Status: On going ~~~
Farel tidak mengerti, tahu-tahu sang Ibu menyuruhnya untuk mencari pasangan hidup hanya karena ingin memiliki cucu seperti teman arisannya.
Atas permintaan konyol itu, Farel jelas saja menolak. Gila saja! Walau 26 tahun, dia le...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Farel tak habis pikir sang ibu tiba-tiba menyuruhnya untuk mencari pasangan hidup. Walau usianya sudah 26 tahun, dan ia begitu menikmati kesendiriannya saat ini.
Sudah cukup baginya punya dua perempuan yang hidupnya ribet setengah mati. Perkara mau keluar saja make up berlapis-lapis, menyisir rambut di ulang-ulang.
Contoh lain lagi ketika ia menunggu Aura untuk pergi salah satu acara keluarga besar. Farel harus menunggu berjam-jam dan yang dilakukan Aura hanya memilah-milah gaun.
Katanya dia nggak punya baju. Padahal isi lemarinya penuh. Farel yang nggak suka ribet, berakhir menceramahi adiknya.
Farel masih belum siap jika nanti hidupnya semakin rumit akan adanya perempuan lagi dalam hidupnya. Bukan tidak ingin memiliki pasangan hidup. Namun, target menikah bukan pada usia segitu. Dan kalaupun menikah dia harus mendapat pasangan yang tepat bibit bebet bobotnya.
"Pak, menu penutup hari ini jadi pakai puding susu Mangga?" Nadia, salah satu Karyawan andalan di restoran ini masuk ke ruangan kerja Farel sambil membawakannya secangkir teh.
"Kamu nggak dengar apa yang saya katakan kemarin?" jawab Farel dengan setengah membentak. Seolah sengaja melampiaskan rasa kesalnya yang dari tadi ia tahan.
Nadia beringsut mundur. Atasannya itu sepertinya dalam mode emosi. "Kan, saya nanya, Pak. Siapa tahu tiba-tiba Bapak berubah pikiran."
"Kemarin rencana kita apa? Sudah sepakat puding Mangga, kan? Jangan lupa juga ini jum'at ke 3, makanan penutup gratis!"
"Tapi Stok Mangga di tempat langganan kita lagi habis."
"Ya kamu putar otak kamu dong! Cari di tempat lain atau gimana? Jangan apa-apa tanya."
"Nanti kalo saya cari di tempat lain Bapak marah-marah karena nggak sesuai."
"Udah, kamu keluar dulu. Bikin makin emosi aja bbisanya."
Nadia undur diri. Dia hanya mencibir kesal sambil memaki dalam hati. Kalau sedang dalam mode emosi gini Farel bisa betah marah-marah bahkan seharian. Siapa saja bisa jadi pelampiasan.
******
"Rel, lihat foto cewek-cewek ini. Cantik-cantik, Rel," Ratna antusias sekali. Padahal Farel baru pulang dan dia belum istirahat.
"Ma! Jangan bahas itu terus!" katanya dengan muka lelah. Dari tadi pikirannya sudah kacau.
"Kamu ya, nggak menghargai Mama. Mama capek-capek nyariin kamu foto cewek biar dapat pasangan."
Tuh, kan Ibunya membahas masalah itu lagi. Tau gitu Farel menginap saja di Resto. Sebab Ratna kalau sudah punya keinginan pasti tidak akan ada habisnya membahas apa yang diinginkan.
"Rel, kamu mau sampai kapan kayak gini terus?"
"Ma, kali ini aja Farel mohon jangan maksa Farel."
"Apa kamu masih nyimpan harapan sama Si Nessa itu?"