CHAP 14 STORY

49 7 4
                                    

Para maid telah menyiapkan beberapa masakan dimeja makan dibawah arahan Sandara. Junkyu duduk bersebelahan dengan Doyoung yang masih setiap meladeni ocehannya.

Jihoon, Haruto, Jeongwoo dan Jiyeon baru saja memasuki ruangan luas itu sambil berbincang ringan. Langkah mereka terhenti ketika menyaksikan pemandangan didepannya. Junkyu yang aktif bercerita pada Doyoung lengkap dengan gerakan yang bergerak bebas menggambarkan setiap kata yang terucap dari mulutnya. Sedangkan Doyoung, pemuda itu memiliki cara sendiri untuk meladeni kakaknya. Memberikan kenyamanan pada Junkyu untuk terus berkomunikasi dengannya.

"Yeon!!" Panggil Junkyu mengalihkan atensi pada Jiyeon dan tiga orang lainnya

Jiyeon mengulas senyum tipis., kemudian menghampiri Junkyu yang telah berbinar.

"Hooni!!" Panggilannya beralih pada Jihoon yang sedari tadi mengekori Jiyeon.

"Hooni?" Beo Jiyeon bergidik ngeri mendengar panggilan Junkyu untuk kakaknya membuat Jihoon memejam kesal.

"Cerita apa tadi sama Doyoung?" Tanya Jiyeon seraya mengusap lembut pucuk kepala Junkyu.

"Aku crita sama Doyoung kalo kita abis naik pesawat terbang.. wuussshhh .. wussshh, trus kita bisa lihat awan gitu .. cantik..." Celoteh Junkyu seraya tangannya memperagakan pesawat terbang diudara.

Doyoung menatap Jiyeon dan Junkyu bergantian.

"Yeon,, boleh naik pesawat lagi ya? soalnya kan kemarin belum ketemu ultramen.." Permintaan Junkyu diakhir ceritanya membuat Haruto dan Jeongwoo melongo.

"Ga mau ah, nanti Junkyu rewel lagi. Kemaren nangiskan pas mau naikt?" Goda Jiyeon.

"Janji nanti ga nangis lagii!! Naik pesawat lagi ya Yeonie. Biar ketemu ultramen." Kata Junkyu membuat tanda V dengan Jarinya.

"Kkk ya udah tapi makan dulu ya nanti baru bole naik pesawat." Jawab Jiyeon.

"Ini makhluk apaan si?" Bisik Jeongwoo pada Haruto. Haruto menggeleng sambil bergumam "ga tahu."

Jiyeon menghela nafas pelan sebelum akhirnya mendudukan diri disamping kanan Junkyu.

"Kalian ngapain berdiri disitu?" Tanya Jiyeon yang menyadari dua rekannya masih mematung di tempatnya.

Jihoon merasakan sedikit perasaan hangat yang menyelimuti hatinya saat ini. Seumur hidupnya, Jiyeon tak pernah bersikap semanis dan selembut itu pada orang lain. Jiyeon yang ia kenal adalah gadis dingin, cuek, dengan tatapan membunuh. Namun, entah mengapa saat berada disekitar Junkyu anak itu berubah menjadi sosok yang berbeda. Hatinya melembut, tatap matanya teduh, dapat Jihoon rasakan kasih sayang yang tersalur dalam setiap tindakan Jiyeon.

"Oy, Kak." Panggil Jiyeon mengangsurkan piring yang telah berisi nasi untuk Jihoon.
Jihoon tersadar dari lamunanya sedikit berderham untuk mendapatkan kembali kesadarannya.
"Ngelamun lo?" Tanya Jiyeon memastikan.
"Hooni kalo ngalamun nanti kesambet setan lhoo...hiii.. Jadi makin seremmm" Sahut Junkyu membuat Jihoon melotot kearahnya .
"Lo tu- Ah! Apa si bahlul sakit!" Pekik Jihoon karena Jiyeon mencubit punggung tangannya.
"Yeon ga bole gitu Hooni kasihan. Sakit" Lirih Junkyu menggeleng tipis.
"Eh? Hehe iya maaf ya." Kata Jiyeon tersenyum kaku.

"Lo berdua ngapain ngeliatin begitu amat deh?" Seru Jiyeon pada Jeongwoo dan Haruto yang sedari tadi menikmati drama didepannya.
"Cringe banget liat lo begini." Cibir Jeongwoo mulai menyantap makananya.

BulletStepTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang