.
.
.Jiyeon dan Jihoon sedang berada di ruang tengah mansion mereka, tengah membicarakan sesuatu. Kediaman keluarga Park malam ini agak sepi tanpa Doyoung dan Junkyu. Karena tadi pagi Chaerin menjemput kakak beradik Kim itu ikut bersamanya. Doyoung ke TOP laboratory dan Junkyu ke rumah sakit milik keluarga nya untuk memastikan perkembangan nya. Namun entah mengapa sampai sekarang ia belum juga mengantar Doyoung dan Junkyu kembali.
"Gimana?" Tanya Jihoon tiba - tiba.
"Gimana apanya?" Jawab Jiyeon yang kini tengah merebahkan tubuhnya dengan paha Jihoon sebagai bantal.
"Gimana, udah siap kondisi rumah begini? Sepi lagi." Jihoon mulai menyampaikan maksudnya
Jiyeon memejamkan matanya tanpa menjawab pertanyaan Jihoon.
"Dek, kayanya Junkyu suka sama lo." Ucap Jihoon kemudian.
"Hmmm"
Ppuk!!
"Ck! Apaan si?!" Pekik Jiyeon saat Jihoon menepuk keningnya.
"Orang gue serius anjir."
"Siapa yang ga suka sama gue sih? Cakep iya, pinter, manis, gemesin, baik hati, ga sombong, suka menabung, suka menolong, mandiri, tajir pullmm" Kalimat Jiyeon terpotong karena Jihoon menguncir mulut Jiyeon dengan tangannya.
"PD banget." Cibir Jihoon
Jiyeon dengus kesal menghampas tangan Jihoon dibibirnya.
"Mau dengerin ga?" Tanya Jihoon di sisa - sisa kesabarannya. Jiyeon mengangguk sebagai jawaban.
"Kemarin gue sama Doyoung nemuin dia dikamarnya selese sarapan. Soalnya dia ga ngabisin sarapannya trus mukanya asem banget." Cerita Jihoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
BulletStep
ActionSurveillez votre étape pour survivre... Akhirnya aku tahu makhluk yg menakutkan sebenarnya adalah manusia. Ambisi, Obsesi, Ego, Emosi, Harga Diri Membuat mereka melakukan berbagai cara untuk sekedar mempertahankan Gengsi, Memainkan drama dengan tope...