DAVEL 23

90 35 2
                                    

"Lo ngapain disini?"tanya Daniel yang melihat Velisya baru saja datang. Daniel menatap Velisya dengan tatapan tanya.

"I-tu kalian disuruh sama Pak Saleh masuk,"ucap Velisya dengan gugup.

"Bentar lagi aja,"jawab Gavin dan Marvin yang sedang asik memakan kuaci.

"Kita masuk aja deh, dia udah capek-capek kesini!"tegas Daniel, karena kasihan melihat Velisya yang sudah jauh-jauh datang.

Marvin dan Gavin melihat secara bergantian, padahal kalau Keinzy kemarin Daniel usir. Tapi sekarang Velisya yang datang Daniel tak keberatan.

"Malas banget,"ucap Marvin dengan suara lesu. Marvin sangat malas jika pak Saleh yang mengajar. Karena pelajaran yang di berikan pak Saleh sangat membosankan menurutnya.

"Masuk aja deh, gue juga udah bosan,"

"Bosan apa bosan?"tanya Gavin seperti menggoda Daniel.

"Menurut lo, apaan!"umpat Daniel tak suka.

"Gue kira Lo takut sama Velisya,"goda Gavin, di selangi kekehan ringan.

Daniel menatap Gavin dengan tatapan sengit. Sedangkan Gavin yang merasa ditatap Daniel langsung menjulurkan lidahnya tak takut.

****
"Sekarang kalian berdiri di lapangan,"titah Pak Saleh berdecak pinggang.

"Tap-,"

Belum selesai Marvin berbicara, omongannya sudah di potong oleh Pak Saleh.

"Gak ada tapi-tapian!"potong Pak Saleh murka.

"Kamu juga Daniel, jangan karena kamu anak kepala sekolah jadi sesuka hati mu!"tegas Pak Saleh menjewer telinga Daniel.

"Kenapa jadi saya pak?"tanya Daniel, heran.

"Pokoknya jangan ada yang kabur! kalau ada yang kabur saya tambah hukuman!"peringat Pak saleh karena Daniel dan temannya sering kabur ketika menjalani hukumannya.

"Siap Pak,"ucap mereka dengan serempak, lalu menghela nafas panjang.

"Gara-gara lo sih,"ucap Marvin dengan rasa kesal coba aja Daniel tak menyuruh mereka masuk kelas pasti tidak akan di hukum seperti ini.

"Gara-gara siapa?"tanya Daniel, dengan aura yang tak bersahabat.

"Gara-gara Gavin tuh,"elak Marvin yang melihat wajah Daniel sudah merah.

"Kenapa gue sih!"protes Gavin yang sibuk menghormat bendera.

Setelah lama berjemur di panas hari, akhirnya Daniel dan temannya selesai. Karena jam istirahat sudah bergema.

"Lo kasih minuman ini buat Daniel tuh, dia kecapean."tunjuk Keinzy yang melihat Daniel duduk di dekat lapangan.

"Tapi aku Malu,"ucap Velisya dengan pelan namun Keinzy masih bisa mendengarnya.

Keinzy menepuk pundak Velisya dengan pelan.
"Lo harus bisa demi dapatin hati Daniel."Keinzy tersenyum meyakinkan Velisya.

Velisya menatap Daniel dari kejauhan, Velisya menerima botol minuman yang diberikan Keinzy. Dengan wajah yang menunduk dia memberanikan diri untuk melangkahkan kakinya.

"Aku harus bisa,"batinnya.

Saat ini Velisya sudah dekat dengan Daniel. Daniel menatap Velisya dengan tatapan yang sulit dijabarkan. Sedangkan Marvin dan Gavin langsung pergi dari tempatnya.

"Kita pergi."ucap mereka lalu pergi begitu saja. Mereka tidak ingin menjadi nyamuk.

"Ini minuman sama kamu."Velisya menyodorkan botol minuman ke arah Daniel.

DAVELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang