Farel merasa frustasi ketika lebih seminggu ini tidak melihat Keyla. Di rumah atau cafe tempatnya bekerja, dia tidak bertemu Keyla.
Tiba-tiba ada rasa takut akan rasa kehilangan. Kebersamaan yang selama ini mereka jalani telah membuat ia terbiasa akan kehadiran Keyla.
Tidak ada yang tahu Keyla di mana. Ponselnya juga tidak aktif beberapa hari.
Begini saja Farel sudah takut setengah mati. Bagaimana dia bisa baik-baik saja jika Keyla benar-benar akan menghilang dari hidupnya.
Semua ini membuat Farel uring-uringan tidak jelas. Seperti menendang barang apapun yang ada di depannya ketika tidak menemukan kunci motor yang ia cari. Padahal jelas-jelas kunci itu ada di atas nakas.
Farel tidak pernah terlihat sefrustasi itu. Ibu dan Aura malah takut walau sekedar bertanya Farel kenapa.
Padahal sebelumnya tidak ada masalah antara Farel dan Keyla. Adu cekcok juga seperti biasa. Farel tidak mengerti apa dia sudah berbuat salah hingga Keyla tiba-tiba menghilang?
Sisa waktu mereka hanya tinggal beberapa hari. Kenapa dia harus menghilang disaat-saat seperti ini. Saat Farel sudah menyadari perasaannya saat ini.
Farel bersumpah akan membuat Keyla tetap di sisinya. Dan Keyla harus jadi miliknya.
Maka dengan menahan rasa sesak di hatinya, Farel menghidupkan motornya. Melaju dengan kecepatan diatas rata-rata. Jelas saja mengganggu ketenangan pengendara lain. Namun, yang tidak disangka adalah, Farel menitikkan air mata.
Farel tidak mengerti kenapa seperti ini rasanya. Padahal dia hanya Keyla.
Awan hitam menggantung di bawah sang Cakrawala. Suara gemuruh langit menjadi pertanda turun hujan.
Saat Farel berada di depan rumah Keyla, gerbangnya tetap dalam keadaan terkunci dari luar. Itu tandanya Keyla masih tidak ada di rumah. Lagi dan lagi perasaan kacau menghampiri dirinya. Farel ingin sekali melempar helmnya. Ia tidak tahu lagi harus bagaimana menemukan Keyla.
Farel mencoba menepon nomor Keyla. Tidak seperti kemarin kemarin, kali ini panggilan tersambung. Ia langsung tidak sabar mendengar suara Keyla.
"Key..." Panggilan Farel bahkan belum diangkat.
"Halo!"
"Keyla?"
Ada suara gemerisik dan terputus-putus. Panggilan diterima.
"KEYLA?" Intonasi Farel kian meninggi.
"Keyla lo denger gue, kan?"
"..... "
Farel masih tidak mendengar dengan jelas. Tidak ada suara Keyla sama sekali. Rasanya ingin ia berteriak lebih kencang lagi.
"Keyla, pliss, ngomong! GUE KANGEN SAMA LO!"
KAMU SEDANG MEMBACA
PDKT
RomanceStatus: On going ~~~ Farel tidak mengerti, tahu-tahu sang Ibu menyuruhnya untuk mencari pasangan hidup hanya karena ingin memiliki cucu seperti teman arisannya. Atas permintaan konyol itu, Farel jelas saja menolak. Gila saja! Walau 26 tahun, dia le...