03. Dia yang tangguh

6.9K 659 18
                                    

Tidak tahu salah nya dimana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak tahu salah nya dimana. Aziel yang tadi hanya mencuci tangan di toilet laki-laki malah tiba-tiba ditarik oleh beberapa siswi perempuan yang tak lain ada kakak kelas nya sendiri.

Brak

Aziel tersungkur diatas tumpukan kardus bekas yang ada didalam gudang. Ia, dirinya diseret ke gudang belakang sekolah.

"Siram!" Diam, Aziel hanya diam saat dua perempuan tadi menyiram tubuh nya dengan air bekas pel.

Plak!

Wajah Aziel tertoleh kesamping akibat tamparan perempuan bernama tag Aninda itu. Aninda Nagaswara, anak kepala sekolah SMA Langit sekaligus primadona SMA Langit. Satu lagi, dia saat ini sedang berusaha mendekati Candra namun tak mendapat respon apapun.

"Salah gue apa lagi?" Aziel membuka mulut nya menatap Aninda dengan tenang. Seperti biasa, Aziel tidak pernah menatap orang-orang dengan tatapan tajam atau datar. Selalu tatapan tenang yang terpancar dimata anak itu.

"Salah lo?" Aninda menjeda ucapan nya sebentar. Dirinya mengambil tong sampah kecil yang memang sudah disediakan nya.

"Salah lo karena ada disekolah ini!" Ucap nya kemudian menghambur sampah tersebut keatas kepala Aziel.

Aziel ingin melawan, tapi bagaimana nasib kedepan nya? Melawan Aninda sama saja Aziel berniat mengundurkan diri dari sekolah.

"Denger nya homo, kalau sampai gue tau lo masih suka ngasih Candra makanan. Siap-siap dikeluarin dari sekolah ini!" Aninda mendorong Aziel hingga anak itu hampir terlentang.

"Ck, sampah." Gumam Aziel pelan. Dirinya melepaskan seragam sekolah nya menyisakan kaos hitam.

Aziel berjalan keluar dari gudang menuju koperasi untuk membeli seragam baru.

Aziel berjalan sambil mengusap-usap noda tanah yang ada di baju nya hingga tanpa sadar menabrak seseorang.

"Maaf kak." Ucap nya lalu mendongkak.

"Lo jalan gak pake mata yah!?" Candra menatap Aziel yang saat ini juga menatap nya dengan polos.

"Gue jalan pake kaki kak." Jawab Aziel yang mana membuat Candra marah.

"Minggir!" Titah nya yang mana tidak digubris oleh Aziel. Anak itu justru hanya diam menatap Candra.

"Jalan nya lebar kak, kenapa harus nyuruh gue minggir?"

"Minggir atau gue pukul?" Ancam Candra.

"Kakak tinggal geser kaki begitu terus maju. Nah selesai, ngapain harus nyuruh gue minggir?"

Bugh

Candra malah memukul wajah Aziel hingga membuat hidung anak itu mimisan.

Bugh

Tidak diam, Aziel kali ini membalas pukulan Candra.

"Lo gila!?" Marah Candra mengusap ujung bibir nya yang sedikit berdarah. Ternyata pukulan anak itu cukup kuat.

"Iya, gue rela gila demi lo kak."

Setelah bel istirahat berbunyi, entah kenapa Aziel hari ini berkunjung ke kantin untuk mengisi perut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah bel istirahat berbunyi, entah kenapa Aziel hari ini berkunjung ke kantin untuk mengisi perut. Biasanya ia hanya membawa bekal sendiri.

Aziel duduk tenang di salah satu bangku kantin, memakan nasi goreng yang dirinya pesan dengan telinga yang tersumpal earphone.

Byur!

"Argh!" Aziel refleks berdiri saat merasakan bagian belakang nya disiram dengan kuah panas.

Aziel menoleh kebelakang tepat dimana Aninda dan kedua teman nya berdiri sambil terkekeh kesenangan.

"Sakit yah? Utututu kasian banget." Ejek nya.

Semua manusia yang ada dikantin hanya menatap Aziel tanpa berniat menolong.

Aziel tanpa sepatah kata pun pergi dari kantin. Ini salah satu dirinya tidak pernah mau menginjakan kaki nya ke kantin sekolah.

Aziel memasuki uks, melirik sekitar ruangan yang terlihat sepi. Ia kemudian melepaskan pakaian nya. Bingung, Aziel hanya menatap obat salep yang ada ditangan nya. Bagaimana ia mengoleskan salep tersebut ke belakang punggung nya?

"Sini, biar gue bantu."

Aziel mendongkak menatap seseorang yang kini berdiri dihadapan nya.

"Kak Adnan?" Dengan cepat tangan Aziel langsung menyilang didada nya.

"Santai aja, kita cowo." Ucap Adnan yang melihat Aziel begitu.

"Lo tau kalau gue homo, kak." Aziel kini menatap Adnan yang membuka tutup salep tersebut.

"Tau, tapi lo suka nya sama Candra kan? Bukan sama gue. Jadi gapapa."

"Balik badan." Aziel menurut dan membalikkan badan nya menjadi membelakangi Adnan.

Adnan mulai mengoleskan salep dibagian punggung Aziel yang merah. Anak itu tidak meringis sedikit pun membuat Adnan kagum.

"Udah."

Aziel berbalik badan  dan berdiri, "Makasih kak." Ucap nya.

Disaat dirinya ingin kembali memakai seragam nya, tangan nya lebih dulu ditahan oleh Adnan.

"Itu kotor, pake yang baru." Ucap Adnan menyodorkan seragam baru yang lengkap.

"Makasih kak."

Adnan mengelus pelan pucuk rambut Aziel membuat anak itu kaget.

"OSIS lagi buka pendaftaran anggota baru, lo mau daftar?" Tawar Adnan.

"Kayaknya gak usah kak." Tolak Aziel dengan lembut.

"Yakin? Itu kesempatan buat lo deketin Candra loh."

Terlihat Aziel yang berpikir sebentar membuat Adnan tertawa kecil.

"Besok pendaftaran nya, ikut yah."

Setelah itu Adnan keluar dari UKS meninggalkan Aziel yang masih ragu.

"Gue harus ikut?"

Vote komen nya jgn lupa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vote komen nya jgn lupa

Cinta Aziel untuk Candra [B×B | END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang