Jisung berlari masuk ke dalam rumah Siwon dan Yoona. Pagi ini setelah sarapan, Jisung, Jeno, dan Jaemin berangkat ke rumah ini. Jaemin memang mengabari orang tuanya bahwa dia akan pindah ke Korea dan Jisung akan tinggal di sini. Orang tuanya hanya mengiyakan dan saat Jaemin meminta dijemput di bandara, orang tuanya mengatakan tidak bisa.
"Grandma!" Ucap Jisung dengan riangnya sambil berlari menghampiri Yoona yang sudah ada di ruang tamu bersama Siwon.
Jisung memeluk Yoona dengan erat dan Yoona membalas pelukan itu.
"Cucuku sudah besar sekali." Ucap Yoona sambil mengelus punggung Jisung.
"Aku rindu Grandma dan grandpa. Lama sekali tidak bertemu. Grandma dan grandpa juga jarang menelponku."
"Maaf, sayang. Akhir-akhir ini grandma dan grandpa sibuk."
Jisung melepas pelukannya. "Malam ini aku ingin menginap di sini. Ingin tidur bersama Grandpa dan Grandma, boleh?"
"Sangat boleh tentu saja." Yoona mengelus rambut cucunya. "Di halaman belakang ada bayi kucing yang baru saja lahir. Jisung tidak ingin melihatnya?"
"Wah, benarkah? Kapan lahirnya, grandma?"
"Baru dua minggu lalu. Di dapur juga ada camilan banyak sekali. Kau bisa memakannya sepuasmu."
"Kalau begitu, aku ke halaman belakang dulu." Ucapnya dan langsung berlari ke halaman belakang.
"Bunda, ayah. Maaf karena aku baru datang sekarang." Lirih Jaemin. Masih merasa tidak enak dengan orang tuanya.
Yoona menghampiri Jaemin lalu memeluk anaknya itu. Jaemin tentu terkejut, namun dia membalas pelukan itu dan beberapa saat kemudian dia menangis. Entah kenapa dia sedih sekali sekarang. Dia merasa sangat mengecewakan orang taunya. Selama dua tahun lebih ini juga Jaemin sering menangis setelah menghubungi orang tuanya. Dia sudah meminta maaf dan orang tuanya juga sudah memaafkan, namun tetap saja perasaan tidak enak itu datang menghampirinya.
Yoona melepas pelukan Jaemin lalu menghapus air mata anaknya itu. "Sudah, bunda tidak marah padamu. Bunda sudah mengatakannya berkali-kali, kan?"
"Tapi...tetap saja perasaanku tidak enak, bunda. Aku mengecewakan bunda dan ayah."
"Bunda dan ayah kecewa, jujur saja. Namun walau bagaiman pun, kau tetap anak kami. Kau segalanya bagi kami dan kami akan selalu memaafkan kesalahamu, sayang. Sudah, ya. Tenangkan dirimu. Ayo kita duduk dulu." Ajak Yoona lalu menarik tangan Jaemin untuk duduk di sampingnya.
Jeno dan Siwon pun ikut duduk. Posisinya sekarang Yoona berada di tengah antara Jaemin dan Siwon, sementara itu Jeno duduk berhadapan dengan Siwon.
Hari ini, Siwon tampak bisa menahan dirinya untuk tidak memukul Jeno. Siwon juga lebih tenang dari terakhir kali dia bertemu Jeno.
"Maaf saya baru mengajak Jaemin ke sini pagi ini karena kemarin Jaemin dan anak saya sampai di Korea sore hari." Jeno buka suara.
"Kemarin kalian melakukan seks lagi?" Siwon langsung bertanya itu tanpa ada basa basi apapun.
Jeno tau Siwon akan menanyakan ini dan dia sudah siap menerimanya. Karena itu dia tidak terkejut mendengar pertanyaan Siwon ini.
"Selama dua tahun delapan bulan ini, saya dan Jaemin berhasil menjaga diri kami masing-masing. Kekhawatiran Jaemin tentang kehamilannya saat itu juga tidak terbukti. Sampai saat ini, saya hanya sebatas memeluk dan mencium tangannya saja. Saya konsisten melakukannya hingga saat ini dan sampai kami selesai menikah nanti." Jelas Jeno dengan lugasnya. Sangat yakin dengan semua yang dia katakan bahkan sama sekali tidak ada keraguan dalam setiap kata yang dia keluarkan dari mulutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REDUM
FanfictionPergulatan Na Jaemin dengan kerasnya hidup pada akhirnya membuat sebuah pertemuan yang sangat indah dengan Na Jisung. Meskipun Jaemin harus menuntun Jisung sendirian, dia tetap merasa mampu melakukan itu. Yang dilupakan Jaemin adalah sejauh apapun d...