Hidup ini memang tentang mimpi dan perjuangan hidup. Namun, yang Keyla pikirkan hanya tentang bagaimana tetap menyambung hidup.Hidupnya serba pas-pasan semenjak Ayahnya meninggal dunia. Ada tanggungan yang harus ia penuhi. Sebuah sepeda motor yang harus lunas dalam dua tahun. Belum lagi hutang ini itu yang sudah lama jatuh tempo. Sampai-sampai bunganya menumpuk.
Sementara ibunya hanya tukang kue yang sering menitipkan pada tempat-tempat tertentu. Yang jelas saja penghasilannya tidak tetap. Kalaupun sedang rejeki, ada orang yang menyewa jasanya untuk acara-acara tertentu.
Cafe Gloria, Di cafe inilah tempat Keyla mencari pundi-pundi rupiah. Gadis itu tampak ramah melayani pelanggan yang datang.
"Meja no 11 kamu yang antar, ya," Laika mengatakan Keyla sambil berteriak mengantar pesanan.
"Kak, boleh minta mayonaise lagi?"
"Boleh."
"Kak, nambah gula dong."
"Key, stok creamer tinggal dikit," Laika menambahkan.
"Key! Itu meja no 8 udah dilayanin belum?"
Celotehan Saling bersahutan. Alunan musik menggema di setiap sudut ruangan. Selain ibunya, rupanya semesta mengirim teman-teman yang sangat baik untuknya.
Keyla pernah punya mimpi untuk menjadi seorang Dokter bedah. Namun, semua mimpi harus ia kubur secara perlahan karena keadaan yang tidak memungkinkan. Kini ia berakhir hanya menjadi seorang waitress.
Pernah melamar kerja kesana-kemari, namun di era saat ini tidak ada perusahaan yang mau menerima pegawai hanya bermodal ijazah SMA.
Keyla tahu, ia tak seberuntung orang lain. Tapi ketika ia melihat sekeliling, ia merasa dirinya harus banyak bersyukur. Tidak bisa kuliah karena biaya, sementara di tempat lain banyak yang mengeluh karena hanya untuk makan saja susah.
Untuk saat ini Keyla mengalah dengan takdir. Ia tahu bahwa kondisi hidupnya tidak mampu untuk mencapai apa yang sejak dulu diimpikannya.
******
Begitu sampai rumah, Keyla langsung tengkurap di atas kasur.
Ini Sabtu Malam, tidak heran jika pengunjung lebih banyak dari biasa. Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Lampu-lampu kompleks sudah mulai padam. Yang terdengar hanya sepi sunyi.
"Udah makan malam?" Fina membuka pintu kamar Keyla.
"Udah, Ma."
"Sudah sholat belum?"
Keyla mengangguk.
Ibunya mendekat ke tempat Keyla sembari memijit kaki putrinya, "Capek, ya?"
Keyla menggeleng sambil mengganti posisinya menjadi terbaring.
KAMU SEDANG MEMBACA
PDKT
RomanceStatus: On going ~~~ Farel tidak mengerti, tahu-tahu sang Ibu menyuruhnya untuk mencari pasangan hidup hanya karena ingin memiliki cucu seperti teman arisannya. Atas permintaan konyol itu, Farel jelas saja menolak. Gila saja! Walau 26 tahun, dia le...