DAVEL 22

100 40 1
                                    

Malam yang sejuk, saat ini Kevin sedang di rooftop. Memandang bintang-bintang yang sedang bersinar indah. Di temani dengan secangkir kopi, membuat suasana begitu tenang.

Matanya tak berhenti melihat ke atas, ini semua dilakukan Kevin untuk melepaskan semua kerinduan kepada Adiknya, Karin.

Daniel, menatap Kevin yang sedang melihat bintang. Lalu ia berjalan mendekati Kevin.

"Lo ngapain sih?"tanya Daniel saat sudah dekat dengan Kevin.

"Lo gak lihat!"

"Biasa aja kali"Daniel terkekeh melihat respon Kevin.

"Ganggu aja lo! mau lo apa lagi?"tanya Kevin seperti tak suka. Kevin masih mengingat kejadian di kelas tadi, rasanya begitu cemburu ketika mengingat kejadian itu.

"Dih, sinis banget bang,"lagi-lagi Daniel terkekeh.

"Gue kesini, pengen minta bantuan sama lo!"lanjut Daniel.

"Apa?"Kevin menaikkan alisnya sebelah, tak biasanya Daniel meminta bantuan kepadanya.

"Bantu gue dong! biar gue bisa luluhin hati si cupu!"

"Kesambet apa lo? Jangan-jangan lo udah suka sama dia ya?"goda Kevin walaupun sebenarnya dalam hati ia sudah cemburu. Tapi tak apa ia harus belajar untuk mengikhlaskan Velisya.

"Dia mah mudah banget di luluhin Lo kasih apa kek yang disuka cewek,"lanjut Kevin.

Daniel mengangguk, mengerti.

Daniel menepuk jidatnya dia sampai lupa kalau tadi sebenarnya Daniel disuruh Arjuna untuk memanggil Kevin. Bukan menanyakan hal tersebut.

"Gue lupa. Lo tadi disuruh bokap ke ruang kerja,"

"Ngapain?"

"Mana gue tau,"ucap Daniel mengedikkan bahunya, lalu hendak pergi.

"Oh. Iya jangan lupa sama janji lo ya!"teriak Daniel, yang sudah jauh.

Suasana hanya ada hening, Arjuna menatap seluruh berkas dengan wajah yang tak bersahabat.

"Ini kenapa semua pengeluaran gak bagus? kamu bisa kerja gak sih! Papa buat nyuruh kamu itu. Karena Papa percaya sama kamu!"bentak Arjuna membuang seluruh map di lantai.

Kevin hanya diam, tak berani untuk bicara. Karena Kevin tau kalau ia menjawab pasti hidupnya bakalan tamat.

"Maaf Pa."hanya itu yang bisa di ucapkan Kevin.

"Papa gak mau tau, sekarang kamu pergi ke cafe lalu cek semua berkas dengan TELITI!"ucap Arjuna dengan penekanan.

Kevin mengacak-acak rambutnya, padahal baru saja tadi di rooftop ia merasakan ketenangan. Sekarang sudah di suruh mengerjakan berkas berkas.

Sesampainya di cafe Dirgantara, Kevin masuk. Banyak pelayan yang menyambutnya dengan ramah. Kevin hanya membalas dengan senyuman kecil.

Kevin menghampiri sang kasir, untuk bertanya tentang pengeluaran.

"Halo, Pak. Ada yang bisa saya bantu?"tanya Diana, sang kasir.

"Saya minta berkas pengeluaran bulanan kemarin boleh?"

"Boleh pak,"balas Diana dengan ramah. Lalu Diana memanggil salah satu waitters untuk mengambil berkas di ruang kerja.

"Keinzy,"panggil Diana.

Keinzy yang sedang asik melayani pembeli, menoleh ke meja kasir. Dari kejauhan Keinzy menatap pria yang sedang memakai Hoodie hitam.

Keinzy berjalan ke meja kasir, matanya menangkup Kevin yang sedang asik dengan handphonenya.

DAVELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang