Status: On going ~~~
Farel tidak mengerti, tahu-tahu sang Ibu menyuruhnya untuk mencari pasangan hidup hanya karena ingin memiliki cucu seperti teman arisannya.
Atas permintaan konyol itu, Farel jelas saja menolak. Gila saja! Walau 26 tahun, dia le...
Sore ini langit cerah. Suasana hati Farel terlihat lebih baik dari kemarin. Ia lebih banyak tersenyum dan juga sering bersenandung pelan. Padahal Farel nyaris tidak punya playlist mp3 di ponselnya.
Farel berjalan masuk Cafe Gloria. Tempat di mana Keyla bekerja. Ia harus mendapatkan Keyla apapun caranya.
Benar kata Aura, perjanjiannya dengan Keyla selesai. Lantas, kenapa dia tidak memulai cerita baru lagi? Kalau Keyla belum mencintainya, Ia akan membuat Keyla jatuh cinta dengannya.
"Bisa saya bantu?"
Farel mendongak. Dia bukan orang yang Farel mau. "Bisa ketemu sama Keyla?"
"Maaf, tapi ini jam Kerja dan dia tidak bisa diganggu."
"Ya sudah suruh dia ke sini. Aku mau pesan minuman."
"Maaf, tapi saya juga karyawan di cafe ini."
"Tapi aku meminta Keyla yang ke sini."
Dari pada beradu cekcok, pelayanan itu pergi dengan ketidak pahaman. Selang beberapa menit, Keyla datang menghampiri meja Farel.
Dengan wajah datarnya, Keyla menawarkan pesanan. Bersikap seprofesional mungkin sebagai pelayan Cafe.
"Mau pesan apa?" Keyla bertanya datar.
Ditanya seperti itu, Farel tidak menjawab. Dia malah menatap wajah cantik Keyla tanpa pengalihan. Namun sikap Keyla masih sesuai rencananya.
Farel tidak peduli. Bisa melihat wajah Keyla saja dia bahagia.
"Ada yang bisa dibantu?"
Farel sok mikir lama, padahal dia sudah tahu mau pesan apa.