Surveillez votre étape pour survivre...
Akhirnya aku tahu makhluk yg menakutkan sebenarnya adalah manusia.
Ambisi, Obsesi, Ego, Emosi, Harga Diri
Membuat mereka melakukan berbagai cara untuk sekedar mempertahankan Gengsi,
Memainkan drama dengan tope...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
06:00KST Seorang pria lengkap dengan hoodie berwarna biru muda yg di padukan dengan celana training abu abu muda senada, lengkap dengan slipper putih tipis khas hotel terlihat berlari kecil menghampiri mobil sport Fort Mustang Shelby GT500 nya. Setelah memasang seatbelt dan menyeting kaca spionnya segera ia melajukan mobilnya keluar dari pekarangan rumah. Pasalnya semalam ia mendapat kabar bahwa adiknya akan kembali ke Seoul malam itu juga. Siapa lagi kalau bukan Park Jiyeon adik dari Park Jihoon. Dan laki laki yg mengemudi mobil itu benar, Park Jihoon. Jika sesuai perkiraan Jihoon, adiknya akan tiba di Korea Pukul setengah tujuh pagi. Karena mengambil penerbangan malam. Alasanya penerbangan malam lebih sepi penumpang. Sesimple itu. Jihoon melajukan mobilnya dengan cepat membelah jalan Seoul pagi itu
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah menempuh 30menit perjalanan. akhirnya Jihoon sampai di Incheon Airport. Jihoon menunggu sebentar dan akhirnya matanya memicing menemukan sosok yang ia kenal. Park Jiyeon muncul dari balik pintu kaca arrived gates memakai Coat Hitam yang membalut tubuh mungilnya lengkap dengan topi dan masker yg menutup sebagian wajahnya berwarna senada, mendorong trolly berisikan tumpukan koper dan sebuah tas tenteng di tangan kanannya. Jiyeon yang telah menyadari keberadaan sang kakak pun dengan segera mempercepat langkah kakinya menghampiri sang kakak terncinta.
"Ohayou!!" Sapa Jiyeon saat dirinya sudah berhadapan langsung dengan sang kakak. Tak lupa pelukan hangat selamat datang dari sang kakak. "Udah gede aja." Ucap Jihoon enteng saat pelukan mereka terlepas. "Namanya tumbuh itu ya makin gede. Emang lo menyusut." Sahut Jiyeon yg kemudian mengamati outfit sang kakak.
"G usah ngeliatin gitu. Gue tadi cepet cepet." Sulut Jihoon mengerti apa yang ada dalam pikiran sang adik.
Detik selanjutnya, Jiyeon dan Jihoon sudah berada di dalam mobil untuk segera pulang. Jihoon duduk di bangku kemudi sedangkan Jiyeon disampingnya duduk di bangku penumpang membuka masker dan topinya kasar.
"HEUHHH!! Lama lama engap" Celetuk Jiyeon melonggarkan seatbelt dan coatnya
"Lo berapa hari disini?" Tanya Jihoon memulai obrolan. "Belom belom udah di usir nih ceritanya" Balas Jiyeon "Ga gitu bahlul. Lo biasanya ga betahan kalo disini. Paling lama juga 2 minggu." Jelas Jihoon "Keknya bakalan lama kak. Soalnya...." Jiyeon menggantung kalimatnya. "Oo ya gapapa malah kakak seneng. Kalo bisa stay disini aja biar gampang ngawasinya." Tutur Jihoon.. "Sekalian ngasih lo kerjaan baru ya." Sarkas Jiyeon yg hanya di tanggapi oleh kekehan Jihoon. "Kak ,lo masih nyelidikin kasus 10 tahun lalu ga?" "Kenapa? Tiba tiba nanya itu?" "Ga, kalo lo masih nyelidikin gue bisa bantu." Tawar Jiyeon. "Hah. Lagian kasusnya udah ditutup." "Heh lagian penutupan kasus itu bukannya 15tahun maksimal?!" Pekik Jiyeon. "Ga ada titik terang , lagian ga ada yg bisa ditemuin lagi" Jawab Jihoon seadanya.