Sebelum membaca jangan lupa
tinggalin jejak><Sore hari yang cerah, di taman banyak anak-anak bermain dengan riang. Saat ini Kevin dan Velisya sedang duduk di bangku taman sambil menatap anak kecil yang sedang bermain.
"Lo mau es krim gak?" tanya Kevin dengan senyuman, refleks Velisya mengangguk bersemangat.
Kevin pun berjalan ke arah penjual es krim, lalu memesan dua es krim.
"Gimana enak gak?"tanyanya setelah melihat Velisya sudah menghabiskan es krimnya.
"Ngak,"ucap Velisya dengan wajah jutek.
"Gak katanya. Tapi udah habis,"Kevin terkekeh ringan, sedangkan Velisya hanya bisa menyengir tak jelas.
Velisya menundukkan kepalanya, lalu meremas rok sekolahnya dengan tangan yang bergemetar dan juga berkeringat.
"Lo kenapa? kepalanya jangan nunduk dong!"Kevin mengangkat dagu Velisya dengan lembut, Velisya mendongak lalu menatap Kevin dengan tatapan sendu.
"Aku takut,"cicit Velisya dengan suara pelan, namun masih bisa di dengar Kevin.
"Takut, kenapa?"
"Aku takut kamu pergi, aku gak punya siapa-siapa lagi. Aku cuman punya kamu yang bisa ngertiin aku."tanpa sadar air mata Velisya sudah mengalir sempurna di wajahnya.
"Gue gak pergi kok. Gue tetap jagain lo,"ucap Kevin. Lalu mengelap air mata Velisya dengan lembut.
"Tapi kamu harus jauhin aku,"ucap Velisya dengan pelan, namun masih bisa di dengar oleh Kevin, lagi.
"Lo bilang, lo takut kehilangan gue? dan sekarang lo nyuruh gue jauhi lo!" Kevin menaikan suaranya. Apa maksud Velisya, Kevin jadi bingung dengan apa yang dilontarkan oleh Velisya.
Velisya menunduk, air mata sudah keluar. Velisya sebenarnya sudah mencoba untuk menahan air matanya untuk tidak jatuh, tapi Velisya tidak bisa.
Dia adalah wanita yang memiliki hati seperti kayu yang sudah busuk, murah rapuh.
Kevin yang melihat Velisya sudah menangis langsung memeluk Velisya dengan erat.
"Maaf."
"Gak papa. Aku bakal ceritain semua biar kamu ngerti,"ucap Velisya seraya mengelap air matanya.
"Lo udah siap?"tanyanya meyakinkan Velisya, Kevin tidak mau Velisya menceritakan semua hanya karena terpaksa.
Velisya mengangguk. "Sebenarnya, Siska itu kakak kandung aku."
Kevin, langsung terkejut tak percaya "Tapi kenapa bisa kalian seangkatan?"
"Dia terlambat sekolah,"jawab Velisya dengan pelan.
Kevin hanya ber-oh-ria. "Terus?"
"Mama aku meninggal setelah Melahirkan aku, sekarang kami tinggal sama Tante Najwa, dan kak Siska suka sama kamu. Aku gak tega, jadi kamu jauhin aku ya!"pinta Velisya yang dibalas gelengan oleh Kevin.
"Gue, gak bisa!"tolak Kevin dengan nada tak suka.
"Kenapa?"
"Gue nyaman sama lo! dan lo tau? lo itu mirip banget sama adik gue yang udah meninggal,"ucap Kevin lalu menatap Velisya dengan sendu.
"Mirip, gimana?"tanya Velisya dengan wajah polosnya.
"Wajah kalian mirip, apalagi mata kalian. Setiap gue lihat mata lo, sama senyuman lo. Gue jadi rindu sama adik gue, bedanya dia gak pakai kacamata,"
*****
"Udah berapa kali Tante bilang! kamu jangan dekat-dekat sama Kevin."bentak Najwa menatap Velisya dengan wajah memerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAVEL
Fantasy"Hujan memang bisa buat sakit, tapi kamu gak tau-kan setelah hujan itu adalah pelangi. Yang berarti ketika kamu sakit nanti kamu juga ngerasain keindahan seperti pelangi." Menjalani hubungan dengan ikatan perjodohan, bukanlah hal yang sangat mudah...