#27. Hari Perpisahan

16 6 0
                                    

Haiii Apa kabar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haiii Apa kabar...
Semoga suka sama Part ini yaaa...

-------

Keyla terlihat sering melamun belakangan ini. Wajahnya terlihat lesu. Garis hitam di bawah matanya terlihat jelas. Ia bahkan sering melewatkan jadwal makan dalam beberapa hari ini. Berkali-kali meletakkan kepalanya di atas meja sambil sesekali mengeluarkan air mata.

Ia merasa akan ada sesuatu yang hilang dalam hidupnya, entah itu apa.

Besok adalah penghujung bulan. Artinya kebersamaannya dengan Farel sudah akan berakhir. Tidak terasa sudah lima bulan berlalu secepat itu. Waktu yang terlewati dengan begitu menakjubkan. Keyla tidak pernah merasa sekacau ini mengenal seseorang.

Ada tangis dan tawa terurai dalam hidupnya. Perasaan yang kian menjalar ini sudah saatnya untuk dicabuti. Dia tidak ingin ada puing-puing harapan lagi yang tersisa.

Semalam Keyla terus memikirkan apakah semudah itu melupakan semua. Lalu pada akhirnya hanya air mata yang menjadi jawaban. Menangis adalah sesuatu yang membuat hatinya sedikit lega.

Ia putuskan akan menghapus Farel dari hidupnya.

Keyla tampak tidak semangat saat bekerja. Atasannya sampai menawarkan Keyla libur dulu untuk istirahat.

Keyla tidak mau. Dia punya banyak tanggungan. Butuh uang banyak untuk melunasi hutang. Nominalnya terbilang besar. Dia tidak mau sampai menanggung beban lagi karena hutang itu jatuh tempo. Bisa-bisa bunganya bertambah semakin banyak.

Tubuh Keyla pernah dibanting oleh seorang preman hanya karena terlambat bayar hutang. Padahal ia hanya telat satu minggu, dan itu adalah sumber masalah berulah. Beban semakin bertambah atas tingkah biadap ayah tirinya.

Selama hidup, kepalanya hanya memikirkan bagaimana cara melunasi hutang, akan tetapi, kini Keyla malah memikirkan perasaannya pada Farel.

"Key, gue anter pulang, ya?" tawar Hendery saat melihat Keyla terlihat tidak baik-baik saja.

"Gue kan bilang nggak papa."

"Nggak papa gimana? Lo sampai kayak gini," kata Hendery sambil menatap wajah Keyla.

"Butuh tempat buat nangis?" tawar Hendery sambil merentangkan tangan.

Tawaran Hendery membuat bendungan air mata Keyla jebol. Lalu ia meletakkan kepalanya di atas dada Hendery dan terisak dengan begitu kuat.

"Apa yang bikin perasan lo sekacau ini."

"Kebersamaan gue sama Farel udah habis. Tapi kenapa perasaan gue kayak gini, Hen. Seharusnya gue seneng karena nggak lihat dia lagi. Tapi kenapa hati gue sakit."

Seperti ada yang menghantam hati Hendery saat ini. Rasanya sakit di dalam sana. Keyla sampai seperti ini gara-gara seorang Farel. Ternyata begitu berharganya Farel untuk Keyla

Lagi. Dengan hati berlumuran luka, Hendery harus menyimpan semua perasaanya. Walau tidak secara langsung, dapat dilihat dari matanya bahwa Keyla mencintai Farel. Lantas apa lagi yang ia harapkan dari Keyla?

PDKT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang