann kawin nya Hanni Anindi dengan mas kawin tersebut dibayar tunai!"
"Bagaimana para saksi? Sah?"
"SAH!"
Lulut Aziel rasanya lemas seketika mendengar semua ucapan yang keluar dari mulut Candra dengan begitu lancar. Abian dengan sigap menahan tubuh Aziel dan menatap khawatir anak itu.
"Mau pulang?" Tawar Abian namun Aziel menggelengkan kepalanya.
"Kasih selamat dulu, baru pulang." Ucap Aziel dengan nada yang kecil.
Abian hanya mengangguk saja, ia berjalan menaiki podium bersama dengan Aziel. Namun atensi Abian teralihkan pada seorang pria yang ada disamping Candra.
"Bangsat." Maki Abian.
Aziel mengelus bahu Abian dengan sabar, ia paham untuk siapa makian itu.
"Kak Andra selamat-"
"Ngapain homo kayak kamu datang ke pernikahannya anak saya? Oh dia pacar baru kamu yah?" Tanya Ayah Candra dengan nada mengejek.
"Saya cuma mau ngucapin selamat." Kata Aziel membela. Sedangkan Abian berusaha menahan amarah nya agar tidak meledak dan memukul pria sialan itu.
Aziel tidak menulikan telinga nya akan kata pedas yang keluar dari mulut Ayah Candra. Anak itu pokus pada wajah Candra yang saat ini terlihat tidak bersemangat dan agak pucat. Lelaki itu seperti menahan sesuatu.
"KAK ANDRA!" Aziel dengan cepat ikut berlulut saat Candra terjatuh dengan mulut yang mengeluarkan darah. Lelaki itu terbatuk pelan sambil menepuk-nepuk dadanya.
Candra memegang tangan Aziel yang kini mengusap darah yang keluar dari mulut nya. Semua orang yang ada disana menatap syok pada kejadian yang tiba-tiba itu.
"Maaf." Gumam Candra sebelum kehilangan kesadaran nya. Panik, semua orang yang ada disana panik terkecuali Hanni. Ia hanya menonton dengan raut wajah yang sulit di artikan.
"ABANG AYO KE RS CEPET!" Aziel berteriak panik, namun dirinya didorong oleh Ibu Candra hingga hampir tersengkur jika saja Abian tidak cepat menahan nya.
Aziel menangis, menatap kepergian Candra yang dipopong oleh keluarga nya. Menatap tangan nya yang kini terdapat bercak darah.
"Ayo ke rs! Ayo! Ayo! Ayo!" Aziel menggoyang lengan Abian menatap Abian dengan tatapan putus asa.
"Kita bakal ke rs, tapi bersihin tangan nya dulu oke?" Bujuk Abian dengan lembut membuat Aziel mengangguk patuh.
"Kakak, tunggu El yah."
Aziel dan Abian sampai pada rumah sakit yang didatangi oleh keluarga Candra. Aziel menatap Ibu Candra yang saat itu terlihat panik dan khawatir.
"El ke toilet bentar yah?" Ucap Aziel meminta izin pada Abian.
"Mau ditemenin?" Tawar Abian.
"Gak usah. Nanti boleh minta tolong yah, tanyain keadaan-"
"Nanti gue tanyain oke? Setelah tau kondisi nya kita pulang yah?" Bujuk Abian dibalas anggukan oleh Aziel.
Aziel pergi meninggalkan Abian yang kini menatap kearah keluarga Candra, mencari cara agar bisa mengetahui bagaimana keadaan Candra.
"Aku rasa ini hal yang terbaik."
Tak usahain update cepet biar cpt end juga
Jangan lupa vote nya, spam komen biar semangat! Nanti pulang sekolah ngetik lagi
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Aziel untuk Candra [B×B | END]
SonstigesKisah mereka tidak lengkap dan tidak memiliki alur yang bisa dipikir kan. "Kak Andra gue suka sama lo." "Gue bukan homo, pergi lo bocil!" "Nanti gue bikin lo jadi homo." •••••• "El, jadi pacar gue yah?" "Kakak kan gak homo." "Gue homo gara-gara...