DAVEL 16

99 39 4
                                    

Rintikan hujan mulai turun, Daniel dan Velisya yang sadar kalau sebentar lagi kalau hujan mau deras.  Pergi mencari tempat berteduh, mereka berteduh di pondok yang masih bisa digunakan.

Velisya mengelus tangannya, karena terlalu kedinginan. Daniel membuka jaketnya lalu memasangkan ke Velisya. Tatapan mereka bertemu, Daniel tak bisa bohong kalau Velisya Sangat cantik jika dilihat-lihat.

"Makasih,"ucap Velisya lalu tersenyum.

"Hm."Daniel memalingkan wajahnya ke arah samping. Tidak, dia tidak akan pernah jatuh cinta, itu hanya mimpi buruk yang sengaja di buat Daniel kalau sampai ia jatuh dengan Velisya.

"Kamu gak kedinginan juga?"tanya Velisya.

"Gak,"ucap Daniel dengan cuek, lalu menatap ke atas. Karena gentengnya sudah bocor.

Suasana sangat canggung Velisya tak tau mau berbicara apa. Mana Daniel yang dikenal Velisya. Daniel yang sering banyak bicara, Daniel yang suka mengganggu dia.

"Aku suka hujan,"ucap Velisya menatap hujan tersebut dengan tatapan kosong.

"Kenapa? Kan hujan bisa bikin sakit,"ucap Daniel dengan penasaran.

"Hujan memang bisa buat sakit, tapi kamu gak tau kan setelah hujan itu adalah pelangi. Yang berarti ketika kamu sakit nanti kamu juga ngerasain keindahan seperti pelangi"Velisya tersenyum lalu menatap rintikan hujan dari langit.

Daniel diam, hatinya tersentuh akibat ucapan yang baru saja dilontarkan Velisya. Daniel, sangat paham. Kalau Velisya banyak menyimpan beban dalam hidupnya. Lebih tepatnya luka di masa lalu.

***
Daniel membuka pintu, lalu menatap Arjuna yang sedang sibuk dengan laptopnya. Daniel, berjalan ke lantai atas.

"Habis dari mana kamu?"tanya Arjuna yang melihat Daniel baru saja datang.

"Main,"jawab  Daniel dengan enteng.

"Kerjaan kamu main aja! kamu gak pernah mikir sekolah kamu! kamu lihat Abang kamu Kevin dia terus belajar sedangkan kamu main terus!"bentak Arjuna.

Daniel berjalan tanpa menghiraukan perkataan Papanya. Daniel, sungguh bosan dengan perkataan Arjuna. Yang Daniel tau Papanya itu mempunyai sifat egois, dan yang paling tak disukai Daniel dari Arjuna ialah dia selalu membandingkan dirinya dengan Kevin.

Daniel baru saja mandi untuk membersihkan dirinya, setelah selesai. Daniel, merebahkan tubuhnya di kasur lalu memejamkan matanya. Pria itu selalu teringat dari ucapan Velisya entah kenapa hatinya merasa seperti tergores.

Pintu dibuka, Prilly tersenyum kearah Daniel,
lalu duduk di sofa.

"Mama, pengen kamu antar jemput Velisya!"ucap Prilly seperti tak menerima penolakan.

"Maksudnya, Ma?"tanya Daniel yang masih belum paham apa yang baru saja dilontarkan Mamanya.

"Ya. Kamu antar jemput Velisya ke sekolah. Kalian udah tunangan. Itu udah kewajiban kamu!"Prilly berbicara panjang lebar.

"Tap-,"

"Gak ada tapi-tapian! Mama gak mau ya kamu jadi anak pembangkang! pokoknya kamu harus mau. Besok kamu jemput Velisya ke rumahnya!"setelah mengucapkan itu, Prilly pergi tanpa melihat Daniel yang masih diam.

"Arghh" Daniel mengacak-acak rambutnya frustasi. Dengan perasaan kesal Daniel melemparkan handphonenya.

***
Sekolah dihebohkan dengan kedatangan Daniel dengan mobil Lamborghini Aventador SVJ, bagaimana mereka tidak kaget mobil seharga 22,5M. Dan yang paling heboh adalah Daniel datang bersama Velisya.

DAVELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang