Sekarang Daniel tau kenapa Papanya selalu memaksa dia untuk menerima perjodohan tersebut, di sisi lain Daniel merasa sedih, tapi di sisi lain dia juga tak suka kalau dia di jodohkan walaupun sebenarnya dia mulai mempunyai perasaan kepada Velisya.
Malam hari yang sejuk, Daniel hendak pergi ke rooftop tapi tak sengaja dia menemui Arjuna yang sedang merokok. Daniel tau kalau Papanya banyak masalah, terlihat dari wajahnya.
"Papa ngapain di sini? Udah malam mending tidur sana!"titah Daniel, dia takut Papanya nanti jadi sakit karena cuaca begitu dingin.
"Papa lagi banyak pikiran, kamu jangan ganggu Papa!"
"Tadi Papa di panggil Mama katanya udah bikin makanan kesukaan Papa loh!"bujuk Daniel tak mau kalah, dia tidak berbohong. Mamanya tadi memasak rendang kesukaan Arjuna.
"Yaudah, kalau gitu Papa masuk."Arjuna pergi sambil membawa kopi yang tadi ia minum, sedangkan Daniel tersenyum hangat.
Daniel mengambil handphone dari sakunya, lalu mencari kontak nama. Setelah dia menemukannya dia men-chat wanita itu.
Cupu cantik><
"Lo udah tidur?"
"Belum, aku masih ngerjain pr. Emang kenapa?"
"Gak ada sih. Besok gue tunggu ya! pokoknya lo gak boleh terlambat!"
"Iya, kamu tenang aja. Aku pasti bakal cepat!"
***
Pagi hari sudah muncul menampakkan sinarnya, jam sudah menunjukkan pukul tujuh pagi, tapi sejak tadi Daniel belum bangun dari mimpinya.
Kevin mengetok pintu Daniel, tapi tak kunjung di jawab, karena sudah terlalu lama akhirnya Kevin mendobrak pintunya.
Daniel kaget, mendengar suara keributan yang baru saja terjadi. Dia masih mencerna semuanya, karena nyawa dia belum terkumpul.
"Lo ngapain sih Bang?"tanya Daniel mengerutkan keningnya.
"Lo yang kenapa udah jam tujuh tapi gak bangun-bangun. Mana gue udah ketok pintu gak di jawab lagi. Gue kira lo mati!"
"Gila lo! Ya. Kali gue mati!"Daniel memutar bola matanya malas, Daniel tak habis pikir dengan pola pikir Kevin.
"Udah mandi sana! Tadi Velisya chat gue. Nanya lo di mana."
"Mampus gue!"Daniel menepuk jidatnya dengan lumayan keras padahal dia yang sudah menyuruh Velisya cepat, tapi malah dirinya yang lama.
Di sekolah Velisya sedari tadi memanyunkan bibirnya, bagaimana tidak. Sudah setengah jam Velisya menunggu Daniel tapi batang hidungnya tak kunjung nampak.
"Kenapa cemberut gitu sih Velisya? Kamu habis marahan sama Daniel."goda Marvin dengan suara lumayan keras, beruntung saja di kelas tak ada orang sama sekali.
"Ngak kok."Velisya menggeleng membuang arah pandangan ke objek lain.
"Terus?"
"Ya. Aku lagi malas soalnya pr yang semalam susah banget. Jadi aku harus begadang."
Marvin hanya ber-oh-ria, benar yang di ucapkan Velisya, Marvin saja datang lebih cepat untuk mengerjakan pr dia gak mau kena marahi oleh Mamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAVEL
Fantasy"Hujan memang bisa buat sakit, tapi kamu gak tau-kan setelah hujan itu adalah pelangi. Yang berarti ketika kamu sakit nanti kamu juga ngerasain keindahan seperti pelangi." Menjalani hubungan dengan ikatan perjodohan, bukanlah hal yang sangat mudah...