Jeno masuk ke dalam kamar Jaemin setelah dia membersihkan diri di kamar yang dia tempati semalam. Jeno, Jaemin, Jisung, Siwon, dan Yoona juga sudah sarapan bersama. Namun selama sarapan itu, Jaemin benar-benar bicara seadanya saja dengan Jeno. Karena itu Jeno merasa perlu bertanya pada Jaemin tentang perubahan sikapnya. Kebetulan juga Jisung sedang ikut Siwon dan Yoona ke supermarket untuk berbelanja sekaligus jalan-jalan.
Jeno duduk di samping Jaemin yang sedang ada di sofa. "Boleh aku bertanya, sayang?"
"Apa?" Tanya Jaemin sambil tetap memainkan ponselnya.
"Apa ada sikapku yang membuatmu tidak nyaman hingga kau terasa bersikap beda padaku sekarang?"
"Tidak ada."
"Tapi aku merasa ada. Kau sudah katakan kemarin jika ada sikapku yang kurang nyaman, kau harus mengatakannya padaku."
Jaemin mematikan ponselnya lalu meletakkanya di sampingnya. "Aku...hanya merasa tidak enak."
"Tidak enak bagaimana?"
"Kemarin malam...aku melakukan hal yang tidak seharusnya. Aku merasa bersalah padamu karena dengan terang-terangan menggodamu."
Jeno mendekat lalu merangkul pinggang Jaemin sementara tangan lainnya memegang tangan Jaemin. "Aku tau kau melakulannya semalam karena memang ada kesempatan untuk kita melakukannya. Juga karena kita sudah lama tidak melakukannya selama ini. Kemarin aku pun bersalah karena tidak pisah kamar denganmu dari awal padahal aku tau kita akan tidur hanya berdua."
"Tetap saja semua ini salahku. Harusnya aku bisa menahan diri."
Jeno merasa Jaemin akan terus merasa bersalah jika dia tidak memaafkan Jaemin. "Baiklah, aku memaafkanmu. Sudah, ya. Jangan terus merasa bersalah."
Jaemin menganggukkan kepala. "Aku ingin dipeluk."
Jeno langsung memeluk Jaemin. Dia juga megelus punggung Jaemin dengan lembut. Sementara itu Jaemin memejamkan mata merasakan pelukan hangat ini. Dia akan berusaha lagi untuk menahan hasratnya. Dia ingin membantu Jeno dalam menepati janjinya.
Setelah beberapa saat, Jeno melepas pelukannya. "kita pulang sekarang atau kau masih mau di sini?"
"Pulang saja. Nanti juga Jisung langsung pulang ke rumah setelah pergi dengan bunda dan ayah. Tadi bunda juga mengatakan mereka akan ke rumah kita. "
"Baiklah, ayo." Ajak Jeno lalu berdiri dari duduknya.
Jaemin ikut berdiri lalu keluar dari kamarnya bersama Jeno. Mobil Jeno kini keluar meninggalkan rumah keluarga Na. Jaemin tidak mengatakan apapun selama kurang lebih sepuluh menit sebelum dia teringat sesuatu.
"Jeno, nanti malam aku ingin bertemu Felix. Dia mengajakku bertemu hanya berdua. Bolehkah?" Tanya Jaemin.
"Kenapa harus berdua saja?"
"Tidak tau. Jika kau tidak mengizinkan, aku tidak pergi."
"Kalian bertemu dimana?"
"Di cafe La Dellana."
"Itu sepertinya dekat dengan cafe Eric."
"Entah, aku tidak tau. Bagaimana? Aku boleh pergi?"
"Boleh, tapi harus aku yang mengantar dan menjemputmu. Aku akan tunggu kau di cafe Eric."
"Terima kasih, Jeno."
"Sama-sama. Hanya dengan Felix saja, kan? Tidak ada pria lain?"
"Iya, hanya Felix."
"Baiklah." Jeno meraih tangan Jaemin dan menggenggamnya.
"Nanti sore kita jadi berenang?" Tanya Jaemin.
KAMU SEDANG MEMBACA
REDUM
FanfictionPergulatan Na Jaemin dengan kerasnya hidup pada akhirnya membuat sebuah pertemuan yang sangat indah dengan Na Jisung. Meskipun Jaemin harus menuntun Jisung sendirian, dia tetap merasa mampu melakukan itu. Yang dilupakan Jaemin adalah sejauh apapun d...