DAVEL 47

43 3 0
                                    

Di rooftop ke dua insan saling menatap langit yang berwana biru, suasana begitu tenang, di tambah lagi dengan angin sepoi-sepoi menambah kesejukan.

"Lo mau bilang apa?"tanya wanita tersebut lalu memandang sosok pria yang ada di sampingnya.

"Gue minta maaf."

"Buat apa?"wanita tersebut menaikkan alis sebelah, memangnya apa kesalahan pria yang ada di sampingnya, sehingga ia meminta maaf.

"Lo jangan marah kalau gue ngomong gini ya, dan gue harap lo terima dengan pernyataan gue."wanita tersebut hanya mengangguk lalu tersenyum kecil.

"Gue mau kita udahan!"

"Alasannya apa?"tanya Bintang dengan suara yang bergetar, dia tak tau kenapa Andryan meminta putus tanpa alasan yang jelas.

"Gue gak bisa jalanin hubungan kita, dan gue minta maaf kalau selama ini gue bikin sakit hati lo."

"Ngak. Ngak. Ini pasti karena Siska!"bentak Bintang dengan suara kuat sehingga Andryan melotot kan kedua mata nya.

"Ngak. Gue cuman gak mau kalau jalanin hubungan tanpa perasaan. Maaf Bintang, kalau selama ini gue nyakitin hati lo. Lo bisa dapat yang lebih baik daripada gue."Garrel mendekap Bintang dengan erat karena dia tau seberapa sakit hati Bintang saat mendengar pernyataannya.

"Gue gak bisa! Gue gak mau jauh dari lo Garrel."

"Lo harus bisa Bintang."Garrel mengelus pundak Bintang dengan lembut.

Seorang wanita yang ingin mencari sahabatnya kini kaget dengan apa yang baru saja di lihatnya, ini seperti mimpi buruk bagi Siska.

"Gue sayang sama lo Garrel."

"Gue tau itu!"

Deg
Bagaikan di tusuk banyak duri, hati kecil Siska merasa tergores mendengar pernyataan kedua insan yang tak jauh dari pandangannya. Badan Siska seperti susah untuk bergerak, dia tidak tau mau  berlari ke belakang atau maju ke depan.

Setelah beberapa detik akhirnya Siska memberanikan diri untuk mendekatkan langkah-kan kakinya.

"Jadi selama ini lo khianati gue? Jahat banget ya! Gue kira lo itu sahabat gue. Ternyata lo itu penghianat!"setelah mengucapkan kata-kata tersebut Siska berlari, karena tak tahan.

Bintang hendak mengejar Siska tapi tangannya sudah di cekal oleh pria yang ada di belakangnya.

"Biar gue aja yang jelasin semuanya,"kata Garrel dengan suara yang pelan namun masih bisa di dengar oleh Bintang. Bintang hanya bisa mengangguk.

***
Saat di kelas sedari tadi Daniel masih sibuk dengan pikirannya, dia masih tak tau apa arti ucapan Velisya. Berhenti katanya? Apa mungkin Velisya akan berhenti mengejar dia untuk selamanya.

Kalau iya, Daniel tidak bisa. Dia masih ingin Velisya berjuang sekali lagi. Egois bukan? Tapi itulah sikap Daniel yang sudah untuk di hilangkan.

"Lagi ngelamun-in apa nih?"Gavin menyenggol lengan Daniel dengan keras, sehingga lamunan Daniel buyar seketika.

"Ganggu aja lo!"

"Daniel jangan ribut!"pinta Bu Hana yang mendengar suara Daniel begitu kuat sehingga menggangu sebagian siswa yang sedang menulis.

"Pacar lo tuh."Keinzy menyenggol lengan Velisya, sedangkan yang di goda hanya diam. Masih sibuk bertengkar dengan pikirannya.

"Lo kenapa?"Keinzy menaikkan alisnya sebelah melihat wajah Velisya yang masih lesu, dia kembali menulis.

***
Jam sudah berbunyi pertanda pulang, Velisya berjalan di koridor sendirian, karena Keinzy masih menunggu Kevin rapat.

Saat berjalan Velisya tak sengaja melihat Daniel berbicara dengan wanita lain, dia mempercepat langkahnya. Velisya sama sekali tak ingin memandang Daniel, buktinya saat Daniel melihatnya dengan cepat Velisya membuang wajahnya ke arah lain.

DAVELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang