DAVEL 3

183 90 50
                                    

Pintu terbuka, Najwa menatap gadis tersebut dengan tatapan datar. Tatapan Najwa tak pernah berubah selalu saja datar dari dulu.

"Kenapa lama pulang sekolah?"tanya Najwa menaikkan alisnya sebelah.

"Ha-bis dari perpustakaan. Tante," Velisya berbicara terbata-bata, karena Velisya sangat merasa ketakutan dengan tatapan Najwa.

"Kamu jangan bohong! bilang aja kamu habis pergi jalan sama cowok!"bentak Najwa sambil menarik rambut Velisya.

"Aku gak bohong Tante,"lirih Velisya yang merasakan sakit ketika Najwa menarik rambutnya.

"Kamu udah pandai berbohong ya!"Najwa menyeret Velisya dengan Kuat, padahal Velisya sudah meringis kesakitan tapi Najwa sama sekali tak mempedulikan itu.

"Maaf Tante tapi aku beneran keperpustakaan,"lirih Velisya dengan mata berkaca-kaca.

Siska turun dari lantai atas, karena mendengar suara keributan dari bawah.

"Si cupu kenapa Tante?" tanya Siska, lalu menatap Velisya dengan tatapan sengit.

"Ini dia bilang habis dari perpustakaan, tapi Tante lihat dia di antar cowok!"

"Si cupu memang gitu Tante, udah penampilan cupu. Sok genit lagi!"sindir Siska lalu menatap kembali Velisya dengan tatapan tak suka.

"Bagusnya kita apain ya?"tanya Najwa tersenyum smirk.

Najwa dan Siska menyeret paksa Velisya lalu mengurung dia di kamar mandi. Sedangkan Velisya dia sudah berusaha memberontak tapi dirinya tetap gak bisa, untuk melawan.

"Maaf Tante, aku janji gak bakal lama pulang," lirih Velisya dari dalam kamar mandi sambil mengetok pintu kamar mandi dari dalam.

****

Di kamar yang bercorak hitam, seseorang pria sedang sibuk dengan pikirannya, lebih tepatnya memikirkan Velisya.

"Tumben Velisya gak nge-chat gue, biasanya jam segini dia udah ngabarin," batin Kevin.

Ya. Benar karena jam tujuh malam Velisya dan Kevin seharusnya sudah chating-an walaupun sebentar, tapi Velisya selalu menyempatkan mengabari kabar kepada Kevin.

Kevin mengacak rambutnya frustasi, karena tak kunjung mendapat kabar dari Velisya akhirnya dia mengambil kunci mobilnya.

"Kamu mau kemana?"tanya Prilly yang melihat anaknya mengambil kunci motor dari meja.

"Aku mau ketemu sama Velisya Ma"balas Kevin, seraya mengambil kunci motornya.

"Tapi. Kamu belum makan malam,"ucap Prilly dengan suara kuat, karena Kevin sudah berlari keluar.

"Maaf Ma, aku buru-buru. Kalau gitu aku pamit ya!"

Kevin menjalankan motornya dengan kecepatan penuh, Kevin tak peduli dengan orang-orang yang sudah memarahi dia saat di perjalanan.

Sesampainya, di rumah Velisya. Kevin mengetok pintu dengan tak sabaran.

"Ayo buka dong,"ucap Kevin, menatap pintu yang masih belum di buka. Entah mengapa feeling-nya mengatakan kalau Velisya sedang tidak baik-baik saja.

Kevin sangat terkejut melihat sosok wanita yang ada di depannya, terutama Siska jantungnya berdetak kencang, karena ketakutan.

"Lo ngapain di rumah Velisya?"tanya Kevin dengan mengerutkan keningnya.

"Ga-k ada,"ucap Siska dengan perasaan gugup, gagal sudah rencananya menutupi kalau dia adalah Kakak kandung dari Velisya.

"Gue nyari Velisya, lo ada lihat dia gak?"tanya Kevin tanpa berbasa-basi, karena saat ini yang dia butuhkan hanya kabar dari Velisya.

DAVELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang