"Rel, sini sarapan dulu!"
Sang ibu tampak sibuk menyiapkan sarapan pagi untuk keluarga. Sambil menata piring ia pun menyeret kursi makan untuk Farel. Wanita itu masih belum melepas apron dan tampak repot mengurus ini itu.
Walaupun keluarga ini memiliki ART, mereka tidak akan selalu bergantung tentang segala hal.
Ibu selalu memperingatkan Farel maupun Aura untuk lebih menghargai Mbak Hesti. Misal, seperti tidak seenaknya mengacak-acak lipatan baju di lemari, melipat selimut sendiri setelah tidur, dan selalu meletakkan semua barang pada asalnya.
"Ma, almamater aku mana?" tanya Aura dari atas balkon dalam rumah.
"Tanya sama Mbak!" ucapnya sembari menata lauk pauk di meja.
"Mbak...."
"Ada di gantungan kok Neng. Barusan saya yang taruh," teriaknya dari arah dapur.
Beberapa saat ia kembali dengan pakain yang sudah rapi. Jangan tanyakan berapa waktu yang dipakai Aura untuk duduk di depan meja rias meski dia hanya memakai make up natural. Tentu saja dia sibuk memandangi dirinya di cermin.
"Sarapan dulu,Ra!" sambut ibunya sambil menyiapkan piring dan menyeret kursi seperti yang dilakukan pada Farel.
"Makasih, Ma."
Aura duduk dan menyentong nasi di mangkok. Mengambil lauk pauk serta sayuran yang tersaji.
"Kak, Gue hari ini berangkat bareng temen. Dia mau jemput ke sini."
"Ehhmmm, kebiasaan," Ibu memberi kode peringatan. Peraturannya Dalam lingkungan keluarga tidak boleh ada bahasa panggilan Lo maupun gue.
"Maaf, Ma!" Aura nyengir.
"Naik apa?" tanya Farel yang sedang menyuapkan makanan ke mulut.
"Naik maticnya dia."
"Hati-hati," kata Farel santai.
"Siap Boss!"
"Terus pulangnya?"
"Ya, kalau nggak bareng dia, mungkin sama abang Grab."
"Kakak jemput."
"Nggak usah."
"Gak usah pake nolak. Kamu pasti ngeloyong dulu, kan?"
"Dih, nyebelin amat," kata Aura sambil menatap sinis Farel.
"Seneng nggak punya abang ganteng dan perhatian?"
"Ganteng, kan karena Gen dari Papa, kalo perhatian pasti karena Kak Farel lagi jomblo."
"Sialan!"
"Udah! Keburu kesiangan masuk kelas,Ra!" kata ibu sembari duduk.
"Restoran gimana?" kali ini Ratna bicara pada Farel.
"Kemarin surat dari pemerintah baru turun. Restoran nggak bisa buka sampai terlalu malam. Sebelum isyak udah harus tutup."
KAMU SEDANG MEMBACA
PDKT
RomanceStatus: On going ~~~ Farel tidak mengerti, tahu-tahu sang Ibu menyuruhnya untuk mencari pasangan hidup hanya karena ingin memiliki cucu seperti teman arisannya. Atas permintaan konyol itu, Farel jelas saja menolak. Gila saja! Walau 26 tahun, dia le...