#14. Sebuah Penderitaan

17 4 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Farel sebetulnya Malas buat minta maaf sama Keyla. Tapi, dia memiliki perjanjian sama Ibunya untuk menjalankan PDKT ini selama 5 bulan. Jadi, kemungkinan besar ia harus siapkan hati dan pikiran yang luas karena harus sering mengalah. Terlebih jika ia mengingat ancaman ibunya yang akan mengalihkan restoran yang ia kelola pada orang lain. Tidak bisa membayangkan bagaimana nanti ia hidup di hari tua jika tidak memiliki apa-apa.

Suara motor di halaman rumah membuat Keyla mengintip dari celah gorden. Kebetulan Kamar Keyla letaknya dekat dengan ruang tamu. Jadi jendela kamarnya menyatu dengan jendela depan rumah.

"Mau ngapain lagi Monyet ke rumah gue!" Keyla masih kesal.

Lalu ia melihat cowok itu turun dari motornya. Matahari rupanya sudah ingin pulang ke peradaban. Cowok itu datang Ke rumah Keyla sambil membawa buah tangan.

Sate ayam yang dijanjikan untuk Keyla. Farel benar-benar heran dengan kelakuan Keyla yang doyan makan, tapi badanya nggak bisa gemuk. Dia ingat betul makanan apa saja yang masuk kedalam perut Keyla selama mereka jalan. Hampir semua gerobak ia datangi.

Belum juga Farel mengetuk pintu dan hanya sekali mengucap salam, pintu sudah terbuka. Terlihat Fina yang kini tengah keluar sambil memakai mukena. Rupanya sedang persiapan ke Masjid.

"Eh, Farel. Nyari Keyla?"

Farel mengangguk. "Ada, Tante?"

"Keyla keluar! Ada Farel nih! Udah magrib nongkrong aja di kamar."

Sebetulnya Keyla mau pura-pura tidur saja. Tapi magrib adalah waktu yang sangat tidak mungkin seseorang untuk tidur.

Dengan terpaksa ia menemui Farel dan keluar kamar.

"Nih, sate yang Lo mau!"

"Nyogok nih ceritanya?"

"Nggak, tapi gue nepatin janji."

"Udah,kan? Pulang gih?"

"Lo dari kemarin ngusir mulu sih?"

"Anti gue sama Lo. Udah habis marahih gue di tempat umum. Berasa nggak ada harganya."

Keadaan Farel saat itu sedang capek karena mencari Keyla. Dia bersumpah melakukan itu tidak sengaja dan refleks.

"Ok! Gue minta maaf. Gue juga nggak tahu kenapa bisa gue marah-marah."

"Iya gue tahu kok kalo Lo hobbynya marah." Keyla melipat tangan di dada.

"Ya lagian lo ngeselin."

"Ya udah kalo gitu udahan aja PDKTnya. Lo nggak mau kan gue bikin kesel tiap hari?"

"Nggak bisa gitu dong."

"Gue sih bodo amat."

Farel menarik nafas dalam-dalam, "ya udah maafin gue. "

PDKT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang