Siang ini Jiyeon telah berkumpul diruang kerja pribadi Chaerin bersama Jiyong.
"What you got from your sun?" Tanya Chaerin membuka percakapan. Jiyeon memberikan ponselnya pada Chaerin meminta Chaerin membaca sendiri pesan yang baru saja ia terima dari seseorang yang ia simpan dengan nama 'Sun'.
"Apa rencanamu?" Tanya Chaerin selanjutnya. Jiyeon menggeleng sebagai jawaban.
"Apa perlu melibatkan Kim Junmyeon?" Tanya Jiyong."Buat dia datang sendiri. Jangan menjemputnya. Merepotkan." Jawab Jiyeon.
"Apakah sudah waktunya menggunakan benda itu?" Tanya Chaerin.
"Gunakan saja jika diperlukan." Jawab Jiyeon. Otaknya sedang berpikir keras mencari cara untuk membebaskan orang - orang tersayangnya.Chaerin mengeluarkan box hitam persegi panjang yang sebelumnya ia dapatkan dari Seunghyun.
"Nuklir EMP atau Electromagnetic Pulse Weapon, bomb yang dirancang khusus untuk menghancurkan listrik. Ledakan ini dipusat pembangkit listrik, maka semua benda berteknologi akan kehilangan fungsinya. Tidak ada suara ledakan yang ditimbulkan. Senyap dan lembut namun sangat berbahaya.Aku, Jiyeon dan Seunghyun merancang sendiri benda ini dan sedikit bantuan dari Kim Doyoung." Jelas Chaerin. Jiyong menaikn alisnya kemudian meraih benda itu.
🦋🦋🦋🦋🦋
Para agent duduk melingkar dengan Jiyong berdiri didepan mereka dengan tangan tertumpu pada meja didepannya.
Dibelakangnya terpampang denah ruangan dari suatu tempat.
"Ini adalah langkah akhir dari misi kita dalam kasus ini. Dibelakang ku adalah denah ruangan dari Yongnamru. Cermati baik baik..." Ucap Jiyong.
"Mungkin sedikit banyak kalian sudah mengetahui bahwa bangunan ini sulit untuk ditembus karena sistem keamanan yang cukup ketat dan hanya dapat diakses melalui sidik jari." Lanjutnya.
"Aku akan membagi kalian menjadi beberapa team. Penyerang, penyelamat, dan monitor. Haruto, Jeongwoo dan Mashiho kalian akan bertugas sebagai penyerang bersama ku. Yoshi, Jaehyuk dan Hyunsuk fokuskan pada penyelamatan korban. Asahi dan Junghwan monitoring seluruh pergerakan semua agent selama bertugas. Bang Yedam, aku percaya kemampuanmu provokasi Kim Junmyeon untuk datang ke Yongnamru dengan suka rela." Pungkas Jiyong.
"Park Jiyeon?" Celetuk Jeongwoo menyadari ketidak hadiran dari salah satu temannya.
Jiyong memijat pelipisnya jengah.
'Anak nakal itu selalu menuruti emosinya.' Batin Jiyong."Aku memintanya untuk menemui seseorang." Bohong Jiyong.
"Ada pertanyaan?" Tanya Jiyong kemudian.
"Ingat, perhatikan langkah kalian. Jangan sampai terluka. Mengerti?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
BulletStep
ActionSurveillez votre étape pour survivre... Akhirnya aku tahu makhluk yg menakutkan sebenarnya adalah manusia. Ambisi, Obsesi, Ego, Emosi, Harga Diri Membuat mereka melakukan berbagai cara untuk sekedar mempertahankan Gengsi, Memainkan drama dengan tope...