"IPhoneku... "
Langkah Keyla berhenti ketika dirasa kakinya menginjak benda keras di bawah. Jantungnya berdebar karena takut. Lantas ia melihat pria di sampingnya yang kini menatap Keyla dengan kesal dan amarah yang memuncak.
Sial. Masalah besar akan datang. Dia harus apa sekarang?
"Mati!" kata Farel sambil mencoba menekan tombol power berkali-kali. Jelas saja mati. Bentuknya layarnya saja sudah tidak karuan.
"Maaf,"cicitnya takut-takut. Keyla mundur sambil menundukkan kepalanya.
"Kamu pikir maaf bisa ganti HP yang udah kamu injak sampai kayak gini bentuknya? Kamu tidak tahu berapa biaya servisnya?"
Iya, tanpa diberi tahu Keyla sudah tahu harganya. Kenapa ia terkesan merendahkan Keyla?
"Tap ini bukan salah saya sepenuhnya." Keyla masih berusaha mencari pembenaran diri. Itu memang benar. Salah siapa tiba-tiba HPnya jatuh saat ia lewat. Mana mungkin ia mendadak menghindari kecelakaan.
"Kalo kamu nggak injak, mungkin masih bisa nyala. Mangkanya kerja itu mata Jangan jelalatan!"
Keyla menghela pasrah. Pria di depannya kini seakan-akan mengajaknya perang. Jika bukan takut dipecat dari pekerjaannya, ia sudah pasti memakinya habis-habisan.
Demi apapun, selama bekerja di cafe ini sedikitpun tidak pernah dapat skandal.
"Mana atasan kamu? Kenapa bisa dia punya pelayan nggak becus kayak gini."
Keyla langsung kalut. Menatap Farel penuh permohonan. Masalahnya, atasan Keyla orang yang sangat perhitungan apalagi jika masalahnya begini. Ia yakin habis Keyla akan ada masalah dengan gajinya. Atau bisa jadi dipecat. Ia sudah membayangkan beban-beban hutang akan semakin mencekiknya.
"Seharusnya orang kayak kamu dipecat aja! Bisanya cuma ngerugiin aja!"
Keyla sampai menangis karena sudah dimaki-maki sampai seperti itu. Farel dan Keyla kini menjadi pusat perhatian. Orang-orang di cafe merasa iba pada Keyla yang terlihat dimarahi habis-habisan. Gadis itu terlihat mencengkeram bajunya dengan erat. Sialan sekali dia dipermalukan di depan umum.
"Cengeng." ucap Farel lirih seraya mencebikkan bibir.
Keyla tidak peduli. Ia hanya memikirkan nasib selanjutnya.
"Ada apa ini?"
"Anda pemilik restoran ini?"
Pria bersetelan jas itu mengangguk.
"Lihat apa yang dilakukan karyawan anda?" Farel menunjukkan HPnya yang kini retak.
"Keyla? Benar kamu yang melakukan?"
Keyla menggeleng. Dia takut menatap bossnya saat ini.
"Bagaimana bisa Anda memiliki pelayanan ceroboh?"
"Nggak, Pak. Saya tidak sepenuhnya bersalah. Dia dulu yang..." ucapannya terhenti dilanjutkan dengan suara sedu sedan.
"Nggak, pokonya saya minta ganti rugi. Bisa-bisanya cafe seperti ini melihara pelayan kayak gini."
Keyla melotot selebarnya. Dia pikir dia ini hewan peliharaan?
"Mari kita bicarakan baik-baik di ruangan saya?"
Farel mengikuti sang pemilik Cafe. Sementara Keyla takut nasib buruknya akan datang. Gadis itu menunggu sambil mengharap cemas. Beberapa saat kemudian Farel keluar ruangan dengan santai dan wajahnya terlihat lebih tenang. Keyla semakin panik hal buruk akan menimpanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PDKT
RomanceStatus: On going ~~~ Farel tidak mengerti, tahu-tahu sang Ibu menyuruhnya untuk mencari pasangan hidup hanya karena ingin memiliki cucu seperti teman arisannya. Atas permintaan konyol itu, Farel jelas saja menolak. Gila saja! Walau 26 tahun, dia le...