DAVEL 28

118 49 82
                                    

Di cafe Dirgantara, milik Papa kevin di sini lah Keinzy duduk bersama kevin sebenarnya Keinzy kadang merasa kesal kepada Kevin karena selalu menggangu dia bekerja.

"Bapak mau bicarain apa sih?"tanya Keinzy kerena sedari tadi, Kevin tak berbicara.

Kevin berdehem sebentar, lalu menarik nafas dalam-dalam.

"H-m lo mau jadi pacar gue?"

"APA GUE GAK SALAH DENGAR!"Keinzy berbicara dengan keras sehingga mampu menyita perhatian orang di sekitar situ, dengan malu Keinzy menunduk.

"Lo kalau ngomong gak usah kencang-kencang tau,"

"Bapak sih ada-ada bercanda ya,"Keinzy terkekeh ringan. Mana mungkin Kevin benaran menembak dia.

"Gue serius, tapi lo hanya jadi pacar bohongan gue!"

"Kenapa gak jadi benaran aja."Keinzy refleks menutup mulutnya karena kecoplosan.

"Apaan sih, gue cuman nepati janji gue sama si Daniel kalau gue harus punya pacar. Biar dia mau sama si Velisya,"

Keinzy berfikir sejenak, lalu sekilas ada rencana kotor yang terlintas dalam benaknya.

"Iyah, gue mau deh. Asal lo tiap hari jemput gue pulang kerja, gimana?"

"Iyah deh. Mulai besok lo udah bisa jadi pacar gue."

Keinzy mengangguk, lalu kembali melayani pembeli. Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam sudah waktunya untuk pulang, Keinzy bergegas keluar untuk menunggu taksi.

Kevin membuka kaca mobilnya lalu memanggil Keinzy yang sibuk dengan handphonenya.

"Lo mau bareng gue gak?"tanya Kevin kepada Keinzy.

Keinzy mendongakkan kepalanya, lalu memandang Kevin dari jauh, tapi suara Kevin begitu kuat sehingga Keinzy mampu mendengarnya.

Keinzy mengangguk singkat, lalu melangkah mendekati mobil Kevin.

"Ya, kali gue nolak rezeki."Keinzy masuk ke dalam mobil Kevin.

Suasana jalanan begitu ramai, walaupun sudah malam tapi masih saja ramai . Sedangkan di mobil hanya ada suara jalanan yang memecahkan keheningan. Tak adapun salah satu dari mereka yang membuka topik pembicaraan.

Keinzy dia hanya menatap jalanan dari kaca, dengan pandangan kosong. Dia masih memikirkan Papanya kenapa bisa setega itu kepada mereka.

Kevin berdehem lumayan kuat, "Lo kenapa ngelamun nanti ke sambet baru tau,"ucap Kevin yang menyadari kalau Keinzy melamun.

"Bodoh amat,"ucap Keinzy yang merasa kesal, karena Kevin yang mengganggunya khayalannya.

Setelah mengantar Keinzy, Kevin langsung menjalankan mobilnya untuk pulang. Kali ini dia tidak mampir karena takut di marahi Papa-nya.

****
Pagi hari timbul, menampakkan sinarnya yang indah, vestilasi cahaya memasuki kamar gadis berambut panjang. Dia terbangun dari tidurnya lalu bergegas ke dapur untuk memasak.

Siska mengambil makanan yang sudah terpampang di meja. Siska memakan nasi goreng yang sudah dia sediakan oleh Velisya.

Huek
Siska memuntahkan nasi yang baru saja di makannya, rasanya begitu asin.

"Ini kenapa asin banget sih!"sentak Siska karena tak biasanya Velisya memasak dengan rasa yang begitu asin.

Dengan cepat Siska menghampiri Velisya yang sedang makan di ruangan dapur.

"He, cupu kenapa lo masak rasanya asin banget. Lo sengaja ya!"bentak Siska dengan suara kuat.

"Maaf kak, aku gak sengaja kok. Lagipula rasa nasi aku gak asin kok,"

"ALASAN!"Siska melemparkan gelas kaca yang mampu membuat Velisya kaget, setelah melemparkan gelas Siska pergi begitu saja.

Velisya hanya bisa diam, dia tak mampu berkata apa-apa.

****
Di mobil hanya ada suara jalanan, mereka berdua sibuk dengan pikirannya masing-masing. Tak ada salah satu dari mereka yang memulai pembicaraan.

"H-m, kalau boleh tau kenapa kamu mutusin semua pacar kamu?"tanya Velisya. Velisya tau itu semua dari Keinzy, sebenarnya Velisya sudah tau lama tapi karena dia belum sempat menanyakan itu kepada Daniel.

"Malas. Gue capek,"ucap Daniel sambil menatap jalanan dihadapannya, sedangkan Velisya hanya ber'oh' ria.

"Lo jangan senang dulu, gue gak pacaran karena gue lagi malas. Nanti kalau gue udah gak malas gue bakal pacaran lagi,"ucap Daniel yang membuat Velisya cemberut, pupus sudah harapannya.

Daniel melirik wajah Velisya dari kaca, rasanya begitu gemas melihat wajah Velisya. Ingin sekali Daniel mencubit Velisya tapi ia tak bisa karena selalu gengsi.

Mereka turun, seperti biasa mereka selalu jadi sorotan kalau bukan Kevin ya pasti Daniel. Dua pria yang mampu menggetarkan Nusantara jaya.

Dengan jahil Daniel merangkul Velisya, sedangkan Velisya begitu terlihat takut karena banyak siswi-siswi yang melihat dia.  Tapi di sisi lain Velisya merasa senang.

"Dih, kenapa jadi akrab gitu?"

"Gue gak salah lihat kan!"

"Haa, kenapa selera Daniel jadi turun sih!"

"Lo gak usah dengerin ucapan orang-orang gak penting banget!"bisik Daniel, karena Velisya menunduk.

"Daniel,"panggil seorang pria, Daniel menatap ke arah belakang. Dengan cepat Marvin dan Gavin menyamai langkah Daniel dan Velisya.

"Hm, ada yang lagi jatuh cinta nih!"

Gavin berdehem, lalu tersenyum simpul, "Pakai acara rangkulan segala, gue tau kalian udah saling suka, jadi gak usah pamer deh!"

Daniel membuang tangannya  kasar, karena masih menyadari tangannya masih ada di bahu Velisya.

"Aku duluan ya!"pamit Velisya karena merasa canggung dengan situasi ini.

"Woy!"teriak keinzy tepat di telinga Velisya. Velisya yang mendengar teriakan dari Keinzy, langsung menutup kupingnya.

"Jangan teriak-teriak dong!"

"Ya, maaf."Keinzy menyengir menampakkan Giginya.

Siska dan Bintang datang ke dalam kelas dengan wajah jutek dan judes mereka. Siska menghampiri Keinzy yang sibuk berkaca, tanpa berfikir panjang Siska langsung membuang kaca yang di genggam oleh Keinzy.

"Apaan sih lo! gak jelas banget jadi orang!"bentak Keinzy karena memecahkan kaca kesayangannya.

"Lo udah berani sama gue?"tanya Siska dengan sorot mata tajam, tak kalah juga dengan tatapan Keinzy mereka saling memandang dengan tatapan tajam.

"Perasaan gue gak ganggu lo!"

"Gak ganggu! tadi kita lihat lo datang sama Kevin maksudnya apa?"sambung Bintang dengan emosi.

"Jadi apa salahnya?"tanya Keinzy yang masih kebingungan.

"Gue pacar Kevin!"ucap Siska dengan penekanan, sedangkan Keinzy hanya tertawa terbahak-bahak karena mendengar ucapan yang baru saja dilontarkan oleh Siska.

"Kenalin pacarnya Kevin."Keinzy mengulurkan tangannya, tapi tak dibalas sama sekali oleh Siska.

"Sinting lo!"bentak Siska yang masih belum terima dengan perkataan Keinzy.

"Apa perlu lo dengar dari orangnya langsung?"tanya Keinzy dengan nada menantang.

"Perlu,"sambung Bintang karena Siska hanya diam saja.

Mereka pergi ke kelas sebelah, Siska, Keinzy, Bintang, dan juga Velisya, sebenarnya Velisya tak ingin ikut tapi karena Keinzy memaksanya sebagai saksi.

Keinzy menghampiri Kevin yang sedang berbincang dengan Bryan.

"Lo ngapain disini?"tanya Kevin yang melihat Siska dan yang lainnya juga ada termasuk Velisya.

"Ini, mereka gak percaya kalau kita pacaran."
Keinzy mencoba mengkode Kevin dengan mengedipkan sebelah matanya.

"Kita pacaran kok, semalam gue nembak Keinzy." Kevin melihat Siska, sedangkan Siska hanya bisa terdiam.

Jangan lupa ninggalin jejak ya><

DAVELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang