Chap 10 PRESENT

50 3 0
                                    

(Bisa bayangin ga guys visual Jihoon dinkantor? Ji cakep banget Ji jadi Jodoh gue aja gimana? Aamiin)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Bisa bayangin ga guys visual Jihoon dinkantor? Ji cakep banget Ji jadi Jodoh gue aja gimana? Aamiin)

🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋

Hari ini adalah hari pertama Jiyeon kembali bekerja setelah insiden satu minggu lalu. Sebenarnya Jihoon sudah mengatakan kepada Hyunsuk jika Jiyeon akan kembali bekerja besok lusa. Namun Jiyeon tetap bersikeras untuk kembali masuk kerja hari ini dengan alasan.

'Dokter aja udah ngebolehin.' Sepotong kalimat dari Jiyeon yang mampu membuat Jihoon menyerah dalam perdepatan meja makan pagi ini. Dengan terpaka ia harus menyetujui permintaan Jiyeon tentu dengan syarat.

'Oke, tapi berangkat sama balik bareng gue.' Final Jihoon membuat Jiyeon mendengus sebal.

Dan disinilah mereka sekarang, ruangan Jiyeon.

"Lo mau ngapain lagi sih kak?"Tanya Jiyeon sedikit kesal pada sang kakak. Hari ini Jihoon benar - benar seperti sedang menguntitnya. Dari berangkat kerja bersama hingga mengantar Jiyeon sampai ke ruangannya. Mungkin untuk sebagaian orang akan menyenangkan berangkat bersama dan diantar sampai diruang kerja oleh seorang Park Jihoon, yang meski terlihat sangat humble tapi percayalah dia bukan orang yang gampang di taklukan. Tapi ini Park Jiyeon, alih - alih terkesan dengan perlakuan sang kakak pagi ini ia justru merasa tak nyaman dan sediki risih.

Jiyeon memiringkan kepalanya menatap datar pada Jihoon yang masih ada didepan pintu ruanganya. Sedangkan yang diperhatikan saat ini justru memilih tak peduli dengan tatapan dingin yang menghujaninnya saat ini. Jihoon masih sibuk mengedarkan pandanganya di setiap sudut ruangan NIS yang masih kosong.

"Park Jihoon-ssi?" Panggil Jiyeon datar.

"Apa si? kalo mau masuk , ya masuk aja." Jawab Jihoon acuh.

"Lo tuh-!"

"Ohyou." Sapa seorang pria yang baru saja memasuki ruangan tersebut, pria itu Watanabe Haruto.

"Ohayou," Balas Jiyeon sembari membungkuk.

"ihiyi." Cibir Jihoon pelan membuat Jiyeon menepuk lengan sang kakak.

"Apasih?!" Jihoon tak terima.

"Dih, pergi sana lo keruangan lo sendiri." Usir Jiyeon.

"Dih, giliran sama Haruto aja manis banget lo. Gue aduin lo mendzolimi kakak sendiri." Celoteh Jihoon yang masih bisa didengar oleh Haruto karena tempat duduk Haruto tepat di depan ruangan Jiyeon, dengan sekat rendah sebagai pemisah meja antara satu agent dengan agent lainnya.

"Kalo lo ngomongnya kenceng gitu. Lo ga perlu ngomong langsung ke gue, gue juga udah tau Hyung." Sahut Haruto dari balik mejanya.

"Ooops! kelepasan Harutonya udah tau gimana tuh." Jihoon kembali cari masalah.

BulletStepTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang