Yuhuu.... aku kembalii!!
HAPPY READING
Sejak tiba di Bandung, Aruni masih setia menemani Neeta di rumahnya. Dirinya memutuskan untuk menginap disana, mengingat ini masih hari Minggu dan dirinya juga masih memiliki cuti yang sudah terlanjur diambilnya. Setelah kejadian semalam, mereka berdua memutuskan untuk pulang kembali ke Bandung sesuai permintaan Neeta. Sampai dengan detik ini pula, Neeta belum menceritakan semuanya kepada semua orang, dirinya masih saja bungkam akan kejadian yang telah menimpanya.
"Ta, kita makan dulu yuk. Gua udah bikinin lu bubur nih," ucap Aruni
Tak ada jawaban dari Neeta, Aruni pun mencoba menghampirinya. Membenarkan posisinya untuk menyamakan dengan sang sahabat, kemudian memegang pundak Neeta.
"Taa, udah yukk jangan bengong terus, gua bingung jadinya ini. Atau gua telpon tante Vera aja kali ya?" ucap Aruni lagi
"Jangan Ni, jangan telpon keluarga gua," ujar Neeta.
"Nah gitu dong akhirnya lu ngomong juga. Lu sebenernya kenapa sih Ta?" tanya Aruni penasaran.
"Chandra Ni Chandra" ucapnya melemah.
"Chandra kenapa Ta?" makin bingung Aruni dibuatnya.
Bukannya menjawab, Neeta pun kembali menangis. Kejadian semalam seakan kembali berputar di dalam memori ingatannya dengan sangat jelas. Hancur, mungkin kalimat itulah yang saat ini menggambarkan diri Neeta.
"Loh kok nangis lagi Ta? Udah dong jangan nangis, sumpah gua jadi bingung banget ini harus gimana?" frustasi Aruni.
"Maafin gua ya Ni, gua bikin lu pusing jadinya," ucapnya sambil menyeka air matanya.
"Ga gua maafin pokoknya sebelum lu cerita ke gua sebenernya ini tuh ada apa?"
Akhirnya Neeta menceritakan semua kejadian yang semalam Ia lihat kepada Aruni. Aruni yang mendengar itu pun tidak dapat berkata-kata. Dia cukup kaget bahkan sekarang merasa jijik dengan Chandra. Bisa-bisanya orang seperti Chandra berbuat seperti itu, terlebih lagi Chandra telah menyakiti hati sahabatnya.
"Terus sekarang apa yang mau lu lakuin Ta?" tanya Aruni
"Gua gatau Ni, gua sayang sama Chandra, gua juga gamau kalo kita harus pisah, tapi-- Neeta menggantung perkataannya.
Banyak sekali pertimbangan yang harus Neeta fikirkan jika dirinya ingin mempertahankan hubungannya dengan Chandra. Namun untuk mengakhiri hubungan dengan Chandra juga bukanlah solusi yang baik menurutnya. Dirinya takut jika salah mengambil keputusan.
"Ta, gua sebagai sahabat cuman pengen ngeliat lu bahagia. Kalo emang dengan bertahan sama Chandra lu lebih banyak sakitnya, yaudah lu tinggalin. Tapi kalo lu masih kuat dan belum cape sama semuanya, yaudah lu perjuangin dia," saran Aruni.
"Gua takut Ni, gua takut kalo hubungan gua sama Chandra berakhir akan berdampak ke keluarga gua. Ini semua terjadi kan karena perjodohan yang di lakuin sama orangtua gua, gua takut kalo gua pisah, orangtua gua bakal marah banget ke orangtuanya Chandra."
"Om Nanda pasti bakal ngertiin lu kok Ta, dia pasti bakal belain lu mati-matian. Gaada orangtua yang mau anaknya di sakitin kayak gini. Mending nanti lu ceritain semuanya ke orangtua lu ya, biar mereka juga tau. Biar kalian semua bisa ambil jalan yang terbaiknya," saran Aruni lagi.
"Makasih ya Ni, makasih lu udah mau ada di sini nemenin gua," ucap Neeta sambil menahan tangisnya
"Iya sama-sama Ta. Yaudah sekarang kita makan dulu yaa, lu belum makan loh dari semalem," ajak Aruni.
Akhirnya mereka berdua makan bersama. Setelah makan, Aruni mengajak Neeta untuk melakukan movie marathon agar Neeta bisa melupakan sejenak tentang kejadian semalam.
***
Sore ini mereka habiskan waktunya untuk movie marathon. Neeta sedikit bisa melupakan masalahnya sejenak. Saat mereka sedang asyik menonton, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu. Neeta yang mendengar itu langsung berjalan ke arah pintu dan melihat siapa yang datang. Ketika pintu dibuka, betapa kaget Neeta dibuatnya. Sosok yang menjadi sumber pikirannya dan sumber kesedihannya ada tepat di hadapannya. Chandra datang sore ini untuk menemui Neeta.
"Chandra?" kaget Neeta. "Ngapain kamu kesini?"
"Ada yang mau aku omongin sama kamu Ta," jawab Chandra
"Mau ngomongin apalagi Chan?"
"Masalah yang kemarin, kita perlu bicarain ini Ta."
"Yaudah ayo kita bicara. Jadi, apa yang mau kamu sampein ke aku?"
"Aku mau kamu rahasiain kejadian malam itu ke keluarga aku, dan aku mau kamu lupain kejadian malam itu," ucap Chandra.
"Apa kamu bilang? Aku harus lupain kejadian itu Chan? Kamu gila ya? Sampe kapan pun aku gabisa lupa sama kejadian itu Chan. Kejadian dimana kamu buat aku hancur sehancur-hancurnya, dan sekarang kamu minta aku buat lupain itu?" tidak habis fikir Neeta dengan Chandra ini.
"Iyaa kamu harus lupain, anggap semua itu ga pernah terjadi, dan kita tetep pertahanin pernikahan ini," pinta Chandra.
"Pertahanin pernikahan ini? Kalo aku mau pertahanin pernikahan ini, kamu bisa ga tinggalin si Doni itu?" suaranya bergetar.
"Gabisa Ta, sampai kapan pun aku gamau tinggalin Doni, aku sayang sama dia, aku cinta sama dia Ta. Jadi mana mungkin aku tinggalin dia begitu aja. Hubungan aku sama dia juga udah terjalin lama banget Ta."
Sakit sekali Neeta mendengar semua perkataan yang keluar dari mulut Chandra. Air mata yang sedari tadi Ia tahan, kini mengalir begitu deras. Degup jantungnya seakan berpacu lebih cepat.
"Kamu pilih aku atau Doni?" tanya Neeta.
"Aku gabisa pilih di antara kalian Ta."
"AKU ATAU DONI?!" ulang Neeta penuh tekanan.
"A-aku... aku pilih Doni Ta," jawab Chandra
Kini sudah tidak ada lagi harapan bagi Neeta, sebelumnya Ia masih yakin bahwa hubungan ini bisa dipertahankan, namun ternyata salah. Hubungannya dengan Chandra sudah rusak, sudah tidak bisa diperbaiki lagi, bahkan saat Neeta memaksakannya pun akan tetap sama hasilnya.
"Kenapa Chan, kenapa kamu lakuin ini ke aku? Kenapa harus aku orangnya Chan?" tangis Neeta semakin menjadi.
"Kamu tau ga sih Chan, kamu itu cinta pertama aku, orang yang aku cintain dan aku sayangin. Bodoh banget ya aku Chan, aku mikir kalo aku bisa perbaikin hubungan ini, aku bisa pertahanin ini semua, tapi apa? Tapi apa Chan, kamu malah lebih milih dia dibanding aku istri kamu."
"Kamu gabisa paksa aku buat milih kamu Ta, karena sampai kapan pun aku gabisa buat mencintai kamu, aku ga suka dan ga tertarik sama lawan jenis Ta."
"Kamu juga gabisa paksa aku dong Chan kalo gitu. Kamu gabisa paksa aku untuk pertahanin hubungan ini. Buat apa aku pertahanin hubungan ini kalo orang yang aku pertahanin malah mencoba buat hancurin hubungan ini Chan?" emosi dan sedih Neeta menjadi satu.
"Kamu mau kan aku ga ganggu hubungan kamu sama Doni? Kalo gitu ceraikan aku Chan," pinta Neeta.
"Aku gamau ceraikan kamu Ta, aku gamau kalo sampai orangtua aku tau masalah ini," tolak Chandra.
"Kamu egois Chan, kamu mau buat aku sesakit apalagi sih Chan? Belum cukup semua luka ini? Kamu mau siksa aku dengan cara apalagi Chandra?! Aku tau kamu gay aja udah sakit banget Chan, liat kamu mesra-mesraan sama laki-laki lain aku sakit, dan sekarang kamu tetep maksa aku buat pertahanin hubungan ini? Terserah kamu deh. Pokoknya aku tetap mau kamu ceraikan aku, dan aku akan kasih tau semua ini ke orangtuan kita," putus Neeta.
Setelah mengatakan itu, Neeta langsung masuk kembali ke dalam rumah, menutup rapat pintu rumahnya, agar Chandra tidak dapat masuk.
"Sakit Chan sakittt," lirih Neeta.
Aruni yang mendengar semua pembicaraan antara Neeta dan Chandra, segera menghampiri sang sahabat dan mencoba untuk menenangkannya.
Kesel gasih kalian sama Chandra? Coba komen dibawah guys!!! Jangan lupa vote dan share ke temen-temen kalian yaa!!!
Jangan lupa follow instagram :
@yffa_isnaenif
@nurisnaenif
KAMU SEDANG MEMBACA
CASSIOPEIA [END]
Romance[BUKAN UNTUK DI PLAGIAT!!! Buat cerita itu ga mudah, jadi please banget buat semuanya, jangan plagiat-plagiat karya orang lain yaa. "Smart people do smart think"] Dunia Neeta seakan berhenti, setelah menerima kenyataan pahit bahwa laki-laki yang dij...