DAVEL 11

123 49 2
                                    

Malam yang sejuk, yang harusnya dimana seseorang sudah tidur, berbeda dengan Keinzy saat ini dia sedang sibuk mengantar pesanan dari pelanggannya, Keinzy adalah seorang waitters di cafe Dirgantara.

"Gue capek, tapi gak boleh nyerah. Demi mama,"  Keinzy, menepis keringat yang sudah mengalir di wajahnya.

Saat ini Kevin berada di Cafe Dirgantara dia disuruh oleh Arjuna Dirgantara untuk mengambil berkas-berkas.

Kevin memasuki cafe Dirgantara milik Papanya dengan wajah datar dan juga tak lupa dengan kedua tangannya selalu ada di dalam saku.

Saat melihat keadaan sekeliling Kevin tak sengaja melihat Keinzy yang mengantar pesanan kepada salah satu pelanggan.

"Dia kerjaannya apa di sini?"tanya Kevin kepada seseorang kasir.

"Dia itu waitters disini Pak. Dia adalah wanita yang kuat Pak, dan juga sangat semangat, dia gak pernah berhenti bekerja, walaupun sudah jam istirahat," ucap sang kasir dengan perasaan iba.

Kevin, menatap dengan tatapan sendu Keinzy. Ya memang benar yang diucapkan sang kasir, Keinzy sangat bersemangat melayani pelanggan.

Jam sudah menunjukkan pukul setengah sebelas, Keinzy saat ini sedang menunggu taksi yang sudah di pesannya, tapi tak kunjung datang.

"Lo sama siapa?"tanya Kevin, membuka kaca mobilnya.

"Hah? gue?"tanya Keinzy, dengan ragu seraya menunjuk dirinya.

"Iya. Emang ada orang di sini. Selain lo,"ucap Kevin dengan wajah datarnya.

Keinzy terkekeh sebentar. "Gue nunggu taksi,"

"Mending gue antar, lagi pula udah kemalaman,"
Keinzy mengangguk, lalu masuk ke dalam mobil. Lagi pula mana mau Keinzy menolak rejeki.

Sesampainya di rumah Keinzy menyuruh Kevin untuk masuk ke dalam.

Kevin memasuki rumah yang sederhana walaupun terlihat sederhana tapi rumah tersebut dihias dengan elegan.

"Ma, aku pulang,", teriak Keinzy dengan senang.

Wanita paruh baya datang ke ruang tamu, untuk menyambut anak satu-satunya.
"Kamu udah pulang, yuk sarapan Mama udah bikin masakan kesukaan kamu."Veni tersenyum hangat kepada Keinzy.

"Yes," Keinzy melompat kesenangan. Dia baru sadar kalau dibelakangnya sudah ada Kevin.

"Oh, iya. Ini Ma aku bawain teman aku,"sambung Keinzy, dia baru ingat kalau dia datang di antar Kevin.

"Kenalin Tante aku Kevin," Kevin menyalim Veni dengan ramah.

"Venia, Mama Keinzy, kalau gitu kita sarapan bareng yuk. Kebetulan Tante udah siapin banyak makanan,"ajak Veni yang dibalas anggukan oleh Kevin.

"Boleh,"jawab Kevin tersenyum kecil.

Di meja makan Kevin memakan makanan yang sudah terpampang di meja makan. Sudah ada rendang, rasanya Kevin sangat kagum akan masakan Mama Keinzy, karena begitu pas di lidah.

"Gimana, enak gak?"tanya Veni melihat wajah Kevin.

"Enak Tante," jawab Kevin mengacungkan jempolnya.

Sedangkan Keinzy hanya  tersenyum manis, melihat Kevin. Entah kenapa rasanya jantungnya bergejolak ketika melihat wajahnya Kevin ditambah lagi saat melihat Kevin tersenyum rasanya dia ingin melayang.

Jam sudah menunjukkan pukul sebelas  malam, Kevin-pun pulang ke rumahnya, setelah berpamitan.

Kevin masuk ke dalam rumah, matanya menatap Arjuna yang sibuk dengan laptopnya.

DAVELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang