23. Berakhir nya hubungan

3.7K 364 10
                                    

Langit malam kali ini mendung, bulan bahkan bintang tidak berani menampakkan wujud nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langit malam kali ini mendung, bulan bahkan bintang tidak berani menampakkan wujud nya. Mereka sengaja bersembunyi seolah menjauhi semua orang. Aziel duduk dibangku taman, menundukan kepalanya menatap sepatu putih yang kini terlihat kotor.

Semua nya kini sudah berakhir, Aziel memutar kembali memori dimana sikap Candra yang terkesan sangat manis, tatapan lembut serta pelukan hangat laki-laki itu seperti masih bisa Aziel rasakan.

Mungkin setelah ini kehidupan Aziel akan kembali seperti dulu. Tetesan air mulai turun membasahi bumi, namun hal itu terkesan tidak mengganggu Aziel. Anak itu mendongkak, menatap langit malam yang kini sedang hujan.

Memejamkan matanya, merasakan air hujan yang jatuh mengenai wajah. Namun tidak lama kemudian, Aziel tidak lagi merasakan rintik hujan yang mengenai wajahnya. Ia membuka matanya, menatap seseorang yang saat ini menenteng payung.

"Gak dingin? Lo daritadi duduk diem disini hampir dua jam lebih, mana cuma pake seragam." Ucap laki-laki yang memegang payung itu.

Aziel menatap lama kepada lelaki itu, ia merasa sedikit familiar dengan wajah nya. Lelaki tadi melepaskan jaket nya, menyampirkan nya dipundak Aziel lalu menyerahkan payung itu kepada Aziel. Sedangkan laki-laki tadi pergi dengan keadaan yang tanpa payung.

"Siapa dia?"

"Siapa dia?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

K

eesokan hari nya, Aziel kembali bersekolah seperti biasanya. Baru saja memasuki area sekolah Aziel dihadapkan lagi oleh pemandangan kemesraan Candra dan Hani yang membuat para perempuan disana iri. Aziel hanya menatap itu sekilas lalu pergi menuju kelas nya.

Aziel memasuki kelas dengan wajah yang menunduk, seperti biasa, dia akan menjadi pusat perhatian anak kelas. Aziel duduk dibangku nya dan mengeluarkan buku pelajaran nya.

"Kasian banget yang kemarin jadi mainan Kak Candra doang." Celutuk seorang siswi, melirik Aziel dengan sinis.

"Kalau gue jadi dia sih pasti malu banget. Udah dipake, eh malah dibuang kayak sampah." Lanjut seorang siswi lain nya.

Aziel hanya diam, perkataan mereka memang benar. Candra membuang Aziel layak nya sampah. Setelah mengangkat tinggi halusinasi Aziel, Candra langsung menjatuhkan nya begitu saja.

Disaat Aziel ingin memasang earphone nya, seorang guru memasuki kelas membuat Aziel tidak jadi menyumpal telinga nya dengan earphone.

"Anak-anak kita hari ini kedatangan murid baru. Silahkan masuk nak." Ucap guru itu mempersilahkan murid tersebut masuk.

Aziel terkejut melihat siapa murid baru itu, mata nya menatap intes pada murid yang saat ini memperkenalkan dirinya dengan senyum yang begitu manis.

"Perkenalkan, gue Abian Rajendra. Kalian boleh panggil gue Eja atau Endra." Ucap murid bernama lengkap Abian Rajendra itu.

"Kenapa gak Abian aja?" Tanya salah satu seorang siswi.

"Panggilan Abian cuma bisa dipake orang spesial." Jawan Rajendra dengan senyum nya yang begitu khas.

"Silahkan Rajendra, kamu boleh duduk dikursi yang ada didepan Aziel." Ucap guru tersebut menunjuk ke arah kursi yang kosong tepat didepan Aziel.

Rajendra berjalan lalu duduk dibangku tersebut, menengok ke belakang tepat Aziel duduk.

"Kita ketemu lagi Iel."

Setelah melewati 7 mapel, istirahat kedua ini Aziel memilih pergi kekantin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah melewati 7 mapel, istirahat kedua ini Aziel memilih pergi kekantin. Ia duduk disalah satu bangku, memakan makanan nya dengan mata yang menatap kosong. Semua yang terjadi terasa seperti mimpi, namun ini adalah nyata.

Apa yang akan dia lakukan kedepan nya? Hidup sendiri dan kesepian lagi? Hadir nya Candra membuat Aziel senang, namun kenapa ini hanya sementara?

Apa dia harus memperbaiki ini semua? Meminta maaf pada Candra? Tapi, apa kesalahan yang Aziel perbuat sampai dia yang harus meminta maaf terlebih dahulu? Jika pun dilanjutkan, bagaimana dengan restu kedua orang tua Candra?

Ini terlihat begitu sulit, pikir Aziel. Ia menyendokan nasi kemulut nya dengan pikiran yang berkelana jauh. Namun sebuah suara piring yang diletakan dimeja membuat lamunan Aziel buyar. Ia menatap laki-laki yang kini duduk didepan nya dengan senyuman manis, senyum yang terkesan sangat tulus.

"Makan tuh jangan sambil ngelamun, ntar setan kantin ikutan makan juga." Celutuk Rajendra.

"Lo orang yang kemarin ngasih jaket sama payung ke gue, kan?" Tanya Aziel yang dibalas anggukan oleh Rajendra.

"Jaket lo, besok gue balikin."

"Simpen aja, hadiah buat lo." Sahut Rajendra.

"Hadiah?" Tanya Aziel bingung.

"Hadiah perkenalan kita." Jawab Rajendra dengan senyum ramah.

"Kenapa lo senyum mulu?" Tanya Aziel lagi, sejak awal bertemu dengan Rajendra, Aziel selalu melihat laki-laki itu tersenyum.

"Ada yang salah sama senyum gue?" Tanya Rajendra karena ini pertama kali nya ada orang yang bertanya seperti itu.

"Senyum lo bagus, gue suka."

"Mau temenan sama gue? Gue bakal jadi pelindung lo."

Vote and komen, thanks

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vote and komen, thanks

Cinta Aziel untuk Candra [B×B | END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang