Velisya mencuci mukanya dengan kasar, lalu melepas kacamatanya. Seorang dua wanita yang melihat Velisya langsung kebingungan, karena Velisya sedari tadi menarik nafas dalam-dalam.
"Lo kenapa sih?"tanya Siska, dengan wajah khawatir.
"Aku gak papa."Velisya tersenyum simpul melihat Siska. Sedangkan Bintang dia sedari tadi tak bisa melepaskan pandangannya dari Velisya.
"Lo Velisya?"tanya Bintang dengan wajah ragu.
"Iya. Kenapa?"tanya Velisya bingung, kenapa Bintang menanyakan seperti itu. Velisya kembali menatap wajahnya ke cermin, ternyata dia melepaskan kacamatanya, pantas saja Bintang bertanya seperti itu.
Bintang menggeleng, dengan kasar Siska menarik lengan Bintang.
"Apasih tarik-tarik."Bintang mencoba melepaskan tarikan dari Siska tapi tak bisa. Kekuatan Siska tak perlu lagi di ragukan. Karena tidak terlalu fokus dengan jalannya, Siska menabrak seseorang pria yang sedang bermain handphone.Handphone pria tersebut jatuh ke lantai, "Ya. Handphone gue."pria itu menatap ke bawah.
"Maaf. Gue gak sengaja,"Siska hendak pergi, tapi tangannya sudah di cekal dari belakang.
"Lo pikir dengan lo minta maaf. Handphone gue bakal balik gitu?"tanya pria tersebut menaikkan alisnya sebelah.
Bukannya menjawab, Siska hanya diam menatap sendu pria yang ada di hadapannya.
"Garrel."Siska berbicara dengan pelan namun masih bisa di dengar oleh Garrel dan juga Bintang."Hm."Garrel hanya bergumam, lalu menatap datar wanita yang menatap dia dengan tatapan yang sulit di jabarkan.
"Lo kemana selama ini? Gue capek cari lo tau!"
Garrel memutar matanya malas, lalu menatap datar kembali Siska, Garrel melangkah lebih dekat untuk mendekatkan jarak dia dengan Siska.
"Lo bilang lo cari gue? Buktinya mana! Selama ini gue gak pernah tuh dengar kabar lo. Gue yang harusnya bilang lo kemana aja? Menghilang seperti di telan bumi!"
"Gue minta maaf. Gue bakal berubah, dan percaya sama gue. Gue gak ada niat buat ninggalin lo!"
Bintang bingung dengan kondisi sekarang, kenapa Siska sampai segitunya mengemis cinta. Memang sedekat apa mereka.
"Maaf lo udah basi dari beberapa tahun kemarin, Sis."Garrel pergi dengan wajah datar, seraya memasukkan tangannya ke saku kantong celananya.
"Gue gak bakal berhenti berjuang biar lo tau kalau gue memang tulus!"Siska berbicara dengan suara keras, tak memperdulikan keadaan sekitar dia tak perduli kalau sudah menjadi bahan tontonan. Sedangkan Garrel dia hanya menatap sekilas ke belakang, lalu pergi.
"Gila! Gila! Ini lo Siska?"tanya Bintang histeris, karena ini pertama kalinya Bintang melihat sikap Siska seperti itu.
"Bukan. Ini setan!"Siska pergi begitu saja meninggalkan Bintang.
Sedangkan dari kejauhan Keinzy sudah menyimak kejadian tadi, "Emang pria itu siapa sih? Kenapa Siska sebegitunya mengemis cinta."batin Keinzy.
"Lagi ngelamun'in apa nih?"tanya Kevin dengan tiba-tiba, sehingga Keinzy membulatkan matanya, karena Kevin datang tiba-tiba seperti hantu saja.
"Apasih! Datang tiba-tiba kayak hantu tau."Keinzy terkekeh ringan lalu mencubit pinggang Kevin.
"Apasih! tiba-tiba langsung cubit kayak gitu. Gak sopan sama pacar sendiri."
"Bodoamat. Anggap aja balas dendam."
"Mending masuk sana. Jam pelajaran udah di mulai, gak baik keluar kelas!"
KAMU SEDANG MEMBACA
DAVEL
Fantasy"Hujan memang bisa buat sakit, tapi kamu gak tau-kan setelah hujan itu adalah pelangi. Yang berarti ketika kamu sakit nanti kamu juga ngerasain keindahan seperti pelangi." Menjalani hubungan dengan ikatan perjodohan, bukanlah hal yang sangat mudah...