DAVEL 26

103 41 8
                                    

"Makanya kalau gak bisa gak usah sok kuat."nasehat Daniel, mulai dari tadi dirinya sibuk mengoceh di dalam mobil.

Velisya mengangguk, lalu menatap jalanan dengan tatapan kosong. Velisya merasa kalau kepalanya sakit, ditambah lagi perutnya terasa bergejolak dan ingin mengeluarkan seluruh isi perutnya.

"Berhenti sebentar, aku mau muntah."pinta Velisya sambil memegang perutnya.

Daniel dengan cepat menepikan motornya dipinggir jalan. Velisya buru-buru turun lalu memuntahkan seluruh sarapannya tadi pagi.

Daniel pergi sebentar ke warung membeli minum, lalu menyodorkan ke Velisya.

"Mau ke rumah sakit?"tanya Daniel dengan suara seraknya.

Velisya dengan cepat menggeleng. Lalu menerima botol minuman dari Daniel. Sesampainya. Daniel dengan perhatian mengantar Velisya sampai ke dalam rumahnya.

"Kalau lo butuh apa-apa, panggil aja gue, gue siap kok di repotin sama lo!"

Velisya tertegun, diam. Merasakan kalau satu hari ini Daniel sangat perhatian kepadanya.

"Dasar manja,"ucap Siska yang baru saja datang lalu dengan kasar dia menyenggol lengan Velisya.

***
Daniel merebahkan tubuhnya di kasur Daniel  masih menggunakan sepatu sekolahnya. Pintu dibuka oleh seorang pria dengan wajah yang tak kalah datar dengan ekspresi Daniel.

"Velisya gimana?"tanya Kevin khawatir.

"Udah lumayanlah. Tapi tadi dia muntah."Daniel mengambil handphonenya dari sakunya.

"Terus lo bawa ke rumah sakit?"tanya Kevin lagi.

"Dia nolak,"Daniel berbicara tanpa menatap kearah Abangnya. Dirinya sibuk bermain game.

"Gue boleh jenguk dia gak?"tanya Kevin dengan perasaan ragu dan juga  takut Daniel tak membolehkannya.

Daniel yang tadi fokus ke handphonenya, kini menatap Abangnya dengan tatapan heran.

"Kenapa harus izin sama gue?"tanya Daniel dengan heran.

"Karna lo tunangannya."

Daniel mengangguk, mengerti. Betul juga yang dibilang oleh Kevin.

"Pergi aja. Gue gak larang,"ucapnya kembali fokus ke handphonenya.

"Yaudah. Kalau gue pergi,"Kevin pergi lalu menaikkan kedua sudut bibirnya.

Setelah selesai bersiap-siap, dengan kaos hitam, ditambah celana pendek. Kevin terlihat begitu sangat ganteng, walaupun penampilannya sederhana.

"Ma, aku izin dulu ya!"

"Kemana?"tanya Prilly yang sibuk membaca koran.

"Ke cafe, ngurus berkas-berkas,"ucap Daniel berbohong takut nanti Mamanya tak membolehkan dirinya.

"Kamu hati-hati ya!"

Kevin mengambil kunci mobilnya, dengan rasa bersemangat dirinya ingin menjenguk Velisya. Kevin berhenti sebentar di toko buah untuk membelikan Velisya buah

Sesampainya, Kevin mengetok pintu. Pintu tersebut di buka seseorang wanita.

"Velisya mana?"

"Ke Indomaret sebentar, buat beli Snack.

"Mending kamu masuk aja."Siska menarik lengan Kevin tanpa izin, sedangkan Kevin dia hanya diam. Rasanya begitu memalaskan kalau harus ada Siska.

Satu jam sudah Kevin menunggu Velisya tapi tak kunjung datang.

"Lo kenapa nyuruh dia ke  Indomaret sih?"tanya Kevin dengan rasa marah, karena Velisya masih sakit.

"Dia aja yang mau. Gue udah larang kok,"ucap Siska berbohong padahal tadi dia yang memaksa Velisya belanja karena stok makanan dirumah sudah habis.

DAVELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang