"Gue takut nanti lo kecewa, gue gak mau bikin janji-janji tapi gue akan berusaha."
Sekolah Nusantara jaya, dihebohkan dengan beredarnya kalau Keinzy dan Kevin sudah resmi pacaran. Terus bagaimana fansnya Kevin? ya. Mereka hanya bisa meratapi nasib mereka, sedangkan Siska dia masih tak percaya dengan kenyataan itu.
Kevin dan Keinzy berjalan bersamaan, jadi tak banyak siswi yang mencibir kedekatan mereka dan juga tak banyak yang iri dengan keromantisan mereka.
"Sebenarnya, gue malas ya. Jalan berdua sama lo kayak gini, gue malu tau dilihat orang-orang,"ucap Keinzy pelan, namun masih bisa di dengar oleh Kevin.
"Gue juga malas ya. Udah ikutin aja lo gak usah peduliin mereka!"
Sesampainya di kelas, Keinzy berpamitan kepada Kevin, Keinzy berjalan ke dalam kelas dengan tatapan datar.
"Lo benaran pacaran sama Kevin?"tanya Siska yang masih tak percaya, dia belum siap menerima kenyataan itu.
"Lo bisa lihat sendirikan!"
"Gue nanya bagus ya! Lo jangan ngegas gitu!"bentak Siska dengan tatapan tak suka.
"Bodoamat, gue lagi malas berantem sama ulat bulu, nanti badan gue gatal lagi,"ucap Keinzy terkekeh lalu duduk di bangkunya.
"AWAS AJA LO!"bentak Siska, lalu kembali duduk ke bangkunya, karena guru sudah masuk.
Pak Saleh menerangkan pelajaran biologi, pelajaran yang paling di sukai oleh Velisya, begitu sebaliknya. Keinzy malah membenci pelajaran biologi.
Bosan mendengarkan Pak Saleh menjelaskan pelajaran, Keinzy mengambil tas lalu tidur. Tas itu ia buat sebagai bantal.
Jam pelajaran sudah berakhir tapi Keinzy tak kunjung bangun dari tidurnya, mungkin mimpinya terlalu indah.
"Keinzy,"panggil Velisya dengan pelan, namun Keinzy tak kunjung bangun.
"KEINZY."teriak Velisya tepat di telinga Keinzy, sehingga Keinzy terbangun.
"Apa sih teriak-teriak?"tanya Keinzy dengan nyawa yang sebagian belum terkumpul.
"Kamu mulai tadi tidur tau, aku udah lapar nih. Kamu hobi banget ya tidur?"
"Gue bukan hobi tidur, tapi gue hobi bernafas,"
"Itu bukan hobi tau."Velisya terkekeh ringan, lalu menarik lengan Keinzy supaya mau ke kantin bersamanya.
"Lo tau gak sih? sebenarnya gue itu heran lihat sikap Kevin. Susah banget di tebak,"curhat Keinzy dengan wajah lemas.
"Kamu hanya butuh waktu kok, nanti lama kelamaan kamu bisa ngertiin sikap Kevin."Velisya menepuk pundak Keinzy.
"Oh, iya. Gimana perkembangan hubungan kalian? udah makin dekat gak?"tanya Keinzy penasaran.
Velisya menggaruk kepalanya yang tak gatal, sebenarnya dirinya sama bingung dengan Keinzy.
"Aku juga gak tau, terkadang Daniel bisa perhatian, bisa cuek. Sama kayak Kevin suka berubah-ubah.""Yaudah, lo sabar aja. Siapa tau nanti kalian udah lama dekat dia mau nembak lo!"
"Tapi kami-kan udah tunangan? masa iya harus di tembak lagi?"Velisya mengerutkan keningnya, bingung.
"Ya, harus dong. Itu tanda kalau dia udah suka sama lo!"
Velisya mengangguk, mengerti dengan ucapan Keinzy. Benar juga kata Keinzy, bukankah cinta harus butuh pengakuan.
Di meja lain, Daniel sibuk mencuri perhatian. Matanya sedari tadi sudah melirik wanita yang memakai kacamata.
"Lo kalau suka sama Velisya, tembak aja bro!"pinta Gavin, karena dia sadar kalau sedari tadi Daniel mencari-cari pandangan.
"Gak usah malu deh, gengsi aja di pelihara. Lo mau dia diambil sama cowok lain?"sambung Marvin, meyakinkan Daniel.
"Memang ada cowok yang mau sama dia?"tanya Daniel, secara Velisya saja tak pernah pacaran di tambah lagi penampilan Velisya sangat kuno.
"Astaga, lo sok-sokan deh bilang gitu. Velisya itu cantik bro! cuman dia gak mau ngumbar- ngumbar- kecantikan dia. Buktinya yang kemarin lo sampai melongo sama penampilan dia!"
"Minum kok ludah sendiri."Gavin terkekeh ringan dengan sahabatnya itu, selalu saja gengsinya besar.
Daniel, acuh tak acuh dengan perkataan sahabat-nya. Disisi lain Daniel kesal dengan perkataan sahabat-nya, disisi lain perkataan sahabatnya memang benar.
****
Pelajaran sudah di mulai, Velisya sedang mengerjakan catatan, sedangkan Keinzy sedari tadi dia sibuk berkaca. Keinzy menatap ke arah Daniel, Keinzy sadar kalau sedari tadi Daniel melirik-lirik Velisya.Keinzy menyenggol lengan Velisya, Velisya menatap Keinzy kebingungan.
"Kenapa?"tanya Velisya menaikkan alisnya sebelah.
"Lo lihat deh Daniel, mulai dari tadi dia lihatin lo tau!"
Dengan cepat Velisya menatap Daniel, kebetulan bangku mereka tidak terlalu jauh, benar kata Keinzy kalau Daniel meliriknya dengan tatapan yang sulit dijabarkan.
Daniel yang sadar langsung memalingkan wajahnya ke samping, seolah tidak tau apa-apa.
"Cie.... Kayaknya Daniel udah mulai suka sama lo deh."goda Keinzy menyenggol lengan Velisya.
Velisya tersenyum simpul, jangan tanya keadaannya sekarang. Pipinya sudah memerah karena di goda Keinzy.
Jam pelajaran sudah selesai, Velisya masih menyusun bukunya, sedangkan Keinzy ia sudah selesai sedari tadi.
"Gue duluan ya! takut Kevin nungguin gue,"pamit Keinzy yang dibalas anggukan oleh Velisya.
Daniel, masih di dalam kelas menunggu Velisya menyusun bukunya.
"Kenapa lama banget sih?"tanya Daniel karena Velisya sedari tak selesai dengan kegiatannya.
"Ini udah kok."
"Yaudah ayok."Daniel menarik lengan Velisya dengan lembut, Velisya menganga tak percaya dengan perlakuan Daniel.
Untung saja siswa-siswi Nusantara jaya sudah berpulangan, jadi Velisya tak perlu khawatir.
Daniel membuka pintu mobil, lalu tersenyum simpul kepada Velisya, Velisya membalas senyuman dengan ragu-ragu karena bingung dengan sikap Daniel, tak biasanya Daniel bersikap romantis seperti ini.
"Gimana lo suka sikap gue kayak gini gak?"tanya Daniel yang masih sibuk membawa mobil.
Velisya menatap Daniel sejenak, lalu mengangguk antusias.
"Aku lebih suka kamu kayak gini, aku lebih nyaman. Tapi kadang aku takut sikap kami berubah kayak kemarin, terkadang kamu romantis, dan juga terkadang kamu kasar."Daniel menatap sendu Velisya, lalu tersenyum hangat, "Gue akan berusaha jadi yang terbaik, tapi gue gak janji ya!"
"Kamu harus janji dong!"
"Gue takut nanti lo kecewa, gue gak mau bikin janji-janji tapi gue akan berusaha."Daniel mengelus rambut Siska dengan lembut.
Sesampainya, Velisya masuk ke dalam rumah, sedangkan di ruang tamu Siska sibuk membaca majalah.
"Lo mau kemana?"tanya Siska yang baru saja melihat Velisya datang.
"Aku mau ke kamar kak,"ucap Velisya dengan keadaan menunduk, tak berani menatap wajah Siska.
"Lo masak dulu, baru ganti baju!"pinta Siska dengan tatapan sengit.
"Tap-i kak, nanti baju aku kotor,"ucap Velisya dengan nada gugup, takut Siska memarahinya.
"Gue bilang masak ya masak!"Siska menarik rambut panjang Velisya, sehingga Velisya meringis kesakitan.
"Iya kak, aku masak sekarang,"lirih Velisya dengan mata yang berkaca-kaca.
"Dari tadi kek."Siska melemparkan majalah ke wajah Velisya.
Air mata Velisya tanpa aba-aba jatuh, dia menangis dengan isakan yang pelan takut Keinzy mendengarnya, kalau Keinzy mendengar tangisannya pasti dia sudah dibilang cengeng.
Hati Velisya memang rapuh, mudah patah. Padahal Velisya sudah berusaha menjadi kuat tapi ia tak bisa, dia adalah manusia lemah. Yang bisa menghadapi masalah diiringi air mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAVEL
Fantasy"Hujan memang bisa buat sakit, tapi kamu gak tau-kan setelah hujan itu adalah pelangi. Yang berarti ketika kamu sakit nanti kamu juga ngerasain keindahan seperti pelangi." Menjalani hubungan dengan ikatan perjodohan, bukanlah hal yang sangat mudah...