Halo halo halo, lanjut lagi ya ceritanya. Jangan lupa follow dan vote ya guys!!
HAPPY READING
Setelah permintaan yang diajukkan oleh sang ayah beberapa hari yang lalu, Neeta terus saja memikirikan hal itu. Dia bingung harus bagaimana, haruskah dia menerima permintaan sang ayah, atau malah menolak permintaannya. Di satu sisi Neeta ingin menikah, tetapi dia ingin menikah dengan seseorang yang dia cintai, karena dia hanya ingin menikah sekali seumur hidup. Tapi di sisi lain, Neeta juga harus jadi anak yang berbakti kepada orangtuanya, kalau Neeta menolak permintaan sang ayah, apakah tidak sakit nanti perasaan sang ayah.
"Woy ngelamun terus deh lu perasaan akhir-akhir ini, lagi mikirin apa sih?" bingung Aruni.
"Eh lu Ni, ngagetin aja deh," kaget Neeta.
"Yee lagian sih daritadi ngelamun aja, lu kenapa sih Ta, ga biasanya lu kayak gini?" penasaran Aruni.
"Ni, kalau misalnya lu di jodohin sama orang, lu mau ga?" tanya Neeta.
"HA? LU MAU DI JODOHIN TA?" teriak Aruni.
"Ish berisik banget ya lu. Gua kan nanya, kalau misalnya lu di jodohin sama orang, lu mau atau engga?!" kesal Neeta.
"Ya tergantung sih, gua liat dulu orangnya, kalau orangnya sesuai sama kriteria gua, dan dia juga suka balik ke gua, kenapa engga. Jadi bener nih lu mau di jodohin Ta?" penasaran Aruni
"Hhm gimana ya gua ngomongnya, jadi tuh beberapa hari yang lalu, ayah gua minta gua buat nikah sama anak dari sahabatnya, tapi gua belum bisa kasih jawaban ke ayah, gua mau atau engga," jelas Neeta.
"Wah wah wah, si Om Nanda ada-ada aja ya, padahal kan sekarang udah bukan zamannya jodoh-jodohan."
"Gatau tuh ayah, gua sendiri juga bingung sama dia".
"Yaudah lu coba kenalan dulu aja sama anaknya sahabat ayah lu, kali aja lu sama dia cocok," saran Aruni. Neeta yang mendengar itu hanya bisa terdiam.
***
"Neetaaa" panggil Vera dari ruang tamu.
"Iya Bu," jawab Neeta yang sedang bersantai di halaman rumah sambil membaca novel.
"Sini sebentar, Ibu mau ngomong sama kamu."
Neeta masuk ke dalam untuk menghampiri sang Ibu yang sedang duduk di sofa ruang tamu. "Kenapa Bu?" tanya Neeta.
"Nanti malam Ayah sama Ibu mau pergi buat ketemu sama sahabatnya Ayah untuk makan malam bersama. Kamu ikut ya Ta," pinta Vera
"Ha? Kenapa aku harus ikut Bu? Engga mau ah Bu," tolak Neeta.
"Udah pokoknya nanti malam kamu harus ikut, jangan lupa pakai baju yang rapi ya, dandan yang cantik ya sayang." Setelah mengatakan itu, Vera meninggalkan Neeta di ruang tamu.
***
Casa Fontana, restaurant yang menjadi tujuan keluarga Nanda malam ini. Hampir 1 jam perjalanan yang mereka tempuh untuk sampai di restaurant tersebut. Malam ini Nanda akan bertemu dengan sahabatnya, Anton. Pertemuan kali ini bukan hanya sekedar pertemuan persahabatan biasa, ya malam ini mereka akan menyampaikan suatu pengumuman yang sudah lama mereka berdua rencanakan yaitu perjodohan.
Neeta tampak anggun dengan dress putih panjang yang ia kenakan, rambut yang sengaja ia curly dan kepang waterfall itu menambah kesan manis dan elegant. Make up yang tidak terlalu berlebihan dan sepatu heels yang ia kenakan sangat cocok dengannya. Sebenernya Neeta masih bertanya-tanya, apa maksud dan tujuan sang ayah dan ibunya mengajak dia untuk bertemu dan makan malam dengan sahabat ayahnya itu, apakah sang ayah benar-benar ingin menjodohkan dirinya dengan anak sahabatnya? Pertanyaan itu sedari tadi memenuhi pikiran Neeta.
"Halo Nanda, sudah lama sekali kita tidak bertemu," sapa Anton disertai bentangan tangan seperti ingin menyambut pelukan dari sahabatnya.
"Oh halo Anton," sambil memeluk sahabat yang ada di depannya.
"Silahkan duduk," pinta Anton.
"Wah, ini pasti Neeta yaa? Cantik sekali," kagum Ira istri Anton.
"Terimakasih Tante," ucap Neeta dengan senyum.
"Dimana Chandra?" tanya Nanda.
"Chandra? Siapa Chandra, jangan bilang dia orang yang mau di jodohin sama gua lagi," monolog Neeta dalam hati.
"Masih di jalan dia, tadi kita jalan terpisah, soalnya si Chandra masih ada kerjaan. Yaudah sekarang kita pesan makanan dulu saja ya", sambung Anton.
"Bu, aku mau ke toilet dulu ya," bisik Neeta.
"Yaudah sana, jangan lama-lama tapi ya."
Neeta pun pergi ke toilet. Sesampainya di toilet, Neeta mencoba berkaca sambil sesekali membenarkan tatanan rambutnya. Malam ini Neeta sedikti agak nerveous, karena dia mau bertemu dengan seseorang yang akan di jodohkannya nanti. Apakah laki-laki itu orang baik, apakah laki-laki itu mau di jodohkan dengannya, apakah laki-laki itu masuk ke dalam kriterianya, pertanyaan-pertanyaan seperti itu benar-benar memenuhi pikiran Neeta saat ini. Setelah dirasa sudah cukup lebih tenang, Neeta memutuskan untuk kembali ke tempat duduknya. Dari kejauhan, Neeta bisa melihat bahwa di meja tempatnya dan keluarganya duduk, ada sosok laki-laki yang baru saja datang.
"Jangan-jangan dia orang yang mau di jodohin sama gua, kok kayaknya gua pernah liat dia ya, tapi dimana, aduh gua lupa lagi," monolog Neeta.
Nah gimana bab kali ini? jangan lupa kasih saran dan komentar kalian yaa. Vote juga pastinya.
Jangan lupa follow instagram :
@yffa_isnaenif
@nurisnaenif
KAMU SEDANG MEMBACA
CASSIOPEIA [END]
Romance[BUKAN UNTUK DI PLAGIAT!!! Buat cerita itu ga mudah, jadi please banget buat semuanya, jangan plagiat-plagiat karya orang lain yaa. "Smart people do smart think"] Dunia Neeta seakan berhenti, setelah menerima kenyataan pahit bahwa laki-laki yang dij...