Chapt. 3 Fake or Fate

115 11 0
                                    

Pagi ini, masih dengan susana berkabung sepasang kakak beradik ini sedang menikmati sarapan bersama dengan kepala tertunduk. Seperti biasa, Jiyeon yang memasak.
Tak ada kata yang terucap dari keduanya.

Berita abu - abu kematian kedua orang tua mereka benar benar mereka dengar. Bahkan Jihoon sendiri yang mengabarkan kepada sang adik.

Jihoon menghela nafas berat, menatap Jiyeon yang hanya memainkan makananya.

Tatapannya sayu, hatinya sakit, Jiyeonnya kehilamgan.

"Je~" Panggilnya selembut mungkin.
Si pemilik nama sedikit mengangkat wajahnya untuk melihat sang kakak kemudian kembali tertunduk.

"Ikhlas ya..."
Jiyeon mengangguk pelan sebagai jawaban.

Jiyeonnya kehilangan setelah penantian panjang. Harapannya sirna semalam, pencarian yang kembali dibuka pada tahun kedua Jihoon bergabung di IDS nyatanya membawa jauh dari bayangannya.

"Mau pergi buat nenangin pikiran ga?" Tawar Jihoon.
"Nyusul papa mama?" Jawaban Jiyeon membuat hatinya semakin sakit.

"Kakak naik dulu ya. Nanti kalo mau apa apa keatas aja." Kata Jihoon melangkahkan kaki menuju kamarnya.

Jiyeon meletakan ponselmya setelah benda pipih berbentuk persegi panjang itu menginterupsi kegiatan merapikan meja makannya.

...

Disisi lain seorang pria dengan setelan jas sedang duduk diruang tengah rumah megah bergaya modern minimalis memijat pelipisnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Disisi lain seorang pria dengan setelan jas sedang duduk diruang tengah rumah megah bergaya modern minimalis memijat pelipisnya.
Sesekali ia menghela napas untuk menetralkan perasaannya.
Selembar kertas yang sama dengan kertas yang diterima Jihoon tadi malam, telah tergeletak di meja ruang itu.

'Setelah delapan tahun, akhirnya kalian pulang tanpa jasad dan nyawa.' Lirihnya.

'Apa yang harus ku katakan pada Jihoon dan Jiyeon?'

'Maaf tuan, saya gagal menjaga amanat mu.' Batinnya.

Tanganya menari diatas layar ponsel pintar miliknya mengetikan beberapa kalimat dan mengirimkannya pada seseorang.

Tanganya menari diatas layar ponsel pintar miliknya mengetikan beberapa kalimat dan mengirimkannya pada seseorang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BulletStepTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang