CHAP 23 ANOSMIA

35 4 0
                                    

( awas maung mulai ngamuk)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

( awas maung mulai ngamuk)

Jihoon baru saja sampai di cafe sekitar markas NISIDS. Netranya mengedar keseluruh sudut ruangan mencari keberadaan seseorang.

Seseorang melambaikan tangannya menyatakan eksistensinya.

"Sorry lama." Ucap Jihoon saat mereka telah duduk berhadapan.
"Take it easy. Aku juga baru dateng ko." Jawab orang itu.

"Ada apa nemuin gue Jun?" Tanya Jihoon pada orang didepannya, Kim Junkyu.
"Aku mau ketemu Papa." Kata Junkyu tiba - tiba setelah menghela nafas berat untuk beberapa kali.
"Hah?! Jangan bercanda Jun." Pekik Jihoon.

"Aku seriu Ji. Papa harus tahu yang sebenernya. Bisa jadi mereka juga bakal membahayakan keeluarga aku." Kata Junkyu.

"Gak. gue ga izinin." Tolak Jihoon.

"Come on Ji. Sorry banget tapi kali ini aku harus ambil langkah ini."

"Jun lo-"

"Aku ga akan kenapa - napa. Pulang kerumah sendiri ga akan bikin aku celaka." Junkyu meyakin kan.

"Tapi gue ikut." Ucap Jihoon.

"Jangan dulu. Cerita dari Tante Chae keluarga kita ga berhubungan baik. Biarin aku ketemu papa dulu buat ngejelasin semuanya. Setelahnya baru aku atur jadwal ketemuan kalian."

"Handphone lo." Kata Jihoon mengetikan sederet angka di ponsel Junkyu.

"Nomor gue. Kabarin gue kalo ada apa - apa." Jihoon mengala kali ini. Ia sadar ia tak punya hak apapun untuk menahan Junkyu lebih lama. Junkyu mengangguk pelan.

'Terimakasih Ji, maaf udah jadi beban buat kalian. Kamu hebat Park Jihoon. Let me take my turn.' Batin Junkyu tersenyum tulus.

"Jadi mau berangkat kapan?" Tanya Jihoon kemudian.

"Besok gimana?" Jawab Junkyu meminta pertimbangan.

"Bole."

Waktu istirahat telah habis Jihoon terlihat berjalan menuju markas besar NISIDS. Baru saja ia sampai digerbang suara klakson menginterupsi langkah kakinya.

"Jiyeon?" Gumam Jihoon melihat sosok yang sangat ia kenali turun dari rolls royce sweptail hitam didepannya. Matanya memicing memfokuskan penglihatannya.

Jihoon menghapiri Jiyeon yang juga ikut mendekat memamerkan senyum andalannya.

Ttak!
Jihoon menjitak Jiyeon tanpa rasa berdosa.

BulletStepTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang